by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Maryam Ghina Rahma                 
4333 1 10
Sains dan Teknologi October 10 10 Min Read

Kelenjar Endokrin Part 1




SISTEM ORGAN KELENJAR ENDOKRIN

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang melibatkan hormon dalam melaksanakan tugasnya. Sistem endokrin berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan, homeostasis, dan reproduksi. Endokrin merupakan istilah (endo-dalam, crin-mensekresikan) ini menunjukkan bahwa kelenjar mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan mensekresikan zat yang disebut hormon.

Fungsi kelenjar endokrin :

  1. Menghasilkan hormon yang dialirkan ke darah yang diperlukan oleh jaringan tertentu
  2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
  3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
  4. Merangsang pertumbuhan jaringan
  5. Mengatur metebolisme

Kelenjar dari sistem endokrin

Mengenal Sistem Endokrin dan Zat yang Dihasilkan Tiap Organ

  1. Kelenjar Pineal

  1. Pengetian

Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri, epiphysis, conarium atau mata ketiga ) adalah suatu kelenjar endokrin pada otak vertebrata yang menghasilkan serotonin turunan dari melatonin, suatu hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/ tidur dan fungsi musiman. Kelenjar pineal adalah kelenjar di dalam otak yang berfungsi menghasilkan hormon melatonin. Hormon ini berperan untuk menimbulkan kantuk dan mengatur irama tidur alami (irama sirkadian). Itulah sebabnya, jika fungsi kelenjar pineal terganggu, maka dapat terjadi insomnia atau sulit tidur.

Kelenjar pineal berwarna abu-abu merah dan  berukuran sebutir beras (5–8 mm) pada manusia, bertempat hanya di rostro-dorsal dengan colliculus superior dan di belakang serta di bawah stria medullaris. Dia adalah bagian dari epithalamu. Kelenjar pineal adalah struktur berwujud garis tengah seperti buah pohon cemara, dan sering terlihat di tengkorak X-ray.

  1. Fungsi

Fungsi kelenjar pineal adalah untuk mengeluarkan hormon melatonin, yang mengirimkan sinyal ke bebagai orga tubuh tentang kondisi pencahayaan lingkungan

  1. Patologi

Salah satu gangguan pada kelenjar pineal yang bisa terjadi adalah tumor kelenjar pineal. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala sakit kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan, dan mudah lupa. Hingga saat ini, kelenjar pineal masih menyimpan segudang misteri dalam dunia medis.

  1. Kelenjar Hypothalamus
  1. Pengertian

Hipotalamus adalah bagian otak yang mengeluarkan hormon untuk mengendalikan fungsi organ dan sel tubuh. Fungsi hipotalamus yang paling utama adalah homeostasis, yaitu memastikan dan mempertahankan semua sistem tubuh tetap berjalan stabil. Hipotalamus melepaskan hormon-hormon ke bagian lain dari otak, yaitu kelenjar pituitari. Kelenjar ini kemudian akan mengirimkan hormon tersebut ke berbagai organ tubuh lainnya.

  1. Fungsi

Meski berukuran kecil, fungsi hipotalamus sangat penting dalam pengendalian fungsi tubuh. Tidak hanya mengontrol suhu tubuh, rasa lapar, dan haus, fungsi hipotalamus juga berkaitan dengan kemampuan tubuh untuk mengendalikan beberapa hal lain, seperti:

  • Mengontrol denyut jantung
  • Mengendalikan suasana hati
  • Mengelola dorongan seks
  • Mengatur siklus fisiologis harian, seperti kualitas maupun kuantitas tidur

Selain itu, hipotalamus dianggap pula sebagai pengatur semua fungsi hormonal dalam tubuh. Hal ini karena hipotalamus bekerja sama dengan kelenjar pituitari dalam menjaga peran berbagai kelenjar penghasil hormon di tubuh, seperti kelenjar tiroid, ovarium, atau testis.

