Secara hukum, skripsi sudah dituangkan dalam referensi yang jelas dan sah di mata hukum. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT); Skripsi (S1), Tesis (S2), dan Disertasi (S3) memiliki penjelasan dan perbedaan yang kuat, jelas, serta tentunya berlaku di Republik Indonesia. Referensi hukum ini dibutuhkan sebagai landasan kuat bagi sebuah Program Studi di Indonesia dalam merumuskan standar kriteria Skripsi, Tesis, dan Disertasi sekaligus referensi yuridis bagi siapa saja yang melakukan justifikasi ataupun diskualifikasi penelitian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa S1, S2, ataupun S3 di Indonesia.
Berdasarkan kedua referensi tersebut skripsi, tesis, dan disertasi memiliki persamaan:
Sedangkan perbedaannya terletak pada standar tugas akhir dari masing-masing strata tersebut.
Nah setelah mengetahui kenyataan di atas, tentunya kita tidak bisa mengelak lagi, bahkan mau tidak mau kita harus rela disibukkan dengan skripsi untuk menyelesaikan masa kuliah kita di S1. Tapi tenang saja, karena di mana ada masalah di situ juga ada solusinya!
Untuk meringankan permasalahan dalam mengerjakan skripsi bisa kita mulai sejak dari menentukan topik skripsi-nya. Jika sudah ringan setidaknya sambil menyelesaikan skripsi kamu bisa melakukan kegiatan yang lain, seperti les TOEFL secara online atau pun kegiatan-kegiatan bermanfaat lainnya. Nah berikut ada beberapa langkah yang bisa membantu kamu, khususnya mahasiswa S1 semester akhir dalam menentukan topik skripsi. Apa-apa saja langkah tersebut? Mari simak langkah-langkah berikut ini sampai habis. Check this out!
Pada tahap awal, kamu bisa membuat daftar topik yang sekiranya relevan dengan studi kamu dengan cara-cara ini:
Setelah melakukan langkah pertama, kamu tentu sudah memiliki beberapa topik yang sekiranya bisa dilanjutkan jadi penelitian. Nah, tahap selanjutnya adalah menyeleksi topik mana yang memang benar-benar cocok untuk kamu. Kamu harus mempertimbangkan sumber baru dari topik tersebut, kelengkapan sumber data, kerumitan topik, dan sebagainya. Selain itu, kamu bisa juga memilih topik yang sejalan dengan karir yang kamu minati setelah lulus.
Pada tahap ini, kamu sebaiknya sudah memiliki 1-3 topik yang akan kamu angkat menjadi skripsi. Coba lakukan riset sederhana terhadap topik tersebut. Kumpulkan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, kemudian tulis sisi positif dan negatif dari memilih topik tersebut (misalnya: topik A memiliki sumber data lengkap, namun lingkup bahasannya terlalu luas).
Setelah membuat rangkuman kecil tentang topik-topik yang kamu pilih, saatnya konsultasi ke dosen kamu. Jelaskan mengapa kamu memilih topik tersebut dan kesulitan apa yang sekiranya akan kamu hadapi. Dosen kamu pasti sudah punya pandangan yang lebih jauh tentang permasalahan tersebut.
Pada tahap yang terakhir ini, kamu tinggal menyusun pertanyaan-pertanyaan penelitian yang tentunya sesuai dengan topik yang kamu punya. Dalam mencari pertanyaan penelitian, kamu bisa menggunakan metode yang sama dengan pemilihan topik. Tulis aja dulu pertanyaan yang relevan sebanyak-banyaknya, baru setelah itu kamu seleksi satu per satu.
Itulah tadi 5 langkah anti ribet dalam menentukan topik skripsi yang bisa kamu terapkan. Jadi jangan lagi bahwa skripsi itu menyusahkan mahasiswa ya. Bagaimana pun juga semua tahap dalam menyusun skripsi bisa kita lalui asalkan kita masih menjaga semangat kuliah kita seperti awal masuk kuliah dahulu. Semangat dan semoga bermanfaat.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.