by INBIO
Kacang tanah mempunyai arti ekonomi penting karena merupakan sumber lemak dan protein nabati sebagai menu makanan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kacang tanah juga diambil minyaknya untuk berbagai keperluan, misalnya minyak goreng, pelumas, dan kosmetik. Selain itu, batang dan daun (brangkasan) kacang tanah dapat digunakan untuk pakan ternak.
Menurut data statistik pertanian, produksi kacang tanah pada tahun 2010 sebesar 779.228 t/ha, dengan luas lahan 620.563 ha. Produksi tersebut masih belum memenuhi kebutuhan sehingga perlu ditingkatkan. Dalam meningkatkan produksi kacang tanah terdapat hambatan antara lain adalah terjadi serangan penyakit seperti penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan, bercak daun, karat, dan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eriyanto Yusnawan dan Alfi Inayati di balitkabi litbang pertanian (Indonesian Legumes and Tuber Crops Research Institute, Indonesian Agency for Agricultural Research and Development) menemukan bahwa bandotan yang selama ini dikenal sebagai tanaman liar dapat membantu para petani untuk mengurangi penggunaan pestisida pada tanaman kacang tanah. Penyakit karat merupakan penyakit penting kedua pada kacang tanah setelah bercak daun. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Puccinia arachidis yang termasuk ke dalam ordo Uredinales, kelas Basidiomycetes. Pada umumnya, gejala terdapat pada permukaan daun bawah yang berupa pustul berwarna coklat seperti karat besi (Gambar 1). Jika pustul pecah terdapat sejumlah uredospora yang menyerupai tepung. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit karat yaitu: suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan curah hujan.
Esktrak bandotan dengan konsentrasi yang rendah mampu mencegah penyakit karat kacang tanah yang selama ini mersahkan para petani dan mengganggu hasil panen. Sebelumnya, penggunaan pestisida banyak dilakukan untuk mencegah terjadinya gagal panen, namun penggunaan pestisida yang berlebihan terutama pestisida dari bahan kimia tentu tidak baik bagi kesehatan maupun untuk lingkungan. Pemanfaatan ekstrak bandotan ini dapat menjadi solusi sebagai pestisida alami yang ramah lingkungan dan ekonomis, dibandingkan dengan pestisida kimia. Sehingga harapan kedepannya, penggunaan ekstrak bandotan sebagai pestisdia alami dapat meningkatkan hasil pertanian kacang tanah dan meningkakan kesejahteraan para petani.
Sumber: https://agrivita.ub.ac.id/index.php/agrivita/article/view/1889
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.