Pasti banyak di antara kita yang kebingungan bahkan baru mendengar hewan yang bernama "Mudskipper" ini. Bagaimana tidak asing, 'Mudskipper" ini adalah bahasa inggris dari ikan Gabus Laut atau kita lebih sering mendengarnya dengan sebutan ikan Glodok. Jika mendengar ikan Glodok sepertinya dari kita sudah ada yang mendengar bahkan mengetahui ikan Glodok ini, namun ternyata jika ditanya masih banyak yang belum mengenal dan mengetahui hewan lucu lagi unik yang satu ini. Ikan dengan nama latin Boleophthalmus boddarti biasa dikenal sebagai "Mudskipper" ini adalah salah satu jenis ikan yang biasa hidup di hutan mangrove. Lalu kenapa sebutannya menjadi "Mudskipper"? Hal ini dikarenakan ikan ini cukup suka atau memiliki kebiasaan melompat-lompat di lumpur. Ikan yang memiliki perilaku unik ini yaitu ikan ini dapat merangkak ke daratan dan memanjat atau bertengger di akar mangrove dengan bantuan sirip yang ia miliki (Muhtadi et al. 2016).
Jika ingin mencari ikan yang satu ini maka pergilah ke kawasan hutan mangrove, di tempat itu lah mereka biasanya hidup. Karena ikan ini merupakan biota endemik yang mendiami kawasan hutan mangrove. Morfologi dari ikan ini yaitu matanya yang mencuat keluar dari kepalanya, sirip dada pada bagian pangkal dengan sedikit berotot, dan sirip inilah yang membantunya merangkak dan memanjat akar mangrove tadi, karena siripnya bisa ditekuk bagaikan lengan pada manusia. kandungan yang terdapat pada ikan ini yaitu sebesar 7,91 % protein, 0,46 % lemak, 3,82 % abu dan 72,80 % air. Sedangkan bila kita sudah memanggangnya maka kandungannya menjadi 24,31 % protein, 0,85 % lemak, 5,17 % abu dan 43,73 % air. Jika kita menganalisis kandungan karbohidrat, protein dan lemaknya maka kandungan karbohidrat 0,67%, kandungan lemak 0,48% dan kandungan protein sebesar 48,26% (Sunarni, 2013). Dengan demikian ikan ini memiliki potensi protein yang cukup tinggi jika dikonsumsi.
Menurut masyarakat lokal ikan juga berfungsi sebagai obat berbagai macam penyakit, di antaranya : asma, batuk, dan peningkat stamina pada janin ibu hamil. Di Indonesia pemanfaatan ikan ini belum begitu populer atau banyak dimanfaatkan, namun di beberapa Negara seperti China, Jepang, dan Korea, ikan Glodok menjadi salah satu sumber pangan yang dipercaya baik untuk kesehatan, hal ini ditandai dengan adanya pengeksporan ikan Glodok ini. Di balik itu sebenarnya ikan ini sangat bagus dikonsumsi, hal ini sejalan dengan penelitian Purwaningsih et al. (2013) yang menyatakan ikan ini bagus untuk dikonsumsi karena dapat meningkatkan tenaga dan baik jika dikonsumsi para ibu hamil. Di Indonesia Ikan glodok biasa dimanfaatkan sebagai umpan memancing, ikan kering dan ikan asap terutama di wilayah Cilacap dan Karawang sekitarnya, namun di Jepang beda lagi, ikan glodok selain untuk dikonsumsi, ikan glodok juga digunakan khusus sebagai obat tradisional (DKP 1990). Dalam pengolahan daging ikan Glodok ini cukup baik diolah dengan cara perebusan atau pengukusan, hal ini sejalan dengan hasil penelitian Bognar et al. (1998), perebusan dan pengukusan diterapkan pada bahan makanan untuk meningkatkan rasa dan flavor, menonaktifkan mikroorganisme patogen, dan meningkatkan umur simpan.
Beberapa penelitian tentang pengolahan ikan dengan menggunakan panas tentunya akan mempengaruhi kandungan gizi, khususnya asam lemak yang terdapat pada ikan. Pengetahuan tentang besarnya perubahan asam lemak pada daging ikan Glodok akibat proses pengolahan panas perlu diketahui untuk menentukan metode pengolahan yang tepat, sehingga pemanfaatan ikan glodok dapat optimal dan menjadi salah satu sumber pangan yang bergizi. Selain dagingnya, Mukus yang dihasilkan oleh ikan ini juga dapat dimanfaatkan. Mukus ikan ini disekresi oleh sel epidermis, dan memiliki kandungan utama yaitu air dan pembentuk gel seperti mucin dan glikoprotein (Martinez et al. 2006). Selama hidupnya ikan Glodok ini akan selalu mengeluarkan mukus yang berperan secara biologis maupun ekologis. Berperan dalam sistem osmoregulasi, sebagai pelindung terhadap patogen, racun lingkungan, dan logam berat (Gomez et al., 2013). Selain itu dapat juga berperan sebagai pelindung dari kebiasan yang dilakukan ikan ini, yaitu merangkak dan memanjat sehingga terhindar dari gesekan pasir, batu, ataupun akar mangrove.
sumber gambar : macaranga.org
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.