  1. Patologi

Fungsi hipotalamus bagi tubuh dapat terhambat akibat adanya gangguan yang juga dikenal dengan disfungsi hipotalamus. Penyebab gangguan fungsi hipotalamus yang paling umum adalah cedera kepala berat, tumor otak, atau operasi otak maupun prosedur radioterapi.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang juga bisa menyebabkan gangguan fungsi hipotalamus, di antaranya:

Gejala gangguan fungsi hipotalamus pada anak umumnya ditandai dengan masalah pertumbuhan dan pubertas dini atau justru terlambat. Bila terdapat tumor, gejala yang dirasakan bisa meliputi sakit kepala yang setiap hari bertambah parah atau gangguan penglihatan.

  1. Kelenjar Pituitary
  1. Pengertian

Kelenjar pituitari atau juga dikenal sebagai kelenjar hipofisis adalah kelenjar yang memproduksi berbagai hormon penting untuk mengatur banyak fungsi tubuh manusia. Kelenjar ini sering dijuluki kelenjar master karena hormon yang disekresikan (dikeluarkan) olehnya mengatur fungsi sejumlah kelenjar dan hormon lain dalam tubuh. Dengan begitu, kelenjar ini tidak bekerja sendirian untuk melakukan fungsi tubuh.

Hormon dari kelenjar hipofisis bertindak sebagai pembawa pesan dari dan ke sel-sel tubuh yang berbeda. Sebelum kelenjar ini memproduksi hormon, otak akan terlebih dahulu mengirimkan sinyal dari hipotalamus sebagai pusat komunikasi antarkelenjar. Setelah itu, kelenjar pituitari baru akan mulai memproduksi hormon yang bertindak sebagai sinyal bagi kelenjar lain dan organ tubuh untuk mengatur fungsi mereka

  1. Fungsi

Fungsi utama dari kelenjar hipofisis ialah memproduksi dan melepaskan beberapa jenis hormon yang membantu menjalankan fungsi penting dalam tubuh manusia.

Adapun, hormon-hormon ini membantu mengatur mekanisme:

  • pertumbuhan
  • produksi dan pembakaran energi (metabolisme),
  • respons tubuh terhadap stres atau trauma,
  • reproduksi
  • persalinan dan pascamelahirkan, hingga
  • pengeluaran susu dari kelenjar susu (laktasi).

Dikutip dari Cleveland Clinic, manusia tetap bisa bertahan hidup tanpa kelenjar pituitari selama ia minum obat untuk menggantikan hormon hipofisis yang hilang. Karena perannya dalam menjalankan fungsi penting tubuh, kekurangan hormon dari kelenjar ini bisa mengancam jiwa bila tidak diobati.

  1. Patologi

Gangguan paling umum pada kelenjar pituitari adalah tumor pituitari. Tumor bisa disebabkan oleh cedera, efek obat-obatan tertentu, perawatan kanker, maupun perdarahan di dalam tubuh. Tumor pituitari jarang berkembang menjadi kanker, tetapi kondisi ini bisa mengubah produksi hormon menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Beberapa contoh gangguan atau kelainan yang disebabkannya yakni sebagai berikut :

  1. Akromegali

Kelebihan produksi hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) pada orang dewasa bisa menyebabkan suatu kondisi yang dikenal sebagai akromegali. Kondisi ini ditandai dengan pembesaran pada bagian-bagian tertentu dari tubuh Anda, seperti kepala, wajah, lengan, dan kaki. Akromegali juga bisa memicu masalah metabolisme.

  1. Gigantisme

Kondisi kelebihan growth hormone (GH) pada anak-anak atau remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan juga bisa menyebabkan kondisi yang disebut gigantisme. Gigantisme tak hanya memengaruhi bagian tubuh tertentu, tetapi juga menyebabkan seseorang tumbuh lebih cepat dibandingkan orang-orang sebayanya.

