by INBIO
Penelitian Baru Mengungkap Adaptasi Unik Karang terhadap Peningkatan Turbiditas (kekeruhan) dalam Menghadapi Perubahan Iklim
Perubahan iklim dan aktivitas manusia tentunya memberi dampak besar pada ekosistem laut, termasuk pada terumbu karang, salah satu ekosistem yang paling beragam komposisinya di dunia. Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Muhammad Irsyad Abiyusfi Ghafari, Abu Hena Mustafa Kamal, dan Mohd Hanafi Idris mengeksplorasi bagaimana dua spesies karang, Echinopora lamellosa dan Echinopora pacificus, beradaptasi terhadap tekanan lingkungan, terutama perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan turbiditas atau tingkat kekeruhan airnya.
Mengapa Peningkatan Turbiditas Menjadi Masalah bagi Karang?
Meningkatnya turbiditas air laut, yang sering kali disebabkan oleh sedimentasi, aktivitas manusia, atau perubahan pola cuaca, dapat menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air. Hal ini menjadi tantangan besar bagi karang yang bergantung pada simbiosis dengan alga mikroskopis (zooxanthellae) untuk mendapatkan energi melalui fotosintesis. Jika tingkat cahaya terlalu rendah, kemampuan karang untuk bertahan hidup dapat terganggu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua spesies Echinopora menunjukkan variasi fitur morfologi mikro sebagai respons terhadap peningkatan turbiditas atau kekeruhan ini. Beberapa adaptasi yang diidentifikasi meliputi penebalan dan perluasan lamina (lempeng karang) untuk meningkatkan area penangkapan cahaya, peningkatan ukuran polip agar dapat menangkap lebih banyak partikel organik sebagai sumber nutrisi tambahan ketika fotosintesis terbatas, serta pengurangan jarak antar polip sehingga karang dapat memaksimalkan efisiensi dalam menangkap cahaya yang masuk.
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa variasi mikro-morfologi pada karang memungkinkan karang dapat beradaptasi terhadap peningkatan kekeruhan. Karang dengan struktur "bukit-dan-lereng" pada permukaan polip ternyata lebih mampu menghindari akumulasi sedimen, sementara lembah antar polip membantu menampung sedimen sementara.
Hal ini menunjukkan bahwa morfologi unik karang sangat menentukan kemampuan bertahan dalam lingkungan yang keruh.
Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting dalam bidang konservasi. Dengan memahami bagaimana karang beradaptasi terhadap tekanan lingkungan, kita dapat mengembangkan strategi untuk melindungi mereka. Misalnya, pengelolaan sedimentasi di wilayah pesisir atau perlindungan habitat karang dapat membantu memperlambat degradasi terumbu karang akibat tekanan lingkungan.
Karang Echinopora lamellosa dan Echinopora pacificus juga memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana kehidupan laut berjuang untuk bertahan dalam menghadapi terjadinya perubahan iklim global. Penelitian ini mengingatkan kita pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem laut untuk mendukung keanekaragaman hayati dan ketahanan lingkungan di masa depan.
Tertarik lebih lanjut analisis lengkap penelitian ini? Kunjungi dan baca artikel aslinya di sini: https://link.springer.com/article/10.1007/s00338-024-02579-5 .
Jangan lupa kunjungi website Generasi Peneliti untuk membaca artikel ilmiah populer lainnya yang mengungkap inovasi dalam dunia riset dan sains!
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.