by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Aisyah Nurul Fitri                 
589 0 0
Acara Akademik June 30 9 Min Read

Pemberian Edukasi Menggunakan Media Leaflet dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Menyusui Mengenai Pentingnya ASI Eksklusif di Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang




Rekomendasi dari World Health Organization (WHO) mengenai ASI eksklusif antara lain selama 6 bulan pertama kehidupan bayi diberikan air susu ibu (ASI), setelah 6 bulan pemberian ASI dapat diikuti dengan penambahan makanan pendamping ASI yang bergizi dan aman untuk bayi, ASI tetap dapat diberikan hingga usia bayi 2 tahun atau lebih. World Health Organization. (2018).

Diketahui bahwa masa-masa setelah melahirkan adalah periode penting bagi ibu untuk mencegah terjadinya kelebihan berat badan. 12– 25% wanita mengalami retensi berat badan yang substansial 5 kg atau lebih setelah melahirkan. Berat badan yang dipertahankan setelah melahirkan, terjadi karena lemaknya disimpan secara sentral bukan perifer. (Althuizen, E. et.al, 2011).

Pemberian ASI dapat membantu ibu dalam mengurangi berat badan dikarenakan produksi ASI yang membutuhkan energi yang cukup besar (sekitar 500-650 kkal/hari), maka menyusui dapat membantu mengurangi tumpukan lemak yang ada ditubuh.(Arisman, MB, 2004). Menyusui secara eksklusif dapat menurunkan berat badan ibu, sehingga dapat mengurangi risiko obesitas postpartum. (Adriani, M & Wirjatmadi, B, 2012).

Faktor-faktor seperti aktivitas fisik, asupan energi total, tidur pada masa postpartum, pertambahan berat badan keMenyusuian total, dan tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan perubahan berat badan ibu dari sebelum keMenyusuian hingga 12 bulan postpartum. (Althuizen, E. et.al, 2011).

Akan tetapi, sebagian besar ibu setelah melahirkan mengalami kenaikan berat badan sampai terjadi obesitas. Hal ini disebabkan oleh, Salah satu anggapan yang beredar di masyarakat tentang ibu menyusui adalah bahwa ibu menyusui seharusnya makan dengan jumlah porsi dua kali lipat sebagaimana porsi untuk dua orang. Faktanya anggapan tersebut tidaklah benar. Berdasarkan AKG (2019), penambahan kalori selama menyusui 6 bulan pertama hanya sebesar 330 kkal, dan 6 bulan kedua hanya sebesar 400 kalori atau setara hanya dengan penambahan 1-2 biji kue/biskuit saja.

Tanggal 05 Juni 2024 telah dilaksanakannya edukasi program pendampingan pada ibu menyusui di Wilayah kerja Puskesmas Andalas Kota Padang. Kegiatan dilakukan di 3 Posyandu yaitu Posyandu Kembar Asoka IV Gantiang, Posyandu Kenanga III Jati Baru, dan Posyandu Delima I Jati Rumah Gadang. Kegiatan yang dilakukan berupa Pemberian Edukasi Menggunakan Media Leaflet dalam Peningkatan Pengetahuan Ibu Menyusui Terhadap ASI Eksklusif, Fisiologi Ibu Menyusui, dan Gizi Ibu Menyusui. Sebelum pemberian edukasi, tim melakukan pengukuran LILA, konseling, melakukan pretest, pemberian leaflet, pemberian materi dengan media leaflet dan terakhir adanya post-test.

Catatan edukasi berdasarkan pola pertanyaan kuisioner yang nantinya akan dibagikan kepada ibu Menyusui. Pada saat dilakukan konseling, setiap individu memberikan kuesioner untuk memperoleh data ibu menyusui serta melakukan PAGT namun dalam proses asuhan gizi terstandar kegiatan monitoring dan evaluasi tidak dilakukan sehingga PAGT hanya sampai ditahap intervensi.

 

Pada saat melakukan edukasi dan assement di temukan 1 orang ibu menyusui di Posyandu Kembar Asoka IV Gantiang yang mengalami obesitas. Pada kasus ibu menyusui dengan kasus obesitas perlu adanya pengawasan yang tepat. Untuk itu, upaya penulis dalam memberikan edukasi tentang gizi seimbang pada ibu obesitas dengan dukungan keluarga untuk memenuhi gizi seimbangnya. Diketahui Ibu W dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang memiliki IMT diatas normal yaitu 26,2 Kg/m2. Hal tersebut merupakan salah satu tanda Ibu W mengalami obesitas. Serta Ibu W diketahui memiliki pola makan yang tidak seimbang untuk ibu menyusui 6 bulan kedua, karena ibu makan 2 kali lipat biasanya dikarenakan mitos bahwa jika sedang menyusui harus makan 2 kali lipat daripada biasanya, Ibu W juga tidak mengonsumsi protein nabati, dan hanya 1 kali mengonsumsi sayur dan buah dalam sehari.

Pada saat dilakukan pretest dan post test didapatkan adanya peningkatan pengetahuan saat diberikan eduksi dapat dilihat dari hasil pretest ibu W menjawab 10 soal dengan benar dari 15 soal dan hasil posttest ibu W menjawab 14 soal dengan benar dari 15 soal. Dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan pada ibu W.  Berdasarkan assesment gizi diatas bahwasanya Ibu W dapat kita tarik kesimpulan bahwasannya berdasarkan PES:

  • Kelebihan Berat Badan/Overweight/Obesitas (NC 3.3) berkaitan dengan kelebihan asupan zat gizi dalam tubuh ditandai dengan Berat Badan Ibu tidak Ideal, dan IMT diatas normal.
  • Asupan Makan Berlebih (NI 2.2) berkaitan dengan porsi makan ibu selama menyusui 2 kali lipat dari biasanya.
  • Asupan Tidak Adekuat (NI 5.7.1) berkaitan dengan ibu tidak mengonsumsi protein nabati.
  • Asupan Serat Tidak Adekuat (NI 5.8.5) berkaitan dengan ibu hanya mengonsumsi sayur dan buah 1 kali sehari.
  • Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi (NB 1.1) berkaitan dengan kurangnya terpapar pendidikan yang berhubungan dengan gizi ditandai dengan porsi makan ibu selama menyusui 2 kali biasanya, kurangnya konsumsi protein nabati, kurangnya konsumsi sayur dan buah.

Intervensi yang diberikan berupa pemberian edukasi menggunakan media leaflet dalam peningkatan pengetahuan Ibu W terhadap obesitas pada ibu menyusui dengan tujuan dapat meningkatkan pengetahuan ibu W dengan materi mengenai apa itu obesitas pasca menyusui ASI eksklusif, penyebab, gejala, dampak, pencegahan, serta contoh menu sehari ibu menyusui. Dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu diharapkan ibu dapat merubah perilaku konsumsi makan serta pola makan.