by INBIO
Mikroplastik merupakan potongan plastik kecil dengan panjang kurang dari 5 mm (0,2 inci), yang muncul di lingkungan sebagai akibat dari polusi plastik. Mikroplastik terdapat dalam berbagai produk, mulai dari kosmetik, pakaian sintetis, kantong plastik dan botol. Banyak dari produk ini mudah masuk ke lingkungan dalam bentuk limbah. Mikroplastik terdiri dari atom karbon dan hidrogen yang terikat bersama dalam rantai polimer seperti polyethylene (PE), polystyrene (PS), polypropylene (PP), polyethylene terephthalate (PET) and polyvinyl chloride (PVC). Bahan kimia lainnya, seperti ftalat, polibrominasi difenil eter (PBDE), dan tetrabromobisphenol A (TBBPA), biasanya juga ada dalam mikroplastik dan banyak dari bahan tambahan kimia ini terlepas dari plastik setelah memasuki lingkungan.
Mikroplastik dibagi menjadi dua jenis yaitu primer dan sekunder. 1) Mikroplastik primer meliputi: microbeads yang ditemukan dalam produk perawatan pribadi, pelet plastik (atau nurdles) yang digunakan dalam manufaktur industri, dan serat plastik yang digunakan dalam tekstil sintetis (misalnya, nilon). Mikroplastik primer memasuki lingkungan secara langsung melalui berbagai saluran misalnya, penggunaan produk (misalnya, produk perawatan pribadi dicuci ke dalam sistem air limbah dari rumah tangga), kehilangan yang tidak disengaja dari tumpahan selama pembuatan atau pengangkutan, atau abrasi selama pencucian (misalnya, pencucian pakaian yang dibuat dengan tekstil sintetis). 2) Mikroplastik sekunder terbentuk dari pemecahan plastik yang lebih besar. Hal ini biasanya terjadi ketika plastik yang lebih besar mengalami pelapukan, melalui paparan misalnya, aksi gelombang, abrasi angin, dan radiasi ultraviolet dari sinar matahari.
Bahaya mikroplastik memiliki dampak yang besar bagi lingkungan dan kesahatan. Beberapa studi tengah dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya mikroplastik. Pada studi kelautan, mikroplastik telah ditemukan bersarang di saluran pencernaan dan jaringan berbagai hewan laut invertebrata, termasuk krustasea seperti kepiting. Ikan dan burung cenderung menelan mikroplastik yang mengambang di permukaan air, karena dikira potongan plastik tersebut sebagai makanan. Menelan mikroplastik dapat menyebabkan spesies air mengkonsumsi lebih sedikit makanan sehingga menyebabkan energi yang diperoleh sedikit untuk menjalankan fungsi kehidupan. Selain itu, dapat mengakibatkan toksisitas neurologis dan reproduksi. Mikroplastik diduga bekerja di rantai makanan laut, dari zooplankton dan ikan kecil hingga predator laut besar. Pada studi hewan, belum diketahui efek mikroplastik pada jaringan terhadap kemungkinan masalah kesehatan pada hewan.
Upaya mengurangi mikroplastik ini tengah diuji coba salah satunya dengan remediasi. Remediasi mikroplastik yang sudah ada di lingkungan adalah komponen kunci lain untuk mengurangi polusi mikroplastik. Strategi yang sedang diselidiki termasuk penggunaan mikroorganisme yang mampu memecah polimer mikroplastik sintetis. Sejumlah spesies bakteri dan jamur memiliki kemampuan biodegradasi, memecah bahan kimia seperti polistirena, poliuretan poliester, dan polietilen. Mikroorganisme tersebut berpotensi dapat diterapkan pada limbah air limbah dan lingkungan yang terkontaminasi lainnya.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.