by INBIO
Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa pola pemanasan di Samudra Pasifik Tropis memiliki dampak besar terhadap bahaya siklon tropis di berbagai wilayah dunia. Penelitian ini menemukan bahwa pola pemanasan yang menyerupai El Niño dapat meningkatkan risiko siklon tropis, terutama di pesisir Asia dan cekungan Atlantik. Sebaliknya, jika pemanasan yang terjadi lebih mirip dengan pola La Niña, risiko siklon tropis juga tetap tinggi, menunjukkan bahwa variasi pola pemanasan laut memiliki peran penting dalam perubahan intensitas badai tropis.
Siklon tropis dikenal sebagai salah satu bencana alam paling merusak karena membawa angin kencang, hujan deras, dan gelombang badai yang dapat menenggelamkan wilayah pesisir. Kerusakan akibat siklon tropis diperkirakan mencapai miliaran dolar setiap tahun, dan dengan meningkatnya emisi antropogenik, dampaknya semakin memburuk. Studi ini menyoroti bahwa komunitas pesisir yang sebelumnya hanya menghadapi badai besar setiap 100 tahun sekali kini berisiko mengalami badai serupa lebih sering, misalnya setiap 75 tahun atau bahkan lebih sering. Oleh karena itu, memahami bagaimana perubahan iklim mempengaruhi frekuensi dan intensitas siklon tropis menjadi sangat penting untuk perencanaan mitigasi dan adaptasi.
Namun, terdapat perbedaan signifikan antara pola pemanasan laut yang diprediksi oleh model iklim dengan yang diamati dalam sejarah. Model iklim menunjukkan bahwa dengan pemanasan global, gradien suhu permukaan laut di Pasifik Tropis akan berkurang, yang dikenal sebagai respons El Niño. Sebaliknya, pengamatan selama setengah abad terakhir menunjukkan peningkatan gradien suhu laut, lebih menyerupai pola La Niña. Perbedaan ini menunjukkan bahwa masih ada ketidakpastian dalam memahami bagaimana laut akan merespons perubahan iklim di masa depan, tetapi yang jelas, kedua skenario ini memiliki konsekuensi besar terhadap siklon tropis.
Penelitian ini juga membedakan antara pemanasan yang terjadi secara alami dan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Pemanasan alami dapat terjadi akibat variabilitas iklim seperti ENSO (El Niño-Southern Oscillation), yang sudah lama diketahui mempengaruhi pola siklon tropis di berbagai belahan dunia. Namun, pemanasan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti emisi gas rumah kaca juga berperan dalam mengubah pola suhu laut. Studi ini menunjukkan bahwa kedua faktor ini – baik pemanasan alami maupun yang dipicu oleh manusia – dapat memiliki dampak serupa dalam meningkatkan bahaya siklon tropis.
Dengan adanya ketidakpastian mengenai pola pemanasan di Pasifik di masa depan, sangat penting bagi pemerintah, ilmuwan, dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan dalam perencanaan adaptasi perubahan iklim. Pemahaman yang lebih baik tentang interaksi antara pemanasan laut dan siklon tropis akan sangat membantu dalam mengurangi risiko bencana. Studi ini menegaskan bahwa pola pemanasan laut tidak hanya menentukan intensitas siklon tropis tetapi juga frekuensinya, yang berarti bahwa langkah-langkah mitigasi harus segera diambil untuk melindungi komunitas pesisir dari ancaman badai yang semakin besar dan sering terjadi.
Original Article: https://doi.org/10.1038/s41612-025-00997-y
Ayo publikasikan artikel ilmiahmu di website generasipeneliti.id secara gratis!
Hubungi kami di WhatsApp +62 822-5828-1664 (Afifah)
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.