by INBIO
Karbon nanodots (C-dots) merupakan material karbon yang berukuran nano yaitu di bawah 10 nanometer. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 2004 melalui proses elektroforesis, karbon nanodots terus dikaji dan diteliti baik dari segi sintesis maupun aplikasinya. Hal tersebut disebabkan karena C-dots memiliki beberapa keunggulan antara lain fotoluminisensi yang tinggi, resistensi yang luar biasa terhadap cahaya dan degradasi kimia, mudah larut dalam air, tidak beracun serta kesediaan bahan baku material yang melimpah di alam.
C-dots bersifat fluorosens sehingga memiliki aplikasi yang sangat luas seperti menjadi nanocarrier utuk drug delivery, bio-imaging, diagnostik medis, biosensor, biokatalis serta bahan optoelektronik yang ramah lingkungan. Karena berbasis senyawa karbon maka C-dots dapat disintesis dari limbah tumbuh-tumbuhan seperti yang dilakukan oleh Permono Adi Putro et al (2018) yang membuat C-dots dari limbah kulit singkong menggunakan teknik gelombang mikro berbasis sintesis hijau dengan suhu rendah.
Teknik gelombang mikro banyak dipilih untuk membuat C-dots karena metodenya sederhana, prosesnya lebih cepat dan menggunakan energi rendah serta dapat menghasilkan ukuran C-dots yang seragam. Material berupa kulit singkong dikeringkan dan diblender menjadi bubuk kemudian dilarutkan dalam air dan dikocok dengan magnetic stirrer untuk mendapatkan koloid lalu diuji menggunakan laser UV 405 nm untuk mendeteksi terbentuknya C-Dots. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah kulit singkong dapat menghasilkan karbon nanodots yang fungsional dan perbedaan konsentrasi prekursor dapat menghasilkan sifat optik C-dots yang berbeda.
Teknik yang sederhana dan limbah pun bisa digunakan sebagai bahan baku, kedepannya C-dots bisa lebih dapat dikembangkan lagi untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan selain biomedis dan optoelektronik, semoga.
Sumber:
https://jurnal.uns.ac.id/jphystheor-appl/article/download/30664/20900
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.