  1. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing (Cushing’s syndrome) bisa disebabkan karena kelenjar hipofisis melepaskan terlalu banyak hormon adrenokortikotropik (ACTH). Sebagai akibatnya, ACTH yang berlebih merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon kortisol dalam jumlah besar. Penyakit yang juga dikenal sebagai hiperkortisolisme ini bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang cepat dan gula darah tinggi sehingga meningkatkan risiko diabetes.

  1. Prolaktinoma

Tumor jinak pada kelenjar pituitari juga bisa memicu prolaktinoma, yakni kondisi saat hormon prolaktin terlalu banyak dilepaskan ke dalam aliran darah. Efek paling umum dari kondisi ini ialah penurunan kadar hormon seks. Selain itu, prolaktinoma juga bisa menyebabkan gangguan serius, termasuk infertilitas atau kemandulan.

  1. Hipopituitarisme

Hipopituitarisme umumnya disebabkan oleh kerusakan pada kelenjar pituitari atau hipotalamus, salah satunya akibat pertumbuhan tumor jinak di dalamnya. Kondisi ini bisa membuat tubuh Anda kekurangan satu atau beberapa hormon hipofisis, seperti hormon pertumbuhan (GH), hormon luteinizing (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH).

  1. Diabetes insipidus

Berbeda dari diabetes pada umumnya, diabetes insipidus disebabkan oleh kelenjar hipofisis yang tidak melepaskan cukup hormon antidiuretik (ADH) atau vasopresin. Hal ini menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak urine. Akibatnya, Anda menjadi sering buang air kecil, sulit menahan kencing, hingga mengompol.

  1. Sindrom sella kosong

Sindrom sella kosong atau empty sella syndrome (ESS) merupakan kondisi langka saat kelenjar hipofisis berubah bentuk atau menyusut karena masalah pada bagian sella turcica. Dalam beberapa kasus, ESS bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon, sering sakit kepala, hingga perubahan penglihatan. Selain tumor, terdapat gangguan lain yang dikenal sebagai apopleksi pituitari. Kegagalan fungsi kelenjar pituitari secara tiba-tiba bisa mengancam jiwa.

  1. Kelenjar Thyroid
  1. Pengertian

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Tiroid mengeluarkan dua hormon penting, yaitu:

Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa. Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin (Hipotiridisme), maka tubuh akan merasa kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu banyak (Hipertiroidisme), tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan berkurang.

  1. Fungsi

Secara umum, fungsi kelenjar tiroid sangat signifikan dalam proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh manusia.

Berikut adalah beberapa fungsi hormon tiroid dari kelenjar yang memiliki efek pada hampir semua jaringan tubuh, di antaranya adalah:

  1. suhu tubuh,
  2. Nafsu makan,
  3. Penyerapan zat,
  4. Pergerakan usus,
  5. Kecepatan dan detak jantung,
  6. penggunaan energi tubuh,
  7. Perkembangan fisik anak,
  8. pertumbuhan otak anak,
  9. Daya konsentrasi,
  10. Gerak refleks,
  11. Pemakaian oksigen oleh sel-sel tubuh,
  12. fungsi seksual,
  13. Pola tidur, dan
  14. Hormon reproduksi.
  1. Patologi

Sama halnya seperti berbagai organ lain di dalam tubuh, kelenjar tiroid juga bisa mengalami gangguan. Gangguan ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon tiroid di dalam tubuh Anda, yang kemudian menimbulkan penyakit tiroid. Terkadang kelenjar tiroid bisa menjadi kurang aktif sehingga produksi hormon menjadi lebih sedikit. Begitu pun sebaliknya, kelenjar tiroid bisa bekerja terlalu aktif sehingga jumlah hormon yang dihasilkan terlalu banyak. Meski bisa dialami oleh siapa pun, kasus gangguan tiroid pada wanita cenderung lebih tinggi ketimbang pria. Efek dari penyakit tiroid dapat membuat Anda merasa tidak nyaman. Untungnya, sebagian besar kondisi akibat gangguan tiroid dapat diatasi dengan baik jika didiagnosis dan dirawat dengan benar.

