by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Diani Mentari                 
1281 0 3
Sains dan Teknologi February 14 8 Min Read

Cryopreservation, strategi penyimpanan sel secara in vitro




Sel merupakan unit makhluk hidup terkecil yang dapat melaksanakan fungsi kehidupan. Terkait hal tersebut maka sel dapat bermetabolisme, tumbuh, membelah diri dan tentunya mengalami kematian. Sel sering digunakan sebagai obyek penelitian di laboratorium karena dapat digunakan sebagai obyek percobaan in vitro. Lalu, apakah sel dapat disimpan dalam waktu yang lama?Sehingga keberlangsungan penelitian dapat berkesinambungan?

Ya, sel dapat disimpan dalam waktu yang lama dengan teknik penyimpanan yang disebut dengan cryopreservation. Cryopreservation merupakan metode penyimpanan sel pada suhu yang sangat rendah -80ºC atau di dalam nitrogen cair. Hal ini dimaksudkan agar sel dorman sehingga proses metabolisme terhenti. Hal ini dimaksudkan agar sel ketika dihidupkan kondisinya sama seperti pada saat cryopreservation. Cryopreservation mempunyai tujuan di antaranya: mengurangi terjadinya penuaan sel akibat pembelahan, mengurangi kontaminasi bakteri, menjaga agar sel  tidak mengalami genetic drif, mengurangi biaya pemeliharaan sel dan menghemat tempat penyimpanan.

Kita ketahui bahwa sel diselubungi oleh membran sel ataupun dinding sel yang tersusun oleh komponen lipid, lemak, fosfat dan beberapa komponen lain. Pada saat proses penyimpanan dengan suhu rendah, maka sel akan mengalami pengerutan membran sel akibat shock perubahan suhu, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan sel. Maka untuk menjaga struktur sel, pada saat proses cryopreservation ditambahkan  reagen yang disebut dengan Cryoprotectants (CPAs) yang berfungsi melindungi membran/dinding sel agar tidak rusak.  Cryoprotectants  tersebut dapat berupa gliserol dan DMSO (Dimetil sulfoksida).

Proses cryopreservation harus dilakukan secara bertahap dengan menurunkan suhu penyimpanan, awalnya sel ditempatkan pada suhu ruang, kemudian dipindahkan pada pendingin -4ºC selama 30-60 menit kemudian dipindahkan ke freezer -20ºC selama 15 menit dan baru dimasukkan ke dalam -80ºC atau nitrogen cair. Penurunan suhu yang dilakukan secara bertahap bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan sel. Proses crypreservation sering digunakan dalam dunia medis khususnya pada in vitro fertilization  (IVF) untuk menyimpan sel telur (ovum), sperma ataupun sel hasil pembuahan.

 

Sumber 

Raju R, Bryant, S.J., Wilkinson, B.L., Bryant, G. 2021. The need for novel cryoprotectants and cryopreservation protocols: Insights into the importance of biophysical investigation and cell permeability. Biochimica et Biophysica Acta (BBA). 1865(1). 

Zhang, P., Tan P., Gao Y. Zhang X.J., Xie Y, Zheng D, Zhou S., and Qing‑Feng L. 2022. The efect of glycerol as a cryoprotective agent in the cryopreservation of adipose tissue. Stem Cell Research & Therapy. 13:15 Jang T.H., Park, S.C., Yang J.Y., Kim J.Y., Seok J.H., Park U.S, Choi C.W.,

Lee S.R.,Han, J. 2017. Cryopreservation and its clinical applications. Integrative Medicine Research


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.