by INBIO
Banyak orang yang menganggap bahwa perilaku self harm merupakan perilaku yang manipulatif. Sehingga orang-orang akan menjauhi pelaku self harm karena takut dan tidak menyukai mereka. Tentang self harm sendiri masih dianggap tabu oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak mengetahui dengan benar apa itu self harm. Karena ketidaktahuan itulah banyak bermunculan stigma-stigma negatif tentang pelaku self harm dan bahkan berkembang di masyarakat.
Misalnya saja, pelaku self harm itu hanya cari perhatian. Faktanya, pelaku self harm selalu menyembunyikan tindakannya (termasuk luka) karena rasa malu dan takut akan dijauhi oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan mereka tidak akan memberitahu tindakannya itu kepada orang-orang terdekatnya sekalipun. Jika kita sampai mengatakan kepadanya bahwa dia hanya cari perhatian, hal ini hanya akan membuat mentalnya semakin memburuk.
Seseorang melakukan self harm umumnya karena memiliki permasalahan sehingga memunculkan emosi negatif yang parah dan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ada anggapan di masyarakat bahwa luka orang yang melakukan self harm menunjukkan parahnya permasalahan mereka. Sebenarnya, tidak ada hubungannya antara parahnya luka dengan parahnya permasalahan pelaku self harm. Jikalau ada banyak luka di tubuh mereka, kemungkinan besar dia telah melakukan self harm secara berulang-ulang. Karena self harm dapat menyebabkan kecanduan.
Orang yang melakukan self harm biasanya dianggap memiliki keinginan bunuh diri. Faktanya, mereka melakukan self harm hanya ingin melampiaskan emosi negatifnya saja tanpa ada keinginan untuk bunuh diri. Mereka beranggapan bahwa self harm sebagai satu-satunya cara untuk melampiaskan emosi negatif agar mereka merasa lebih baik. Begitu melakukan self harm, pelakunya akan merasakan lega dan merasa beban perasaan mereka berkurang. Meskipun tindakan self harm rentan menyebabkan kematian.
Orang yang melakukan self harm akan didiagnosis memiliki gangguan kejiwaan, seperti gangguan kecemasan, gangguan pola makan, atau trauma. Akibatnya banyak masyarakat yang menganggap pelaku self harm itu orang gila dan berbahaya. Mereka melukai diri sendiri sebagai cara untuk melampiaskan emosi negatif mereka saja. Meskipun mereka didiagnosis memiliki gangguan jiwa, bukan berarti kita menganggapnya gila.
Kebanyakannya di masyarakat self harm dilakukan oleh remaja perempuan. Sebenarnya self harm dapat dilakukan oleh siapa saja. Baik laki-laki maupun perempuan. Bisa dilakukan dari berbagai kalangan usia. Baik anak-anak maupun orang dewasa.
Dengan begitu banyaknya stigma-stigma negatif di masyarakat terhadap pelaku self harm, hal ini hanya akan memperburuk kondisi pelaku self harm itu sendiri. Seharusnya kita tidak ikut-ikutan men-judge pelaku self harm dengan stigma-stigma negatif tersebut. Selain itu ada beberapa hal yang tidak harus kita lakukan ketika orang-orang terdekat kita melakukan self harm:
Akibat dari stigma negatif, memunculkan perilaku tidak menyenangkan masyarakat kepada pelaku self harm. Yang dimana hanya membuat kondisi pelaku self harm semakin memburuk. Padahal mereka perlu pendampingan dan self harm bukanlah suatu aib.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.