Berikut merupakan berbagai jenis gangguan yang dapat terjadi pada kelenjar tiroid. :

    1. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme (hipertiroid) merupakan kondisi yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Kondisi ini membuat metabolisme tubuh menjadi lebih cepat. Hipertiroidisme dapat menyebabkan penurunan berat badan secara drastis yang tidak disengaja dan membuat jantung berdetak lebih cepat atau tidak teratur. Pada hipertiroid yang disebabkan oleh penyakit Graves, biasanya ditemukan gejala lain, seperti pembengkakan pada tulang kering kaki, bola mata yang menonjol, penurunan penglihatan, penglihatan ganda, dan luka di kornea mata.

    1. Hipotiroidisme

Kebalikan dari hipertiroid, hipotiroidisme (hipotiroid) adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan hormon tiroid. Alhasil, metabolisme tubuh pun melambat. Gejala penyakit hipotiroid bisa bervariasi, tergantung pada tingkat keparahannya. Namun, secara umum gejala hipotiroid cenderung berkembang perlahan dan dapat memakan waktu selama beberapa tahun. Awalnya mungkin Anda tidak menyadari gejala hipotiroid seperti kelelahan dan kenaikan berat badan. Namun, semakin lama kondisi ini akan membuat proses metabolisme Anda terus melambat. Jika ini terjadi, Anda akan merasakan gejala yang lebih jelas.

 

    1. Nodul tiroid

 

Nodul tiroid atau gondok lokal ditandai dengan kemunculan benjolan padat atau berisi cairan yang terbentuk di dalam tiroid. Kebanyakan kasus nodul tiroid tidak menimbulkan gejala. Meski jarang bersifat kanker, pasien tetap harus melakukan pemeriksaan guna mengetahui sebaran gondok lokal.

    1. Gondok

Gondok mengacu pada pembesaran jaringan tiroid yang abnormal. Kondisi ini bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki kondisi hipertiroidisme maupun hipotiroidisme. Untuk mengetahui apakah ditemukan hipotiroid atau hipertiroid, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa kadar hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid pasien. Meski tidak terasa sakit, gondok yang terlalu besar dapat menyebabkan rasa tak nyaman, batuk-batuk, atau sulit menelan.

    1. Tiroiditis

Tiroiditis merupakan penyakit peradangan dan pembengkakan pada kelenjar tiroid yang membuat produksi hormon jadi berlebihan atau berkurang. Kondisi ini terdiri dari berbagai jenis yang berbeda. Jenis yang paling umum menyerang orang-orang yakni tiroiditis Hashimoto.

    1. Kanker tiroid

Kanker juga bisa tumbuh di jaringan tiroid. Ada empat jenis kanker tiroid yang umum, yakni kanker tiroid papiler, meduler, folikel, dan anaplastik. Kanker tiroid yang berhasil dideteksi pada awal kemunculan penyakitnya masih bisa disembuhkan. Jadi, penting untuk melakukan deteksi dini terkait dengan kondisi ini.

  1. Kelenjar Parathyroids
  1. Pengertian

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar penghasil hormon paratiroid yang berperan penting dalam mengatur kadar kalsium dalam darah. Jika kelenjar ini mengalami gangguan, maka Anda berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan tulang. Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher, tepatnya di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri dari 4 kelenjar kecil yang ukurannya sebesar kacang polong. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar paratiroid memiliki fungsi yang besar bagi tubuh.

  1. Fungsi

Berikut ini adalah beberapa fungsi kelenjar paratiroid:

  • Mengatur pelepasan kalsium dari tulang ke aliran darah.
  • Mengendalikan penyerapan kalsium dari makanan atau minuman pada saluran pencernaan.
  • Merangsang pembentukan vitamin D pada ginjal.
  • Meningkatkan penyerapan kalsium di ginjal dan mencegah ginjal membuang kalsium melalui urine.
  • Membuat ginjal mengeluarkan fosfat melalui urine.
  • Meningkatkan kadar magnesium dalam darah.
  1. Patologi

Pada kasus tertentu, dapat terjadi gangguan pada kelenjar paratiroid yang membuat kelenjar ini memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon paratiroid. Hal ini tentu saja dapat mengganggu keseimbangan kadar kalsium dalam darah. Masalah kesehatan yang mungkin terjadi akibat gangguan pada hormon dan kelenjar paratiroid antara lain:

    1. Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme terjadi ketika kadar hormon paratiroid dalam darah terlalu tinggi. Akibatnya, tulang dapat menjadi rapuh (osteoporosis) dan terjadi pembentukan batu ginjal.

