by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Nida Aulia                 
726 0 0
Sains dan Teknologi April 7 4 Min Read

Defense Mechanism




Saat seseorang mengalami suatu masalah yang membuatnya cemas, biasanya egonya akan terancam. Agar permasalahan tidak mengancam ego seseorang, ada dua jalan yang bisa ditempuh. Pertama, dengan task oriented, yaitu menghadapi masalah apa adanya terlepas masalah tersebut bisa selesai atau tidak, dia akan tetap melakukan sesuatu agar masalah tersebut tidak menjadi sumber kecemasan lagi baginya. Kedua, dengan ego defense mechanism atau mekanisme pertahanan ego (MPE), yaitu cenderung fokus pada penyelamatan ego dan kurang peduli dengan penyelesaian masalah. Seseorang yang terlalu banyak menggunakan MPE maka akan menciptakan diri yang palsu (false self) dan memilih menyembunyikan diri yang sebenarnya, sehingga yang semakin tumbuh adalah false self-nya. Dia akan selalu tersembunyi dan tidak akan pernah dewasa.

Mekanisme pertahanan ego adalah cara yang digunakan individu untuk mengatasi kecemasannya yang diakibatkan karena keinginannya yang tidak terpenuhi. Individu yang melakukan mekanisme pertahanan ego secara wajar masih dikategorikan sebagai tingkah laku yang adaptif. Namun, apabila penggunaannya berlebihan sehingga berubah menjadi gaya hidup untuk menghadapi realitas, tingkah laku ini tergolong patologis.

Defence mechanism sebagai cara individu memodifikasi atau menekan perasaan bersalah, frustasi atau perasaan takut, karena tidak mampu menghadapi perasaan itu secara realistik. Mekanisme pertahanan diri adalah cara ego memodifikasi atau menekan konflik batin diri yang tidak bisa diselesaikannya dengan baik.

Mekanisme pertahanan diri merupakan penyesuaian ego yaitu usaha untuk melindungi diri dari perasaan tidak kuat. Ciri-cirinya:

  1. Bersifat sementara karena hanya berfungsi sebagai perlindungan atau pertahanan dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
  2. Mekanisme pertahanan diri terjadi di luar kesadaran individu.
  3. Sering kali tidak berorientasi pada kenyataan.

Freud mengemukakan berbagai bentuk mekanisme pertahanan ego yang dimanifestasikan ke dalam tingkah laku:

  1. Represi

Represi ialah melupakan isi kesadaran yang traumatis yang membangkitkan kecemasan dan menekan hal-hal tersebut ke alam bawah sadar. Bahkan terkadang individu tidak menyadari bahwa dia melakukan represi.

  1. Penyangkalan (denial)

Penyangkalan hampir sama dengan represi dimana individu menyangkal untuk menerima masalah atau kenyataan yang membangkitkan kecemasan.

  1. Reaksi formasi

Merupakan perilaku individu yang ditunjukkan dalam suatu cara yang berlawanan terhadap apa yang dia rasakan. Misalnya dia menyukai sesuatu padahal dia tidak menyukainya.

  1. Proyeksi

Merupakan ciri-ciri seseorang yang tidak menerima pikiran, perasaan atau motif yang tidak diterimanya kepada orang lain. Individu cenderung menyalahkan tingkah laku orang lain untuk menutupi kesalahannya.

  1. Introyeksi

Digunakan orang-orang untuk memasukkan kualitas-kualitas positif dari orang lain ke dalam ego mereka sendiri.

  1. Regresi

Regresi adalah saat libido melewati suatu tahap perkembangan, pada saat mengalami stress dan kecemasan mungkin akan kembali ke tahap perkembangan sebelumnya.

  1. Fiksasi

Merupakan tindakan tetap bertahan “terpaku” pada tahap perkembangan yang sudah dijalani karena takut melangkah ke tahap perkembangan selanjutnya.

  1. Displacement

Merupakan tindakan mengalihkan perasaan bermusuhan atau agresifitas dari sumber aslinya kepada orang lain atau objek tertentu yang dianggap lebih aman.

  1. Rasionalisasi

Merupakan tindakan menciptakan alasan yang baik dan masuk akal untuk membenarkan tindakannya yang salah sehingga kenyataan yang mengecewakan tidak begitu menyakitkan.

  1. Sublimasi

Suatu pemindahan yang menghasilkan prestasi kebudayaan yang lebih tinggi.

  1. Kompensasi

Berupa tingkah laku untuk menutupi kelemahan dengan jalan memuaskan atau menunjukkan sifat tertentu karena frustasi di bidang lain.

  1. Identifikasi

Identifikasi adalah tindakan menyamakan dirinya dengan orang lain yang populer untuk meningkatkan rasa harga diri.

Defense mechanism tidak selalu harus dihindari, karena memiliki fungsi tersendiri yang berguna bagi kehidupan kita. Tapi, akan menjadi tidak sehat jika semua permasalahan kita hadapi dengan cara MPE.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.