by INBIO
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Scientific Reports menganalisis bagaimana arsitektur tungku atau kiln tradisional di China berkembang tidak hanya dari sisi bentuk fisik, tetapi juga dari sisi ekologi dan ketahanannya terhadap lingkungan. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti Runze Liu dkk. dengan menggunakan metode KH Coder data mining dan hierarchical event coding. Fokus utama riset adalah memahami bagaimana interaksi antara desain arsitektur, kondisi geografis, dan fungsi ekologis membentuk berbagai bentuk kiln architecture di berbagai wilayah China.
Penelitian menemukan bahwa bentuk arsitektur kiln telah berevolusi secara bertahap mengikuti perubahan kebutuhan fungsional masyarakat. Dimulai dari bentuk built-against-the-mountain, arsitektur ini berkembang menjadi semi-tertanam, tertanam penuh, berbahan tanah yang diperkuat, hingga struktur independen. Evolusi ini didorong oleh kebutuhan akan penghindaran bahaya alam, adaptasi terhadap iklim ekstrem, ekspansi fungsi ruang, serta efisiensi energi dalam konstruksi. Dengan kata lain, bentuk bangunan ini mencerminkan respons langsung terhadap tantangan lingkungan dan sosial yang terus berubah.
Faktor-faktor alami seperti iklim, topografi, dan kondisi tanah terbukti memainkan peran penting dalam menentukan tipe kiln architecture seperti along-the-valley, sunken courtyard, dan bentuk independen. Variasi regional dalam struktur lengkung atau vaulted structure juga dipengaruhi oleh ketersediaan material lokal serta karakteristik geologis. Penelitian ini menunjukkan bahwa elemen lingkungan bukan hanya memengaruhi fungsi teknis bangunan, tetapi juga membentuk identitas arsitektur lokal yang berkelanjutan.
Di samping faktor lingkungan, studi ini juga menyoroti pengaruh budaya dan teknologi dalam perkembangan arsitektur gua ini. Perkembangan arkeologi budaya dan inovasi konstruksi telah mendorong transformasi fungsi bangunan dan perencanaan ekologis yang lebih canggih. Sementara itu, faktor politik seperti kebijakan pemerintah turut mendorong standarisasi teknik konstruksi, meski berperan sebagai jalur sekunder dalam perubahan arsitektur dibandingkan kekuatan alami dan budaya.
Secara keseluruhan, studi ini menawarkan kerangka baru untuk perlindungan arsitektur kiln di China dengan pendekatan yang mengintegrasikan teknologi data mining, ilmu lingkungan, dan warisan budaya. Hasil penelitian memperkuat pentingnya pelestarian arsitektur tradisional sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan. Dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai hubungan antara bangunan dan lingkungannya, pengembangan arsitektur masa depan dapat lebih adaptif dan ekologis, tanpa kehilangan nilai-nilai budaya lokal.
Original Article: https://doi.org/10.1038/s41598-025-97659-z
Ayo publikasikan artikel ilmiahmu di website generasipeneliti.id secara gratis!
Hubungi kami di WhatsApp +62 822-5828-1664 (Afifah)
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.