 

Penyakit hiperparatiroidisme ini belum diketahui dengan jelas apa penyebabnya. Namun, faktor genetik dan penyakit tertentu, seperti kanker atau tumor kelenjar paratiroid, diduga dapat menyebabkan terjadinya hiperparatiroidisme.

Hiperparatiroidisme sering kali tidak menunjukkan tanda atau gejala yang jelas. Namun, hiperparatiroidisme terkadang dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

  • Nafsu makan menurun.
  • Gangguan pencernaan, seperti, mual, muntah, dan sembelit.
  • Sering buang air kecil.
  • Tubuh terasa lemah dan selalu lelah.
  • Nyeri tulang dan sendi.
  • Sakit perut.
  • Nyeri punggung
  • Sulit konsentrasi dan mudah lupa.
    1. Hipoparatiroidisme

Hipoparatiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar paratiroid kurang aktif dan membuat kadar hormon paratiroid dalam tubuh terlalu rendah. Penyakit ini membuat kadar kalsium dalam darah dan tulang berkurang serta kadar fosfor meningkat.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti penyakit autoimun, kelainan bawaan pada kelenjar paratiroid, rendahnya kadar magnesium dalam darah, komplikasi dari operasi pengangkatan kelenjar tiroid maupun paratiroid, atau efek samping dari terapi radiasi kanker.

Penderita hipoparatiroidisme dapat merasakan beberapa gejala berikut:

  • Gangguan sensorik, seperti kesemutan, muncul sensasi perih, atau mati rasa, di bibir, jari tangan, dan jari kaki.
  • Nyeri otot atau kram di bagian kaki, perut, atau wajah.
  • Spasme atau kram otot, terutama di sekitar mulut, tangan, lengan, dan tenggorokan.
  • Nyeri saat menstruasi.
  • Rambut rontok.
  • Kulit menjadi kering dan kasar.
  • Kuku menjadi rapuh.
  • Masalah psikologis, seperti mudah cemas atau depresi.
    1. Pseudohipoparatiroidisme

Pseudohipoparatiroidisme adalah penyakit genetik yang sangat langka. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak dapat merespons atau merasakan adanya hormon paratiroid dalam tubuh. Penderita kelainan genetik ini mengalami gejala seperti hipoparatiroidisme, padahal kadar hormon paratiroid dalam tubuhnya normal.

    1. Kanker paratiroid

Kanker paratiroid adalah jenis kanker langka yang biasanya menyerang salah satu dari 4 kelenjar paratiroid. Kanker paratiroid lebih sering menyerang orang berusia 40-an atau 50-an. Gejala kanker paratiroid umumnya menyerupai gejala hiperparatiroidisme beserta munculnya benjolan di leher, baik benjolan di leher kanan atau pun kiri, suara serak, dan kesulitan menelan.

Gangguan kelenjar paratiroid yang disebabkan oleh faktor genetik mungkin tidak bisa dicegah.

Namun, di luar faktor genetik, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit kelenjar paratiroid dan menjaga agar kelenjar ini dapat berfungsi dengan baik, yaitu rutin berolahraga, mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta tidak merokok.

