by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Agatha Ria Budiyana                 
248 0 0
Sains dan Teknologi February 12 6 Min Read

Husband Stitch, Apakah Berbahaya?




Baru-baru ini fenomena husband stitch menggemparkan masyarakat melalui sejumlah platform media sosial. Sebenarnya fenomena husband stitch ini sudah ada sejak lama. Namun kini cukup banyak perempuan yang berani bersuara karena menjadi korban dari praktik medis yang sangat mengancam nyawa ini. Husband stitch memiliki arti sebagai “jahitan suami” dimana suami akan meminta dokter kandungan untuk memberikan jahitan ekstra selepas istri melahirkan untuk mempersempit lubang miss V.

Asal Mula Praktek Husband Stitch 

Di dalam Miss V, terdapat otot yang dapat melebar atau merenggang agar membuka jalan untuk bayi selama persalinan. Namun, lubang Miss V terkadang tidak cukup lebar untuk dilewati oleh kepala bayi. Pada kondisi seperti ini, dokter biasanya memutuskan untuk melakukan episiotomi guna mencegah robekan Miss V yang lebih serius.

Episiotomi merupakan prosedur ketika dokter menyayat area perineum, area antara lubang Miss V dan anus. Episiotomi bertujuan untuk memperluas lubang Miss V, sehingga memungkinkan bayi untuk melewatinya dengan lebih mudah. Dokter atau bidan juga dapat melakukan episiotomi jika terjadi komplikasi selama persalinan.

Melansir dari Medical News Today, praktek husband stitch dimulai sejak pertengahan 1950-an. Dokter akan mengencangkan vagina dengan menambahkan jahitan pada wanita yang mengalami robekan atau mendapatkan episiotomi selama persalinan. Hal ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan wanita dengan mempertahankan ukuran dan bentuk vagina, baik untuk meningkatkan frekuensi orgasmenya atau untuk meningkatkan kenikmatan suaminya saat berhubungan.

Mitos mengenai miss V yang akan semakin longgar setelah melahirkan anak memang masih kencang terdengar di telinga. Padahal miss V merupakan satu-satunya organ “ajaib” yang bisa membesar seukuran bayi, dan kembali ke ukuran semula ketika sudah melewati proses persalinan. Karena mitos tersebut lah kata medicalnet.com, para suami sangat khawatir sehingga diam-diam meminta dokter untuk melakukan jahitan ekstra.

Para istri sebaiknya bicarakan mengenai proses kehamilan sampai proses persalinan dengan suami sampai detail. Jangan lupa sampaikan praktik-praktis medis apa saja yang bisa membahayakan istri di kemudian hari termasuk praktik husband stitch. Jangan sampai kekhawatiran suami yang tidak masuk akal ini malah mengancam nyawa istri sendiri. Prosedur medis seperti proses melahirkan normal atau proses operasi caesar pastinya sudah legal dan mendapatkan izin resmi. Sayangnya banyak “dokter nakal” yang mau melakukan husband stitch hanya semata demi uang tambahan. Para suami perlu tahu bahwa husband stitch masuk kategori malpraktik karena tidak memberikan manfaat dan berisiko merenggut jiwa sang istri.

Lubang miss V setiap perempuan memiliki fungsi untuk proses reproduksi dan mengeluarkan cairan berupa darah menstruasi jika tidak dibuahi. Untuk itu jahitan ekstra sangat tidak dianjurkan karena dapat menghambat jalan keluarnya darah menstruasi. Akibatnya siklus menstruasi bisa menjadi kacau dan menimbulkan pembengkakan di area rahim. Jika lubang miss V dijahit paksa agar ukurannya mengecil, para istri bisa kesakitan ketika sedang berhubungan intim. Di beberapa kasus, lubang miss V yang sudah mendapatkan jahitan ekstra mengalami pendarahan hebat setiap kali berhubungan intim karena ukurannya terlalu sempit. Karena terus menerus mengalami luka, akibatnya miss V akan mengalami infeksi parah hingga mengeluarkan nanah dalam jumlah banyak. Jika bakteri akibat luka gesekan pada miss V sudah menyebar hingga ke dalam rahim, istri berisiko harus mendapatkan tindakan pengangkatan rahim.

Dampaknya untuk Kesehatan Fisik Maupun Mental Ibu

Alasan kenapa husband stitch kini dilarang adalah karena beberapa wanita melaporkan bahwa mereka telah menerima jahitan ini tanpa persetujuan mereka terlebih dahulu. Menurut WHO, dokter perlu meminta persetujuan wanita yang akan melahirkan sebelum melakukan episiotomi atau anestesi lokal terlebih dahulu

Alasan lainnya, husband stitch ternyata justru bisa membuat hubungan intim lebih menyakitkan untuk kedua pasangan. Jadi, bisa dipastikan tidak ada keuntungan yang diperoleh dari prosedur ini karena, vagina wanita memiliki otot yang otomatis kembali ke keadaan semula setelah melahirkan. Ada pun beberapa komplikasi lain saat wanita mendapatkan episiotomi atau husband stitch:

- Peningkatan nyeri di area sayatan.
- Perdarahan yang terjadi terus-menerus.
- Kebocoran urine atau feses.
- Tanda-tanda infeksi, seperti nanah, bau tak sedap, atau bengkak di lokasi sayatan.
- Mengalami nyeri saat berhubungan intim.
- Pembentukan jaringan parut.
- Prolaps rahim.
- Trauma emosional.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.