by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Nia Ramadhani                 
454 0 2
Opini Akademisi July 12 5 Min Read

Hallyu dan Islam Berada di Persimpangan Jalan?




Gelombang Korea atau yang dikenal dengan istilah Hallyu telah menimpa segenap lapisan masyarakat Indonesia, kecanggihan teknologi merupakan unsur utama yang membuat penyebarannya begitu masif, masyarakat dapat dengan leluasa mengakses informasi apapun yang berkaitan dengan hallyu ini. Dampak yang ditimbulkan meliputi segenap sendi kehidupan, fenomena hallyu yang bermula dari sekedar media hiburan hingga menjadi gaya hidup yang mampu mempengaruhi nilai dan prinsip kehidupan masyarakat 

Arus globalisasi memaksa peradaban dari segenap penjuru dunia untuk terus berpacu dengan waktu agar mampu memproduksi hal – hal yang menjadi kecenderungan dan minat mayoritas, dalam hal ini Korea Selatan telah mampu menjadi kiblat yang membawa pergeseran nilai pada abad ini. Maka bukan hal yang berlebihan apabila dikatakan bahwa Korea Selatan sering menjadi representasi gaya hidup yang diimpikan saat ini setidaknya oleh fandom nya, baik itu dari segi penampilan fisik artisnya, gaya hidup, bahkan hal – hal kecil dalam kehidupan sehari – hari diwarnai oleh nuansa Korea. fenomena inilah yang mengakibatkan tercetusnya istilah hallyu oleh seorang jurnalis asal China yang terkejut dengan popularitas hiburan dan budaya Korea di China kala itu 

Dalam tulisan ini saya ingin mengajak untuk merefleksikan fenomena Hallyu dengan berpijak pada nilai dasar yang kita pegang sebagai masyarakat yang dikenal dengan kearifan lokal dan penganut agama mayoritas. Sejatinya Indonesia dibangun dari unsur kehidupan yang penuh dengan nilai – nilai kearifan yang tertanam dari nenek moyang kala itu, hingga kelunturan menimpa bangsa yang diawali oleh ketidakpedulian terhadap sejarah. Terdapat berbagai faktor penyebab, utamanya dikarenakan oleh kemunculan – kemunculan berbagai alternatif yang dianggap lebih menarik. Fenomena ini perlu diwaspadai sebagai ancaman bagi nasionalisme bangsa, namun dalam tulisan ini lebih mengupas dari perspektif nilai – nilai Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. 

Islam merupakan agama yang menerapkan aturan yang kompleks, akan menjadi sesuatu yang riskan menyaksikan perkembangan hallyu dalam menjangkiti penganut agama Islam di Indonesia saat ini. Hal ini bukan tanpa alasan, masuknya kebiasaan maupun nilai – nilai yang tidak sesuai dengan ajaran Islam ibarat berada di persimpangan jalan, penganut Islam yang kini ikut terjangkiti oleh Korean wave mau tidak mau dipaksa harus memilih antara dua jalan ini, karena tidak akan pernah bisa berjalan beriringan. 

Mayoritas warga Korea Selatan (56,1%, berdasarkan sensus nasional 2015) tidak memiliki kepercayaan. Sedangkan penganut agama hanya menjalankan sekedarnya, karena unsur agama bukan suatu hal yang mendapat perhatian bagi mayoritas penduduk Korea Selatan. 

Lantas apa hubungannya? Jelas ada, seorang Psikolog agama yang bernama prof. Dr. Hj Zakiah Drajat meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang, beliau menjelaskan bahwa cara seseorang berfikir dan bertindak tidak bisa dilepaskan dari keyakinannya. Oleh karenanya tidak heran apabila produk hiburan Korea Selatan tidak jarang menampilkan hal – hal yang tidak sejalan dengan kaidah keagamaan. Seperti dalam adegan drama Korea yang secara tidak langsung dapat merusak aqidah seorang muslim, paham hedonisme, materialisme begitu leluasa dikembangkan dalam skenario cerita yang disajikan. Bahkan sering kita jumpai diselipkannya konten – konten pornografi yang dapat merusak pemikiran penikmatnya, terutama bagi kalangan remaja muslim. 

Menyatakan bahwa kemerosotan muslim disebabkan oleh Korean wave tentu bukanlah hal yang benar. Sejatinya Islam memiliki tantangan penyebaran pada setiap masanya sejak awak kemunculan agama ini. Namun tidak bisa dipungkiri terdapat misi terselubung yang dipropagandakan dibalik kesuksesan Korean wave, konten – konten yang ditampilkan mengandung unsur misionaris yang memerangi nilai – nilai Islam.

Pada tulisan ini penulis tidak fokus membahas terlalu dalam tentang konten yang ditampilkan tapi lebih pada dampak yang diakibatkan oleh fenomena hallyu terkhusus dalam perspektif Islam dan bagaimana hal ini mampu melunturkan kepribadian seorang muslim sejati sebagai kelompok penganut agama mayoritas yang ikutan terdampak oleh Korean wave ini. Hal ini membuktikan masih lemahnya pemahaman mayoritas penganut Islam tentang agamanya sendiri sehingga gelombang Korea yang menimpa Asia khususnya Indonesia tidak mampu dibendung dampaknya, sehingga akhirnya tidak bisa begitu saja dinilai sebagai ancaman terhadap integrasi, bahkan bagi nilai Islam, namun pembenahan yang perlu dilakukan kembali, tentang sejauh mana Islam mampu berevolusi dalam mengemas konten keislaman yang dapat menarik minat penganutnya tanpa ada unsur paksaan seperti halnya fenomena hallyu yang digandrungi tanpa melalui paksaan melainkan dikemas secara implisit.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.