by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Nida Aulia                 
925 0 0
Sains dan Teknologi March 18 5 Min Read

JANGAN LAKUKAN INI PADA ORANG YANG MELAKUKAN SELF HARM




Banyak orang yang menganggap bahwa perilaku self harm merupakan perilaku yang manipulatif. Sehingga orang-orang akan menjauhi pelaku self harm karena takut dan tidak menyukai mereka. Tentang self harm sendiri masih dianggap tabu oleh masyarakat. Sehingga masyarakat tidak mengetahui dengan benar apa itu self harm. Karena ketidaktahuan itulah banyak bermunculan stigma-stigma negatif tentang pelaku self harm dan bahkan berkembang di masyarakat.

Misalnya saja, pelaku self harm itu hanya cari perhatian. Faktanya, pelaku self harm selalu menyembunyikan tindakannya (termasuk luka) karena rasa malu dan takut akan dijauhi oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan mereka tidak akan memberitahu tindakannya itu kepada orang-orang terdekatnya sekalipun. Jika kita sampai mengatakan kepadanya bahwa dia hanya cari perhatian, hal ini hanya akan membuat mentalnya semakin memburuk.

Seseorang melakukan self harm umumnya karena memiliki permasalahan sehingga memunculkan emosi negatif yang parah dan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ada anggapan di masyarakat bahwa luka orang yang melakukan self harm menunjukkan parahnya permasalahan mereka. Sebenarnya, tidak ada hubungannya antara parahnya luka dengan parahnya permasalahan pelaku self harm. Jikalau ada banyak luka di tubuh mereka, kemungkinan besar  dia telah melakukan self harm secara berulang-ulang. Karena self harm dapat menyebabkan kecanduan.

Orang yang melakukan self harm biasanya dianggap memiliki keinginan bunuh diri. Faktanya, mereka melakukan self harm hanya ingin melampiaskan emosi negatifnya saja tanpa ada keinginan untuk bunuh diri. Mereka beranggapan bahwa self harm sebagai satu-satunya cara untuk melampiaskan emosi negatif agar mereka merasa lebih baik. Begitu melakukan self harm, pelakunya akan merasakan lega dan merasa beban perasaan mereka berkurang. Meskipun tindakan self harm rentan menyebabkan kematian.

Orang yang melakukan self harm akan didiagnosis memiliki gangguan kejiwaan, seperti gangguan kecemasan, gangguan pola makan, atau trauma. Akibatnya banyak masyarakat yang menganggap pelaku self harm itu orang gila dan berbahaya. Mereka melukai diri sendiri sebagai cara untuk melampiaskan emosi negatif mereka saja. Meskipun mereka didiagnosis memiliki gangguan jiwa, bukan berarti kita menganggapnya gila.

Kebanyakannya di masyarakat self harm dilakukan oleh remaja perempuan. Sebenarnya self harm dapat dilakukan oleh siapa saja. Baik laki-laki maupun perempuan. Bisa dilakukan dari berbagai kalangan usia. Baik anak-anak maupun orang dewasa.

Dengan begitu banyaknya stigma-stigma negatif di masyarakat terhadap pelaku self harm, hal ini hanya akan memperburuk kondisi pelaku self harm itu sendiri. Seharusnya kita tidak ikut-ikutan men-judge pelaku self harm dengan stigma-stigma negatif tersebut. Selain itu ada beberapa hal yang tidak harus kita lakukan ketika orang-orang terdekat kita melakukan self harm:

  • Jangan menghakimi atau menyinggung perasaannya. Hal ini akan membuat mereka semakin menutup diri dan enggan untuk ditolong. Seperti memanggilnya dengan sebutan “gila” atau “tidak waras”.
  • Jangan memberi ancaman. Misalnya akan mengusirnya dari rumah.
  • Jika pelaku self harm melakukan self harm di depan kamu, jangan merebut paksa benda yang dia gunakan untuk melakukan self harm darinya. Tapi tawarkan dia untuk melepas atau menaruh benda tersebut. Kemudian segera berikan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan segera panggil layanan darurat atau ambulans.
  • Jangan mengabaikan pelaku self harm dan menganggap tindakan mereka bercandaan.
  • Jangan mengejek mereka.
  • Jangan memaksa mereka untuk berhenti melakukan self harm apalagi sampai meminta mereka berjanji. Hal ini dapat membuat mereka merasa bersalah kepada kita karena takut mengecewakan kita.
  • Jangan membuatnya merasa bersalah. Seperti kata-kata, “Kasihan orang tuamu, mereka pasti sedih kamu begini.”

Akibat dari stigma negatif, memunculkan perilaku tidak menyenangkan masyarakat kepada pelaku self harm. Yang dimana hanya membuat kondisi pelaku self harm semakin memburuk. Padahal mereka perlu pendampingan dan self harm bukanlah suatu aib.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.