by INBIO
Indonesia dan India telah menjalin langkah penting dalam memperkuat kolaborasi di bidang pengelolaan kekayaan hayati melalui webinar bertajuk “Potential of Bioresources in Indonesia and India”. Acara ini, yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India bekerja sama dengan Indonesia-India Bioresources Consortium (IIBC), berlangsung pada Minggu, 22 Desember 2024, secara daring melalui Zoom Meeting. Webinar ini menghadirkan berbagai pemateri ahli yang membahas pengelolaan sumber daya hayati secara berkelanjutan, dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya sinergi antarnegara dalam bidang tersebut.
Farras Chaidhar Rahman, Ketua PPI India, membuka acara dengan menegaskan pentingnya bioresources bagi keberlanjutan lingkungan, inovasi teknologi, dan pengembangan ekonomi masa depan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapannya agar webinar ini menjadi langkah awal kolaborasi lebih erat antara Indonesia dan India di sektor kekayaan hayati. Selain itu, ia juga mendorong peserta untuk aktif berdiskusi dan berbagi ide selama kegiatan berlangsung.
Sambutan lain disampaikan oleh Prof. Dr. Eng. I Made Joni, Ketua IIBC. Dalam pidatonya, Prof. Made mengapresiasi kehadiran berbagai tokoh penting, termasuk Bapak Aldrin Herwany, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI New Delhi, serta para alumni India. Beliau memaparkan tantangan dan peluang dalam pengelolaan bioresources. Tantangan seperti isu lingkungan dan persaingan di pasar farmasi herbal menjadi perhatian utama. Namun, ia juga menyoroti peluang besar dalam meningkatkan kesadaran masyarakat serta ekspansi pasar bioresources untuk kebutuhan ekspor. Dengan kolaborasi yang kuat, IIBC diharapkan menjadi penggerak utama dalam pengelolaan kekayaan hayati secara strategis antara kedua negara.
Webinar ini dilanjutkan dengan sesi utama yang menghadirkan Prof. Rani Maharani, Ph.D., seorang pakar dari Universitas Padjadjaran. Dalam paparannya, Prof. Rani memaparkan inovasi di bidang kimia medis, khususnya dalam memanfaatkan bioresources untuk pengembangan obat dan sintesis organik. Ia menjelaskan bahwa senyawa alami dari tumbuhan, mikroorganisme, dan sumber daya hayati lainnya memiliki potensi besar sebagai bahan dasar farmasi baru. Namun, ia juga menggarisbawahi tantangan keberlanjutan eksploitasi sumber daya hayati serta pentingnya inovasi teknologi untuk mengatasinya. Prof. Rani mempresentasikan studi kasus konkret yang menunjukkan keberhasilan penggunaan bioresources dalam pengobatan modern, memberikan wawasan kepada peserta tentang kolaborasi ilmiah yang diperlukan untuk mempercepat penemuan obat yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Sesi berikutnya menghadirkan Muhammad Abdul Rouf, Ph.D., seorang pakar biologi molekuler dari Université de Montréal, Kanada. Ia mengupas potensi keanekaragaman hayati Indonesia dan India dalam penelitian biomedis, terutama melalui penggunaan model Zebrafish. Dengan genetika yang menyerupai manusia, Zebrafish menjadi alat penting dalam memahami mekanisme penyakit dan menguji senyawa alami dari bioresources. Rouf menjelaskan bagaimana eksplorasi bioresources dapat mempercepat inovasi di bidang biomedis, membuka jalan untuk terapi baru yang berbasis alam. Kolaborasi antara Indonesia dan India, menurutnya, tidak hanya mempercepat penelitian tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat global melalui pendekatan berkelanjutan.
Sesi ketiga webinar menghadirkan Rakanita Arifah, seorang intern di CH. Brahm Prakash Ayurved Charak Sansthan, New Delhi. Ia menjelaskan tentang sistem pengobatan tradisional India, seperti Ayurveda, yang memanfaatkan bioresources alami untuk mendukung kesehatan fisik dan mental. Rakanita memaparkan berbagai regulasi serta program pemerintah India yang mendukung pengobatan tradisional, termasuk upaya integrasi dengan pendekatan medis modern. Penggunaan tanaman khas India, seperti Ashwagandha, menjadi contoh konkret bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan beriringan. Sesi ini menyoroti pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati sambil memanfaatkan potensi tradisional untuk kesehatan masyarakat secara global.
