by INBIO
Masyarakat Indonesia kebanyakan lebih suka mengonsumsi bahan herbal atau jamu untuk mengobati penyakit yang sedang dialami. Selain karena keberadaannya yang mudah ditemui di sekitar kita, kita juga mungkin menganggap bahwa bahan herbal lebih aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa menimbulkan efek samping. Sehingga tidak sedikit juga perusahaan farmasi yang berlomba mengeluarkan produk obat herbal. Mulai dari obat batuk, obat kolesterol, obat masuk angin dan masih banyak lagi contohnya.
Hal ini membuat para peneliti di Indonesia terpicu untuk melalukan riset tentang potensi bahan herbal yang tersedia di sekitar kita dalam mengatasi berbagai penyakit. Tidak hanya penyakit yang menyerang manusia tetapi juga penyakit pada hewan. Mengingat beberapa waktu lalu banyak hewan ternak yang terserang PMK (Penyakit Mulut dan Kaki), sehingga hal tersebut membuat sejumlah peternak sapi mengalami kerugian karena harga sapi di pasaran merosot.
Salah satunya adalah pakar Kedokteran Hewan Unair, Prof. Dr. Iwan Sahrial Hamid drh M.Si yang telah melakukan sebuah riset tentang potensi bahan herbal dalam pengobatan kanker pada hewan. Melansir Sindonews, beliau dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen Kampus MERR C pada Minggu, (1/1/2023).
Dalam orasi ilmiahnya, beliau menuturkan semua hewan berpotensi untuk mengidap kanker. Kanker terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak normal serta tidak terkendali. Penyakit ini dapat terjadi pada hewan karena infeksi virus atau mikroorganisme yang beberapa di antaranya bisa menyebabkan kanker.
Infeksi tersebut dapat terjadi saat terjadi interaksi antara hewan dengan induk hewan sebelum atau saat lahir, namun dapat pula diperoleh melalui kontak antar hewan lain. Ketika hewan sakit maka akan memberikan kerugian ekonomi yang begitu besar bagi pemiliknya. “Ada beberapa jenis hewan tertentu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi jadi kalau terkena penyakit akan sangat merugikan pemiliknya,” katanya, Minggu (1/1/2023).
Prof. Dr. Iwan Sahrial Hamid drh M.Si melanjutkan dibutuhkan perawatan kemopreventif untuk menangani kasus penyakit keganasan seperti tumor ganas atau kanker pada hewan. Perawatan kemopreventif bertujuan untuk mencegah, menunda, atau menghentikan perkembangan sel kanker.
Beliau menggunakan bahan herbal seperti kunyit putih, daun sambung nyawa, dan daun tin dalam penelitiannya. Beliau menyampaikan “Setelah diteliti ekstrak daun sambung nyawa ternyata bermanfaat untuk penurunan insidensi tumor serta multiplikasi tumor,” jelasnya. Sementara itu, kunyit putih dapat menghambat peningkatan jumlah sel dan pembentukan sel pada tumor paru. Sedangkan penggunaan telur ayam berembrio usia 8 hingga 9 hari digunakan untuk menguji daun tin sebagai obat anti kanker pada hewan. “Setelah dilakukan penelitian ditemukan bahwa daun tin dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru atau yang disebut anti angiogenesis,” ucapnya.
Wah ternyata bahan herbal memang sungguh berkhasiat ya, yuk kita tanam bahan-bahan herbal di halaman rumah kita agar jika kita membutuhkannya bisa tinggal petik aja di halaman hehehe.
Sumber : Sindonews
Gambar : unair.ac.id
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.