by INBIO
Naegleria fowleri adalah amuba yang ditemukan di air tawar hangat seperti danau dan sungai. Infeksi yang disebabkan oleh amuba ini sangat jarang tetapi bisa sangat fatal. N. fowleri menginfeksi manusia ketika air yang mengandung N. fowleri masuk ke dalam tubuh melalui hidung. N. fowleri kemudian bergerak naik dari hidung ke otak di mana N. fowleri akan menghancurkan jaringan otak dan menyebakan infreksi yang mematikan yang disebut dengan meningoensefalitis amuba primer (PAM). Diketahui bahwa rata-rata mortalitas infeksi PAM adalah bisa mencapai 98 % (Güémez dan Garcia, 2021) . Diagnosis PAM umumnya terlambat karena sering tertukar dengan infeksi bakteri dan virus. Sampai tahun 2021, diketahui terdapat 381 kasus PAM. Paling banyak terdeteksi di Amerika Serikat, dan belum ditemukan di Indonesia pada saat itu (Gharpure et al, 2021).
Diagnosis PAM dapat dilakukan melalui beberapa rangkaian tes untuk mendeteksi N. fowleri dalam sampel jaringan, darah atau cairan serebrospinal seperti pemeriksaan mikroskopis, kultur biologis atau polymerase chain reaction (PCR) (CDC, 2022). Gejala PAM sangat mirip dengan jenis meningitis sehingga dibutuhkan diagnosis yang akurat untuk pengobatan yang tepat. Penelitian terkini menunjukkan bahwa pengobatan untuk PAM masih terbatas namun terdapat pendekatan telah menunjukkan potensi sebagai obat anti-PAM yaitu penggunaan obat antiprotozoal seperti miltefosine telah memberikan hasil yang menjanjikan dalam beberapa kasus terlebih pada PAM (Grace et al, 2015). Selain obat antiprotozoal, obat antifungal seperti posaconazole dan corifungin maupun bahan alam seperti curcumin juga sedang diuji coba sebagai obat anti-PAM (Debnath, 2021).
Sebagai bagian dari kontribusi diseminasi ilmiah dalam desain obat PAM, Nelson et al (2023) telah menggunakan tools bioinformatika struktural untuk melakukan penapisan terhadap bahan alam asli Indonesia. Pendekatan yang dilakukan adalah metode prediksi Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi, dan Toksisitas (ADME-TOX), penambatan molekul (molecular docking), simulasi dinamika molekuler (molecular dynamics) dan visualisasi molekul. Pendekatan tersebut masih murni in silico atau berbasis komputasi sehingga diperlukan validasi lanjutan di laboratorium secara in vitro dan in vivo. Kedepannya, diharapkan semakin banyak pakar bioinformatika struktural yang mendalami desain obat PAM.
Selain itu, peningkatan deteksi dini dan edukasi publik tentang risiko infeksi PAM dapat membantu dalam mengurangi kasus PAM. Penting untuk diingat bahwa meskipun potensi pengobatan sedang dikembangkan, pencegahan tetap menjadi kunci utama. Menghindari berenang di air tawar hangat yang terkontaminasi atau menggunakan perlindungan hidung saat berenang dapat mengurangi risiko infeksi N. fowleri. Jadi, meskipun infeksi ini jarang terjadi dan belum pernah terdeteksi di Indonesia, penting bagi masyarakat Indonesia untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Referensi:
CDC. (2022). PAM Diagnosis & Detection. https://www.cdc.gov/parasites/naegleria/diagnosis.html
Debnath, A. (2021). Drug discovery for primary amebic meningoencephalitis: from screen to identification of leads. Expert Review of Anti-Infective Therapy, 19(9), 1099. https://doi.org/10.1080/14787210.2021.1882302
Gharpure, R., Bliton, J., Goodman, A., Ali, I. K. M., Yoder, J., & Cope, J. R. (2021). Epidemiology and Clinical Characteristics of Primary Amebic Meningoencephalitis Caused by Naegleria fowleri: A Global Review. Clinical Infectious Diseases, 73(1), e19–e27. https://doi.org/10.1093/CID/CIAA520
Grace, E., Asbill, S., & Virga, K. (2015). Naegleria fowleri: Pathogenesis, diagnosis, and treatment options. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 59(11), 6677–6681. https://doi.org/10.1128/AAC.01293-15/ASSET/98F9D41B-8FDF-4C1B-BE65-C17B807158F8/ASSETS/GRAPHIC/ZAC0101544890002.JPEG
Güémez, A., & García, E. (2021). Primary Amoebic Meningoencephalitis by Naegleria fowleri: Pathogenesis and Treatments. Biomolecules, 11(9). https://doi.org/10.3390/BIOM11091320
Nelson, D., Ferdinand, F., & Parikesit, A. A. (2023). In silico targeting CYP51 of Naegleria fowleri using bioactive compounds from Indonesian plants. Journal of Pharmacy & Pharmacognosy Research, 11(5), 841–862. ps://doi.org/10.56499/jppres23.1693_11.5.84htt1
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.