by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Dewi Luthfiana                 
577 2 4
Sains dan Teknologi August 27 5 Min Read

Anda Pemilik Bisnis Online-Shop? Yuk Ketahui Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Pembeli Berikut!




Pandemi Covid-19 telah menyebabkan adanya social distancing atau batasan interaksi dengan orang banyak, hal ini telah berdampak pada gaya hidup baru yaitu online shopping atau dikenal dengan belanja online. Saat ini, terutama di Indonesia, terdapat banyak platform jual beli online yang telah menjadi alternatif baru masyarakat terhadap kebiasaan berbelanja, bergeser dari metode konvensional (tatap muka antara penjual dan pembeli) ke metode online yang dapat dilakukan hanya dengan melalui handphone. Kebiasaan berbelanja online didominasi oleh Generasi Z, mereka dikenal dengan generasi yang sangat erat dengan dunia digital di mana internet sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-harinya. Oleh sebab itu, karakter digital sangat melekat pada Generasi Z, termasuk kebiasaan berbelanja online.

Nah, tentunya terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi para Generasi Z untuk lebih memilih online shopping dibandingkan dengan berbelanja face-to-face.

Kebiasaan membeli secara online yang sulit dihentikan menjadi topik yang menggugah para akademisi untuk ditelaah lebih lanjut berdasarkan pada beberapa perspektif seperti perceived risk, WOM, dan customer reviews. Selain itu, kajian tersebut juga dapat digunakan sebagai referensi bagi pemilik bisnis online untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku masyarakat untuk berbelanja online. Beberapa faktor telah diuji berdasarkan survey yang dilakukan oleh Gatot Wijayanto dan tim dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau. Sampel yang diuji adalah para konsumen bisnis online Generasi Z di wilayah provinsi Riau dengan jumlah 200 responden.

Setelah dilakukan analisa lebih lanjut, berikut merupakan beberapa faktor yang yg memengaruhi ketertarikan untuk belanja online yang sudah menjadi kebiasaaan Generasi Z di Provinsi Riau:

Perceived Risk

Istilah perceived risk diartikan sebagai konsekuensi negatif yang diantisipasi oleh konsumen terhadap kondisi pembelian suatu produk. Dengan situasi pembelian yang sama, konsumen yang berbeda akan memiliki persepsi yang berbeda juga. Jika disimpulkan, risk perception merupakan bentuk interpretasi atau penilaian seseorang (dalam hal ini konsumen) terhadap resiko barang atau jasa yang akan dibeli berdasarkan pada pengalaman atau kepercayaannya. Kepercayaan tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor psikologis, sosial, keinginan/niat, dan faktor budaya.

WOM (Word of Mouth)

WOM merupakan pernyataan (secara personal/non-personal) yang transformasikan oleh seseorang (penyedia layanan/jasa/produk) kepada konsumen. Dari word of mouth, konsumen akan mengenal produk yang sedang ditawarkan oleh penjual, dalam hal ini dikenal dengan marketing communication yang dibuat oleh perusahaan maupun sumber informasi di luar perusahaan. Di Indonesia, masyarakat lebih suka berinteraksi dengan perantara mendengarkan dibandingkan dengan membaca, sehingga word of mouth merupakan metode yang lebih efektif dalam mempromosikan suatu produk. Metode komunikasi melalui WOM akan meningkat ketika konsumen puas dengan suatu produk atau sangat kecewa dengan produk yang mereka beli. Ketika konsumen puas dengan produk yang dibeli, mereka akan menceritakan kepada konsumen lain terkait kualitas produk yang telah dibeli. Word of mouth akan cepat diterima oeh konsumen ketika komunikasi WOM bersumber dari teman dekat, keluarga, maupun media publikasi.

OCR (Online Customer Review)

Secara sederhana, istilah OCR merupakan review yang diberikan oleh konsumen atau evaluasi pada produk yang telah dibeli sebelumnya ditinjau dari berbagai aspek. Konsumen selalu mencari informasi terkait dengan kualitas produk ketika mereka memutuskan untuk membeli suatu barang. Dengan meningkatnya penggunaan internet, OCR menjadi sumber yang sangat penting yang dicari oleh konsumen untuk menetukan kualitas suatu barang yang akan dibeli.

OCR merupakan salah satu metode komunikasi word-of-mouth pada penjualan secara online, dimana calon pembeli mendapatkan informasi tentang produk dari konsumen lain yang telah merasakan manfaat dari produk yang dibeli sebelumnya. Dengan adanya OCR ini, konsumen menjadi lebih mudah dalam membandingkan produk-produk yang sama yang dijual secara online. Oleh sebab itu, kualitas informasi dari review akan berpengaruh terhadap kredibilitas persepsi calon konsumen.

Purchase Intention (keinginan untuk membeli)

Faktor keinginan dari konsumen untuk membeli merupakan salah satu hal yang menentukan apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak. Munculnya keinginan konsumen juga ditentukan oleh pengaruh dari orang lain yang mereka percaya yang telah membeli sebelumnya. Selain itu, keinginan untuk membeli juga berasal dari kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin rendah tingkat kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, semakin rendah juga keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut.

Setelah memahami beberapa poin penting yang mendorong para konsumen untuk melakukan belanja online di toko tertentu, dapat disimpulkan bahwa ketika kita memiliki bisnis online-shopping, disarankan bahwa kita harus bisa meningkatkan kualitas review dari konsumen, mengirimkan produk ke konsumen sesuai dengan yang ditawarkan, serta menampilkan gambar produk sesuai dengan produk yang akan diterima oleh konsumen. Dengan begitu, konsumen akan lebih nyaman dan percaya terhadap produk-produk yang kita tawarkan di platform toko online kita.

Tulisan ini diadaptasi dari artikel berikut: 

https://www.webology.org/data-cms/articles/20220325021743pmwebology%2018%20(6)%20-%20284%20pdf.pdf


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(2) Komentar

Image
Librina Tria Putri 28 August 2022

Alhamdulillah ada pencerahan ilmu. Bisa jadi rujukan utk penelitian. Terima kasih Prof Gatot. Saya akan jadikan ini sebagai melengkapi bahan ajar saya utk penelitian mhsa S1 dikampus kami

Bagikan   

Image
Unconesob 26 August 2024

where can i buy priligy online safely Instruct patients not to take BRISDELLE with an MAOI or within 14 days of stopping an MAOI and allow 14 days after stopping BRISDELLE before starting an MAOI see DOSAGE AND ADMINISTRATION and CONTRAINDICATIONS

Bagikan   

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.