  1. Kelenjar thymus
  1. Pengertian

Kelenjar timus memiliki peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Jika kelenjar timus tidak bekerja dengan baik, maka sel kanker dan berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur, akan dengan mudah menyerang tubuh Anda. Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak di tengah rongga dada, tepatnya di belakang tulang dada dan di antara paru-paru. Bentuknya menyerupai tabung kecil dan terdiri atas dua bagian yang berukuran sama. Kelenjar timus ini ukurannya akan berubah seiring bertambahnya usia. Saat anak-anak dan remaja, kelenjar timus akan lebih aktif dan ukurannya akan lebih besar. Saat memasuki usia dewasa, kelenjar ini akan mengecil, dan pada lansia, hampir seluruh jaringan kelenjar timus akan tergantikan dengan jaringan lemak.

  1. Fungsi

Berikut adalah beberapa fungsi serta cara kerja kelenjar timus dalam tubuh manusia, seperti:

    1. Memiliki antibodi

Timus menghasilkan sel T dalam sistem lifosit. Ini bekerja untuk membantu melawan bakteri, virus, dan juga racun. Lalu, sel T diklaim dapat mengidentifikasi dan menyerang sel kanker.

Di kelenjar ini, sel T melalui proses pematangan dan berubah menjadi beberapa jenis sel T yang spesifik, di antaranya adalah:

  • Sel T pembunuh (sitotoksik), berperan untuk “membunuh” sel yang sudah terinfeksi.
  • Sel T pembantu, produksi antibodi yang dihasilkan sel B dan patogen penyebab penyakit.
  • Sel T regulator, berperan untuk menekan aktivitas sel B dan sel T agar tidak berlebihan.

Tak hanya sel T, ada pula sel B yang menghasilkan protein yang disebut sebagai antibodi. Ini bekerja untuk menghancurkan serangan infeksi, bakter, atau virus dalam tubuh. Ternyata, kelenjar timur juga menghasilkan hormon timosin untuk membantu meningkatkan cara kerja sel limfosit. Fungsi hormon timosin adalah melawan infeksi dan sel kanker.

    1. Mencegah penuaan dini

Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar timus dapat mencegah serta menghambat proses penuaan dini. Ini terjadi karena kandungan sel T yang lebih banyak sekaligus sistem kekebalan yang lebih kuat. Sebaliknya, perbedaan kadar timus mungkin memicu proses penuaan.

    1. Menghasilkan hormon

Timus juga menghasilkan hormon yang mirip dengan hormon dari kelenjar lainnya, di antaranya adalah:

  • Melatonin, hormon yang mengatur waktu tidur.
  • Insulin, hormon yang mengatur gula darah.
  • pertumbuhan, hormon yang mengatur pertumbuhan manusia.
  • Prolaktin, hormon yang mengatur perkembangan payudara.
  1. Patologi

Jika terjadi gangguan atau gangguan pada kelenjar timus, ini bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup pada tubuh seseorang. Berikut adalah beberapa kondisi atau penyakit pada kelenjar timus, seperti:

    1. Hipoplasia (aplasia) timus

Hipoplasia kelenjar timus adalah penyakit langka yang membuat kelenjar timus tidak berkembang dengan sempurna. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi genetik dan infeksi dengan kondisi lain seperti sindrom DiGeorge hingga infeksi HIV.

    1. Hiperplasia timus

Hiperplasia timus adalah pembengkakan pada kelenjar timus maupun pada folikel limfoid di kelenjar timus. Hiperplasia folikel limfoid timus sering terlihat pada penyakit autoimun seperti myasthenia gravis, penyakit Graves, dan lupus.

    1. Kista timus

Kista timus adalah kista yang bisa muncul di kelenjar timus maupun berasal dari kelenjar timus. penemuan seringkali tidak dilakukan. Akan tetapi, tergolong penting karena kista bisa menjadi petunjuk adanya sel kanker.

    1. Timoma

Timoma adalah tumor yang berasal dari sel epitelium kelenjar timus. Tumor tersebut bisa bersifat jinak maupun ganas (kanker). Ini bisa muncul mengikuti lokasi timus dalam tubuh pasien.

.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(1) Komentar

Image
13 October 2022

πŸ‘πŸ‘

Bagikan   

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.