Rasulullah bersabda: "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR. Ahmad, Abu Daud dan perawinya dinilai shahih oleh Syuaib Al-Arnauth).
Amarah yang tidak terkendali sering sekali membuat kacau suasana dan bahkan sangat disarankan agar tidak mengambil keputusan saat marah. Hal ini karena amarah identik dengan kecenderungan yang salah ketika mengambil suatu keputusan -kinerja otak tidak berjalan dengan baik. Tapi apakah amarah itu termasuk karakter? Pada kenyataannya dilapangan, orang-orang yang temperamen cenderung menurunkan sifatnya tersebut pada keluraga atau lingkungan sekitarnya. Bisakah sifat temperamen tersebut diubah atau dihilangkan?
Tahukah kamu? Bahwa skema dan frekuensi amarah itu sangat dipengaruhi oleh Genentik (Gen MAOA) X Nuture X Lingkungan sama seperti sebagian besar sifat atau karakter kamu.
Dari sisi genetik, gen MAOA dan klasternya diketahui mengatur neurotransmiter otak berkaitan dengan agitasi atau emosi. Adanya anomaly di gen yang disebut “Warrior Gene” ini, bisa berimbas pada emosi yang tidak terkendali. Lalu, bagaimana cara agar kita terhindar dari amarah?
Dari sisi lingkugan, menghindari lingkungan yang memicu amarah adalah salah satu solusi. Dan hal ini merupakan cara paling simple karena setiap manusia akan dibentuk oleh genetik dan lingkungannya, memastikan bahwa kita hidup di lingkungan yang baik dan positif adalah sebuah pilihan.
Dari sisi nuture, jika tidak bisa menghindari lingkungan, maka melatih persepsi diri adalah solusi lainnya. Tentunya kita juga tahu, semakin tinggi dikuasai emosi, maka semakin kecil memikirkan risiko saat bertindak. Banyak keputusan yang diambil saat marah berujung memperburuk permasalahan.
Dalam riset Frontiers in Behavioral Neuroscience 2021 ditunjukkan pentingnya memberikan jeda respom tubuh terhadap pemicu amarah. Jeda akan menunda respon immediate gen dan neurotransmitter.
Ada beberapa teknik memberi jeda. Yang termudah adalah dengan menarik nafas panjang dan menghitung. Contohnya:
Cara lain yang juga mudah adalah membasuh wajah dengan air. Teknik ini dikenal sebagai Mammalian Diving Reflex, yang secara efektif membuat saraf vagus mengatur detak jantung, laju nafas dan secara umum menenangkan. Amarah tidak selalu negatif. Terkadang mampu menjadi pemicu motivasi. Oleh karenanya, kematangan diri kita ditunjukkan dari cara kita mengendalikan amarah.
Referensi
Rahrig, H. et al., Punishment on Pause: Preliminary Evidence That Mindfulness Training Modifies Neural Responses in a Reactive Agression Task. Frontiers in Behavioral Neuroscience, 2021. 15.
Panneton, W.M. and Q. Gan, Thr Mammalian Diving Response: Inroads to Its Neural Control. Frontiers in Neuroscience, 2020.14.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.