Setiap umat beragama diwajibkan untuk beribadah. Ibadah sebagai bentuk pengabdian manusia kepada Tuhannya. Ibadah setiap agama berbeda-beda bentuk dan tata caranya. Di dalam agama Islam sendiri, terdapat 2 bentuk ibadah, yaitu ibadah hubungan antara manusia dengan Tuhan dan ibadah hubungan antara manusia dengan manusia. Salah satu ibadah hubungan antara manusia dengan manusia adalah sedekah. Sedekah menjadi ibadah bagi umat Islam yang apabila dikerjakan mendapat pahala. Tiap-tiap apa yang diperintahkan Tuhan, sudah tentu memiliki banyak manfaat bagi manusia itu sendiri. Dan sedekah ternyata memiliki manfaat bagi psikis manusia.

Sedekah adalah pemberian sesuatu yang berguna (baik materi maupun non materi) dari seseorang kepada orang lain (terutama kaum fakir miskin) secara sukarela tanpa mengharapkan imbalan apapun. Bentuk pemberian dalam sedekah tidak terikat jumlah maupun waktu. Sedekah yang kita kenal adalah sedekah materi. Misalnya seseorang yang memberikan uang kepada fakir miskin atau memberikan benda berupa pakaian ataupun selimut. Namun, ada juga sedekah non materi, seperti membantu orang lain dengan tenaga kita, berwajah ceria dan tersenyum di depan orang lain, dan sebagainya.

Ketika seseorang bersedekah, akan muncul perasaan lega karena telah menolong orang lain. Dimana hal ini akan memunculkan perasaan bahagia dan ketenangan jiwa bagi si pemberi. Seperti pendapat Rusydi, dkk (2018) bahwasanya sedekah dapat membawa kebahagiaan. Manfaat psikis ini tidak terbatas dirasakan oleh si pemberi, melainkan penerima sedekah juga akan merasakan manfaatnya. Dimana si penerima akan merasakan kelapangan hati begitu dia menerima sedekah dari orang lain.

Terdapat penelitian yang membuktikan bahwa sedekah memiliki manfaat psikis berupa kebahagiaan pada si pemberi. Dalam sebuah jurnal penelitian yang berjudul “Sedekah Sebagai Prediktor Kebahagiaan” karya Ahmad Rusdi, dkk (2018) dengan hasil penelitian ini menyebutkan bahwa adanya hubungan antara sedekah dengan kebahagiaan. Dibuktikan saat proses penelitian berlangsung dengan menggunakan Independent Sample T-Test bahwa subjek penelitian (mahasiswa) yang memiliki perilaku bersedekah yang tinggi menunjukkan kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki perilaku bersedekah yang rendah (MD=-29.23*). Ternyata kebahagiaan akibat sedekah tidak hanya dirasakan oleh si pemberi, melainkan juga si penerima. Seperti yang dibuktikan dalam penelitian ini, berupa penelitian working paper yang berjudul “Feeling Good about Giving: The Benefits (and Costs) of Self-Interested Charitable Behavior” oleh Lalin Anik, dkk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah memberi (sedekah) berhubungan dengan kebahagiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku sedekah berhubungan dengan kebahagiaan. Si pemberi maupun si penerima akan mendapatkan kebahagiaan. Pelaku sedekah yang memberi lebih banyak akan semakin meningkatkan kebahagiaan.

Selain manfaat berupa kebahagiaan, manfaat psikis sedekah lainnya yaitu dapat membentuk karakter pelakunya. Seperti yang dibahas dalam skripsi penelitian yang berjudul “Pembiasaan Sedekah dalam Pembentukan Nilai-Nilai Karakter Siswa di SMAN 1 Tuntang Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/ 2017” oleh Ahmad Ihya Ulumuddin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan karakter siswa di SMAN 1 Tuntang setelah melakukan sedekah. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan karakter kepada siswa yaitu sifat keimanan, keikhlasan, dan sosial yang tinggi, serta dapat menumbuhkan nilai religious, nilai kemandirian, dan nilai tanggung jawab dikarenakan adanya pembiasaan sedekah yang dilakukan di SMAN 1 Tuntang.

Orang yang gemar bersedekah dengan sungguh-sungguh, dia tergambar sebagai seseorang yang jujur. Selain itu, orang yang berdekah adalah orang yang memaknai arti kehidupan dalam hidupnya. Mereka lebih memahami makna pentingnya berbagi kepada sesama.