Pandemi Covid-19 sedikit demi sedikit berangsur mereda. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat kembali pulih. Saya mengamati tempat-tempat wisata mulai bergerak naik. Bis-bis wisata memadati jalanan. Tak jarang banyak terjadi kemacetan di beberapa ruas jalan karena banyaknya wisatawan yang datang. Dunia pariwisata menggeliat pelan. Orang seakan menemukan masa di mana mereka memiliki kebebasan untuk keluar rumah. Tiket pesawat, kereta api, bis wisata bahkan sering kehabisan apalagi di masa-masa peak season. Hotel dan tempat penginapan kehabisan kamar karena full booking. Hari libur nasional, liburan weekend, liburan sekolah merupakan masa-masa yang ideal untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata dapat meningkatkan kreativitas, mengurangi tingkat kebosanan dalam bekerja, membuka wawasan budaya suatu daerah, bersantai, memperluas wawasan tentang warisan suatu bangsa, dan bahkan wisata sekaligus dilakukan berbarengan dengan berbisnis. Bagi negara dengan keragaman budaya, tradisi, dan objek wisata, kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat menjanjikan. Jika sektor ini dikelola dengan baik, maka akan mendatangkan sumber pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pariwisata tersebut.
Contoh, jika dibuka spot wisata baru di suatu tempat, maka ekosistem wisata tersebut lambat laun akan terbangun dan muncul, misalnya transportasi, kerajinan setempat, makanan minuman, tempat penginapan, tempat oleh-oleh, informasi media sosial, dan lain-lain yang menunjang tempat wisata baru tersebut. Ekonomi akan bergerak naik sejalan dengan bergeraknya ekosistem tersebut. Pariwisata juga sangat berpengaruh terhadap penerimaan negara melalui devisa dan pajak serta meningkatkan pendapatan penduduk.
Industri Restoran
Agar pariwisata dapat maju seiring dengan perkembangan sektor perekonomian yang lain, diperlukan fasilitas yang dapat mendukungnya. Salah satunya adalah industri jasa di bidang makanan dan minuman, yaitu restoran. Sarana penunjang pariwisata ini dibutuhkan oleh wisatawan dalam kegiatan wisatanya. Restoran memiliki peran penting dalam menentukan destinasi wisata. Pengelolaan restoran ada yang terintegrasi dengan lingkungan hotel dan ada yang bersifat mandiri. Berbagai restoran yang tumbuh dan berkembang saat ini memiliki klasifikasi sendiri berdasarkan hidangan yang ditawarkan. Keanekaragaman restoran pada suatu destinasi wisata menjadikan wisatawan memiliki banyak referensi untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan restoran pada suatu destinasi wisata tertentu.
Anda pernah datang ke suatu tujuan wisata tertentu? Katakanlah ke Yogyakarta. Misalnya anda berjalan-jalan di Malioboro, maka anda akan sangat ingin makan makanan di angkringan Malioboro sekaligus kopi joss nya dengan arang yang fenomenal itu. Atau Anda datang ke restoran dengan menu lengkap khas seperti gudeg. Atau datang ke hotel di sepanjang Malioboro karena sangat teringat dengan rasa makanan di restorannya. Sebanyak 20% wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke suatu kawasan wisata sepakat bahwa restoran memegang peranan yang sangat penting dalam pemilihan destinasi wisata. Sedangkan 46% wisatawan yang memiliki pengalaman positif di restoran pada destinasi wisata tersebut setuju untuk kembali berkunjung pada kesempatan berikutnya karena alasan untuk dapat menikmati layanan di restoran yang sama lagi. Hal ini menunjukkan bahwa peran restoran sangat penting dalam industri pariwisata.
Restoran yang biasa-biasa saja tentu sangat berbeda dengan restoran yang bagus. Performance restoran akan menentukan wisatawan akan datang ke sana atau tidak. Performance (kinerja) tidak hanya menyatakan hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja itu berlangsung. Kinerja berbicara tentang apa yang dilakukan, bagaimana melakukan, dan hasil yang dicapai dari pekerjaan itu untuk mencapai tujuan. Aspek kinerja terdiri dari tiga komponen yaitu kualitas, kuantitas dan efektivitas.
Supply chain management
Terdapat beberapa variabel yang menentukan kinerja suatu restoran. Supply chain management (SCM) berpengaruh terhadap kinerja baik secara langsung maupun tidak langsung melalui daya saing. Misal ada dua pilihan restoran yang masuk ke wish list anda. Restoran pertama makanannya sangat enak. Anda tahu makanan itu dibuat dari bahan yang berkualitas, dibuat oleh chef handal, dan disajikan dengan platting yang menarik. Restoran kedua, anda tahu makanannya juga tak kalah enaknya, penyajiannya menggungah selera, namun anda harus menunggu cukup lama sampai makanan itu tersaji dan siap disantap. Kira-kira anda memilih restoran pertama atau kedua? Itulah SCM. Secara umum SCM adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan, pengelolaan jadwal arus produk mulai dari pengadaan sampai pendistribusiannya kepada konsumen. Melalui SCM, supply chain ini dirancang sedemikian rupa sehingga dilakukan dengan cara yang paling efektif dan efisien. SCM merupakakan aktivtitas dari berbagai kegiatan untuk mengubah bahan mentah sampai menjadi barang yang siap dikonsumsi dan terdistribusikan kepada konsumen. SCM perlu dilakukan oleh restoran agar dapat menang di pasaran. Inilah tujuan strategis SCM. Agar dapat memenangkan persaingan pasar, supply chain restoran harus dapat menghasilkan produk yang bermutu, terjaga kualitasnya, variasinya beragam, dan murah. Oleh karena itu, restoran harus dapat mencari sumber bahan baku yang terbaik, dengan harga dan kualitas sesuai, mengelola semua pihak yang terlibat di dalamnya. Efektivitas SCM dapat mengurangi biaya. SCM mengintegrasikan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan supply chain suatu produk untuk meningkatkan efisiensi operasi, kualitas dan pelayanan kepada pelanggan.
SCM yang baik akan memunculkan daya saing bagi restoran. Competitive advantage (keunggulan bersaing) restoran merupakan kemampuan restoran untuk mencapai keuntungan ekonomis di atas keuntungan yang dapat dicapai oleh pesaing di pasar yang sama. Restoran yang memiliki keunggulan bersaing selalu dapat memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif. Pelaku usaha di industri jasa makanan minuman perlu mengetahui standar kualitas produk restoran yang diinginkan wisatawan untuk mencapai kepuasan wisatawan.
Apa itu kepuasan?
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan dengan kinerja (hasil) yang diharapkan. Jika kinerja di bawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas atau senang. Dalam dunia pariwisata sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan yang maksimal karena dengan kepuasan wisatawan yang maksimal akan mampu menciptakan repeat order. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan
Penutup
Penelitian yang dilakukan oleh Juliana dkk terhadap 290 wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Banten menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara SCM secara langsung dengan kinerja dan tidak langsung terhadap kinerja melalui daya saing. Untuk meningkatkan daya saing dan kinerja restoran, maka manajemen hotel dan restoran ini harus memperkuat manajemen rantai pasokan. SCM yang kuat akan mengantarkan industri restoran menjadi unggul di pasar. Sudah punya bayangan tempat yang akan anda datangi? Jadi anda mau berkunjung ke destinasi wisata mana? Kemudian anda mau makan di restoran hotel mana akhir pekan ini? Kuy.
Tulisan ini adalah hasil adaptasi dari Penelitian Juliana dkk
Sumber :
http://www.growingscience.com/uscm/Vol10/uscm_2021_128.pdf
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.