by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Rezekinta Syahputra Sembiring                 
572 0 0
Sains dan Teknologi July 17 9 Min Read

Pemanfaatan Nanocarrier dalam Nanomedicine




Untuk memahami keunggulan nanomedicine dibandingkan pengobatan konvensional, kita harus paham terhadap masalah yang terkait dengan pengobatan konvensional. Secara umum, pengobatan konvensional menggunakan molekul obat yang sangat besar yang menyebabkan keterbatasan penyebaran dan penetrasi di dalam tubuh. Hal tersebut terjadi karena mekanisme kerja obat konvensional bersifat non-spesifik yang dapat menyebabkan efek samping pada sel sehat di sekitar area target. Karena banyak obat tidak dapat bertahan dalam sistem tubuh cukup lama untuk mencapai konsentrasi yang efektif di area target menyebabkan bioavailabilitas menjadi permasalahan yang sering terjadi pada obat konvensional.

Sebagai contoh dalam pengobatan kanker, kemoterapi konvensional diketahui memiliki efek samping seperti kerontokan rambut, mual dan kerusakan organ vital. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan obat konvensional secara selektif menargetkan sel kanker sehingga memberikan dampak terhadap sel-sel sehat. Selain itu, resistensi obat merupakan masalah utama dalam pengobatan konvensional dimana sel-sel target dapat berkembang menjadi kebal terhadap obat yang diberikan dan mengurangi efektivitas terapi dari waktu ke waktu.

Nanocarrier adalah partikel nano yang dirancang untuk mengangkut obat atau zat aktif ke lokasi target secara efektif. Pada beberapa dekade terakhir, nanoteknologi telah mengalami perkembangan pesat dan membuka peluang inovasi dalam pengiriman obat yang dikenal dengan nanomedicine. Nanocarrier memiliki potensi dalam mengatasi berbagai keterbatasan yang dihadapi oleh terapi konvensional dengan menyediakan cara untuk mengantarkan obat ke sel target secara efektif dan spesifik. Dengan ukuran yang sangat kecil, nanocarrier dapat menembus penghalang biologis yang sebelumnya tidak dapat ditembus oleh molekul obat konvensional seperti penghalang darah-otak.

Karakteristik nanocarrier yang ideal untuk pengantaran obat mencakup beberapa aspek penting seperti stabilitas nanocarrier dalam sirkulasi sistematik sangat penting dalam mencapai lokasi target sebelum terdegradasi oleh sistem kekebalan tubuh, kemampuan nanocarrier untuk menghindari deteksi oleh sistem kekebalan tubuh melalui mekanisme seperti PEGylation (penambahan rantai polietilen glikol) membantu memperpanjang waktu paruh nanocarrier dalam tubuh, kapasitas muatan yang tinggi memungkinkan nanocarrier membawa jumlah obat yang cukup dalam mencapai efek terapeutik yang diharapkan, spesifisitas target yang tinggi dapat dicapai melalui penambahan ligan target yang memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi dan mengikat reseptor tertentu pada sel targe sehingga memastikan obat hanya dilepaskan di area yang sesuai.

Dalam keperluan pengantaran obat, berbagai jenis nanocarrier telah dikembangkan berdasarkan karakteristik dan keunggulannya. Liposom merupakan vesikel berbilayer lipid yang memiliki kapasitas untuk mengenkapsulasi obat hidrofobik dan hidrofilik. Pemanfaatan liposom dapat meningkatkan bioavailabilitas obat dan mengurangi toksisitas sistemik. Micelle terdiri dari blok kopolimer amfifilik  mampu meningkatkan kelarutan obat yang kurang larut dalam air dan meningkatkan akumulasi di jaringan yang berpenyakit. Nanopartikel berbasis polimer seperti nanopartikel polylactic-co-glycolic corrosive (PLGA) memiliki pengendalian pelepasan obat yang baik dan biokompatibilitas yang tinggi sehingga cocok untuk berbagai aplikasi klinis.

Dendrimers memiliki struktur bercabang yang banyak titik pengikat untuk molekul obat dalam pengantaran multi-obat atau terapi kombinasi dalam satu stage nanocarrier. Quantum dost sering digunakan untuk imaging dan diagnostik sehingga memiliki potensi sebagai alat pengantaran obat karena quantum dost memiliki ukuran dan karakteristik optik yang unik. Seperti fullerences dan nanotube karbon, nanokarbon dapat diaplikasikan untuk terapi dan diagnostik karena nanokarbon memiliki kapasitas muatan yang tinggi dan dapat menembus membran sel.

Melalui penggunaan nanocarrier, nanomedicine dapat meningkatkan efikasi pengobatan dengan mengirimkan obat secara tepat ke area yang tepat, mengurangi efek samping dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Sebagai contoh dalam pengobatan kanker, nanocarrier dapat diubah untuk berfokus pada sel-sel tumor secara spesifik, mengurangi kerusakan pada sel-sel sehat dan meningkatkan hasil terapi. Selain itu, kemampuan nanocarrier untuk menembus penghalang biologis seperti penghalang darah-obat memungkinkan pengobatan baru untuk penyakit neurologis yang sebelumnya sulit diobati dengan obat konvensional.

Sumber:

  1. NANOMEDICINE: PERSPEKTIF MASA KINI DAN TANTANGAN MASA DEPAN
  2. Paul Ehrlich's magic bullet concept: 100 years of progress
  3. Optimizing anthocyanin Oral delivery: Effects of food biomacromolecule types on Nanocarrier performance for enhanced bioavailability
  4. Enhancement of the efficacy of synthetic and natural anticancer agents through nanocarrier for colon cancer treatment

Editor:     Rezekinta Syahputra Sembiring                 

AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.