Melalui diskusi-diskusi ini, webinar “Potential of Bioresources in Indonesia and India” menegaskan bahwa kolaborasi lintas negara di bidang kesehatan, pengobatan tradisional, dan penelitian biomedis sangatlah penting. Teknologi modern, regulasi yang kuat, serta sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam menciptakan inovasi berbasis kekayaan hayati yang berdaya saing global. Webinar ini diharapkan menjadi awal dari penguatan kerja sama antarnegara, membuka peluang untuk berbagai inovasi di masa depan. Dengan semangat yang sama, Indonesia dan India diharapkan terus melangkah maju dalam pengelolaan kekayaan hayati untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesehatan masyarakat dunia.
Selain itu, diskusi yang berlangsung dalam webinar ini juga membuka wawasan baru tentang bagaimana peran akademisi, pemerintah, dan sektor swasta dapat saling mendukung dalam memanfaatkan bioresources secara optimal. Peran akademisi sebagai peneliti utama sangatlah krusial, terutama dalam eksplorasi potensi bioresources yang belum sepenuhnya terungkap. Di sisi lain, pemerintah memiliki tanggung jawab dalam menyediakan regulasi yang mendukung inovasi, sekaligus melindungi kekayaan hayati dari eksploitasi yang tidak bertanggung jawab. Adapun sektor swasta dapat menjadi mitra strategis dalam mengimplementasikan hasil penelitian ke dalam produk-produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Dalam konteks globalisasi, kolaborasi lintas negara menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa pengelolaan bioresources dilakukan secara berkelanjutan. Webinar ini menyoroti bagaimana teknologi digital dapat memainkan peran penting dalam mempercepat penelitian dan inovasi. Platform digital memungkinkan pertukaran data dan informasi secara real-time antara peneliti di Indonesia dan India, sehingga mempercepat proses penemuan solusi untuk tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan. Teknologi juga dapat membantu dalam pelacakan sumber daya, memonitor keberlanjutan, dan memastikan transparansi dalam pengelolaan kekayaan hayati.
Salah satu aspek yang menarik dari webinar ini adalah penekanan pada pentingnya pendekatan multidisiplin dalam penelitian bioresources. Misalnya, pengembangan obat baru tidak hanya melibatkan ahli kimia atau biologi, tetapi juga membutuhkan kontribusi dari ahli teknologi informasi, ekonom, dan bahkan sosiolog. Pendekatan ini memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan tidak hanya efektif secara ilmiah, tetapi juga dapat diterima oleh masyarakat luas. Sebagai contoh, pemanfaatan model Zebrafish yang disampaikan oleh Muhammad Abdul Rouf menunjukkan bagaimana bioresources dapat menjadi jembatan antara ilmu dasar dan aplikasi praktis di dunia medis.
Tak hanya itu, sesi yang dipimpin oleh Rakanita Arifah juga menggarisbawahi pentingnya menghormati dan melestarikan tradisi lokal dalam pengelolaan bioresources. Sistem pengobatan tradisional seperti Ayurveda memiliki nilai yang tidak hanya pada efektivitas medisnya, tetapi juga pada filosofi hidup yang mendukung harmoni antara manusia dan alam. Dalam hal ini, Indonesia dapat belajar dari India untuk mengembangkan sistem pengobatan tradisionalnya sendiri, seperti Jamu, agar dapat bersaing di pasar global tanpa kehilangan identitas lokalnya.
Keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia dan India merupakan salah satu kekayaan terbesar yang tidak dimiliki oleh banyak negara lain. Namun, kekayaan ini juga membawa tanggung jawab besar untuk melestarikannya. Webinar ini mendorong semua pihak untuk berpikir lebih jauh tentang bagaimana kekayaan ini dapat digunakan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi jangka pendek, tetapi juga untuk keberlanjutan generasi mendatang. Pendekatan holistik yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa bioresources dikelola dengan cara yang bertanggung jawab.
Di masa depan, Indonesia dan India memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dunia dalam pengelolaan bioresources. Dengan kombinasi keanekaragaman hayati yang luar biasa, sumber daya manusia yang kompeten, dan dukungan teknologi yang canggih, kedua negara ini dapat menciptakan model pengelolaan kekayaan hayati yang berkelanjutan dan inovatif. Webinar ini hanyalah awal dari perjalanan panjang untuk mewujudkan visi tersebut. Melalui kerja sama yang erat, bukan tidak mungkin bahwa Indonesia dan India dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam mengelola kekayaan hayati dengan bijaksana.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.