by INBIO
Usia bukan lagi menjadi salah satu penentu dari sifat kedewasaan seseorang. Secara formal, kedewasaan seseorang akan dinilai ketika ia telah menginjak usia 17 tahun, namun belum tentu secara psikologi dia sudah mencapai taraf dewasa. Banyak anak yang secara usia telah mencapai 17 tahun, namun masih bersifat kekanak-kanakan atau biasa disebut dengan childhis. Dalam kehidupan nyata pasti kita pernah menemui seseorang dengan usia yang masih sangat muda, tetapi mempunyai kemampuan berfikir dan bersikap sudah sangat matang. Namun, terdapat juga orang yang sudah matang secara usia, tetapi belum mampu mempunyai sikap dan sifat yang dewasa, masih bersifat kekanakan dan tidak dapat mandiri.
Kedewasaan seseorang dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu secara administratif dan secara pemikiran dan tingkah laku. Secara administratif biasa diukur dari usia ketika dia sudah mencapai 17 tahun atau biasa disebut dengan masa remaja akhir. Pada usia ini biasanya seseorang sudah harus memiliki kartu identitas kependudukan. Bahkan pada sebagian besar perkembangan pertumbuhan anak akan didukung dengan mulai berubahnya tampilan fisik dan gaya hidupnya. Namun, tak jarang juga banyak anak yang ketika sudah menginjak usia tersebut masih bersifat kekanakan.
Desawa juga dapat dilihat dari segi tingkat kematangan pemikiran dan sikap. Seseorang dapat dikatakan dewasa ketika ia sudah memiliki pemikiran yang matang dan dapat memilih keputasan untuk hidupnya dengan tepat. Namun, tingkat kedewasaan seseorang tentu tidak selamanya dapat diukur ataupun ditakar dengan berbagai ilmu pengetahuan, melainkan dari sikap metal dan perilaku yang ditampilkannya dalam menyikapi dan menghadapi berbagai tantangan dan masalah dalam kehidupannnya.
Kedewasaan seseorang memang tidak dapat diukur hanya dari usia saja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu :
1. Pengalaman Hidup
Pengalaman hidup sangat mempengaruhi kedewasaan seseorang. Ujian hidup dan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam hidup tentu akan mempengaruhi perubahan kedewasaan. Saat seseorang mengalami sebuah masalah dalam hidupnya, maka ia mau tak mau dipaksa untuk melakukan sesuatu dan segera mengambil sikap. Dari pengalaman tersebutlah, maka sikap dan kepribadiannya tentu juga akan dapat berubah. Pengalaman hidup tersebut dijadikan sebuah pembelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya.
2. Lingkungan dan Pergaulan
Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Saat seseorang hidup dalam lingkungan yang terbuka dan dewasa maka dirinya juga akan bersifat dewasa. Sedangkan, pergaulan juga dapat mempengaruhi sifat kedewasaan. Contohnya saat seseorang bergaul dengan anak-anak tentu ia akan memiliki sifat yang seperti anak-anak, namun jika ia bergaul dengan orang yang dewasa dan bijaksana ia juga akan menyesuaikan sikap dan sifatnya menjadi lebih dewasa.
3. Latar Belakang Pendidikan
Pendidikan yang dimiliki seseorang juga sangat mempengaruhi cara berfikirnya. Latar belakang pendidikan tidak hanya terbatas dari pendidikan formal saja, namun juga cara seseorang belajar dari lingkungan sekitar dan pengalaman hidupnya.
4. Kemampuan Diri untuk Berkembang
Kemampuan diri untuk terus berkembang dan perubahan pola pikir yang semakin matang dapat dilihat dari perubahan pada diri yang selalu berusaha berproses ke arah yang lebih baik.
Manusia dalam hidup tentu akan mengalami perubahan secara usia yang semakin menua setiap waktu, namun untuk menjadi dewasa itu sebuah pilihan. Tidak semua orang memilih untuk menjadi dewasa, kembali lagi terhadap diri individu tersebut. Tidak ada standar pasti yang dapat menentukan kedewasaan seseorang, tergantung dari sudut pandang mana manusia melihat dan menilainya. Manjadi dewasapun bukan hanya sebuah hasil namun bagaimana ia dalam berproses. Pada intinya manusia harus tetap berusaha dan selalu belajar agar dapat menyesuaikan antara usia dan sikap serta pemikiran yang dihasilkan agar selalu selaras dan berusaha menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.