by INBIO
Lokomotif Pembangunan di Perbatasan Indonesia
Saat masih duduk di bangku sekolah, saya belajar bahwa Indonesia adalah negara agraris. Masihkah hal tersebut relevan dengan kondisi hari ini? Indonesia memiliki potensi sumber daya pertanian yang cukup besar dan memiliki banyak tenaga kerja yang masih bergantung pada sektor pertanian. Cobalah anda melakukan perjalanan baik di wilayah Jawa maupun luar Jawa. Anda masih akan melihat sawah terbentang dengan pemandangan indah. Bahkan terdapat sentra penghasil beras dengan kualitas terbaik di Indonesia.
Indonesia merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah Brasil yang menghasilkan produk pangan. Hal ini terlihat dari berbagai jenis komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan yang telah lama dibudidayakan masyarakat sebagai sumber pangan dan perekonomian. Jika dilihat dari sisi tenaga kerja, sektor pertanian merupakan sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja yakni lebih dari 38,05 juta orang. Oleh karena itu, sector pertanian di Indonesia bisa menjadi peluang untuk dikembangkan menjadi industri pertanian yang dapat menopang kehidupan masyarakat.
Penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi. Alasannya adalah pertanian menjadi penopang pertumbuhan ekonomi, penyedia lapangan kerja nasional, penyedia kebutuhan pangan masyarakat, penghasil devisa, pendorong perkembangan sektor industri dan pendorong pengentasan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sektor pertanian juga akan meningkatkan permintaan produk industri sehingga mendorong perluasan sektor sekunder dan tersier.
Publik berpendapat bahwa sektor pertanian tidak lagi dominan di Indonesia. Munculnya industri digital dan perkembangan sektor jasa menjadikan pertanian tidak lagi menjadi primadona. Lahan pertanian banyak berubah fungsi, terutama di wilayah Jawa. Industri tumbuh pesat dengan banyaknya pabrik. Namun hal ini tidak kita jumpai di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Sebuah kabupaten yang bahkan belum tentu semua orang Indonesia mengetahuinya. Kabupaten dengan nama terdiri dari tiga kata yang menunjukkan arah mata angin. Terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan Kefamenanu sebagai ibukotanya. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
Pertanian di perbatasan
Kabupaten TTU memiliki luas 267 hektar dengan 73 persen wilayahnya merupakan lahan pertanian. Meskipun memiliki lahan pertanian yang luas, namun produksi tanaman pangan di Kabupaten TTU mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain faktor iklim yang tidak menentu yang menyebabkan rendahnya curah hujan, akses pemasaran juga menjadi penyebab turunnya produktivitas pertanian. Menyadari hal tersebut, tentu upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan harus dilakukan.
Secara geografis Kabupaten TTU berbatasan dengan Timor Leste. Sektor pertanian mendominasi struktur perekonomian daerah dalam beberapa tahun terakhir. Sektor pertanian merupakan sektor unggulan daerah dari tahun ke tahun melebihi sektor lainnya yaitu administrasi pemerintahan, bangunan, dan layanan pendidikan. Oleh karena itu pertanian dijadikan sebagai sektor primadona dan menjadi prioritas utama pembangunan daerah.
Pertanian sebagai lokomotif pembanguan
Upaya peningkatan pertanian di kabupaten TTU dilakukan dengan menghidupkan kembali rencana menjadikan pertanian sebagai lokomotif sektor lain. Asumsinya, pertanian yang maju akan menarik perkembangan di berbagai bidang, pendidikan akan maju, kesehatan akan lebih baik, lingkungan akan lestari, dan koperasi/ UMKM akan semakin maju. Untuk melaksanakan hal tesebut, tentu memerlukan dukungan pendanaan. Alokasi anggaran pertanian dari APBD yang memadai diharapkan menguatkan peran sektor pertanian. DI sisi lain, banyak pekerja usia produktif yang enggan bekerja di industri pertanian dan lebih memilih bekerja di sektor jasa yang dari segi pendapatan tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian masyarakat. Dengan menjadikan pertanian sebagai lokomotif, diharapkan pertanian menjadi motor penggerak akan dapat mendorong masyarakat untuk sejahtera.
Dalam rangka peningkatan sektor pertanian ini, dilakukan pemetaan produk unggulan di setiap kecamatan. Setiap wilayah memiliki potensi produk yang berbeda-beda. Misalnya tanaman padi sangat potensial untuk dikembangkan di empat kecamatan, tanaman pangan jagung dapat dikembangkan di lima kecamatan lainnya. Sedangkan kacang tanah dapat dikembangkan di lima kecamatan, sedangkan bawang putih berada di kecamatan lain. Melalui pemetaan produk ini, setiap wilayah memiliki competitive advantage sehingga mampu bersaing, memiliki produk khas yang sesuai dengan kondisi tanah pertaniannya, dan mampu mengembangkan produk sehingga kualitas makin terjaga.
Sistem pertanian terpadu juga dikembangkan di kabupaten TTU. Sistem pengelolaan yang menggabungkan komponen pertanian seperti tanaman, hewan, dan ikan dalam satu kesatuan yang utuh karena adanya keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam suatu kegiatan atau areal usaha tani. Misalnya budidaya jagung. Batang dan daun dapat digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan kotoran ternak menjadi pupuk bagi tanaman jagung. Jadi ada keberlanjutan dari ekosistem tersebut.
Untuk menjadikan pertanian sebagai lokomotif pembangunan ekonomi diperlukan perubahan pola pikir dan mentalitas serta perilaku masyarakat petani. Hal ini terkait dengan pengembangan SDM pertanian untuk mengolah hasil pertanian, akses pemasaran yang memadai agar hasil panen tidak menumpuk di pasar sehingga menyebabkan harga menjadi rendah. Pemerintah kabupaten diharapkan melakukan sosialisasi, pelatihan, pendidikan keterampilan bagi tenaga kerja usia produktif untuk bekerja di sektor pertanian.
Pertanian yang tangguh akan memberikan dampak positif melalui penyerapan tenaga kerja yang banyak, pemenuhan ketahanan pangan, peningkatan penerimaan devisa, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri, dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Terdapat empat jenis kegiatan yang dapat dilakukan yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi pertanian, dan rehabilitasi tanaman pangan yang dilakukan secara bersama-sama dan terpadu.
Penutup
Di daerah perbatasan ini, sektor pertanian harus diposisikan sebagai andalan perekonomian. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir permasalahan yang muncul yaitu infrastruktur pertanian yang terabaikan, petani yang terpinggirkan, tingginya impor, rendahnya investasi, lemahnya akses pasar, dan lemahnya akses terhadap lembaga keuangan. Hal ini membutuhkan arah kebijakan pembangunan pertanian yang jelas dan terarah dari pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Jika ada lokomotif yang bisa menarik gerbong perekonomian di daerah perbatasan Indonesia, itulah sektor pertanian. Kira-kita Anda mau naik di lokomotifnya atau di gerbongnya?
Referensi:
https://www.atlantis-press.com/proceedings/acbleti-20/125957930
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.