by INBIO
Industri fashion mulai berinovasi dengan menggunakan plastik daur ulang sebagai bahan utama untuk memproduksi pakaian. Langkah ini muncul sebagai respons atas meningkatnya limbah plastik global yang sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir. Meski produk berbasis daur ulang ini makin sering dijumpai, perilaku konsumen terhadap pembelian pakaian berkelanjutan masih belum sesuai harapan. Untuk itu, penelitian ini mencoba menggali lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi minat beli terhadap pakaian berbahan dasar plastik bekas.
Penelitian dilakukan di Filipina dengan melibatkan 500 responden yang dinilai berdasarkan beberapa indikator perilaku. Model Sustainability Theory of Planned Behavior diterapkan untuk memahami niat konsumen dalam membeli produk fashion ramah lingkungan. Faktor yang dikaji mencakup Perceived Economic Concern, Perceived Environmental Concern, Perceived Authority Support, Subjective Norm, Attitude, Perceived Behavioral Control, Customer Perceived Value, hingga Behavioral Intention.
Peneliti menggunakan pendekatan machine learning—khususnya Random Forest Classifier (RFC) dan Artificial Neural Network (ANN)—untuk menganalisis dan memprediksi data secara lebih akurat. Setelah dilakukan proses pembersihan data, seleksi fitur, dan analisis korelasi, model RFC menunjukkan akurasi hingga 92%, sedangkan ANN berada di angka 91% pada 150 epoch dan 30 node layer tersembunyi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dua faktor paling kuat yang memengaruhi niat beli konsumen terhadap pakaian daur ulang adalah Customer Perceived Value dan Perceived Behavioral Control. Artinya, persepsi konsumen terhadap nilai dan kemampuannya untuk melakukan pembelian menjadi kunci utama, lebih besar dibanding pengaruh norma sosial atau dukungan otoritas.
Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi strategi pemasaran berkelanjutan. Menurut penulis, perusahaan harus fokus pada edukasi nilai produk kepada konsumen dan memperkuat kendali perilaku, misalnya melalui kemudahan akses, harga yang terjangkau, dan transparansi proses daur ulang. Dengan pendekatan berbasis data dan AI, fashion berkelanjutan bisa lebih diterima oleh masyarakat luas, khususnya di negara berkembang.
Original Article: https://doi.org/10.1057/s41599-025-05205-z
Ayo publikasikan artikel ilmiahmu di website generasipeneliti.id secara gratis!
Hubungi kami di WhatsApp +62 822-5828-1664 (Afifah)
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.