Pengertian teknologi dapat mencakup semua cara atau prosedur yang/ oleh masyarakat prosedur itu dianggap baru dalam atau untuk menghasilkan atau menyelesaikan suatu produk atau pekerjaan dengan biaya,tenaga,dan waktu yang lebih irit. Teknologi dalam bidang pertanian dapat berupa mesin-mesin pabrik, penemuan produk inovasi, alat pertanian atau produk input lainnya. Teknologi biasanya memiliki sifat lebih efektif, efisien dan bermanfaat serta memeliki kelubahan dibandingkan tanpa teknologi (konvensional).
Dalam bidang pertanian, perekembangan riset selalu dilakukan. Penemuan-penemuan tersebut dikenal dengan istilah inovasi. Inovasi merupakan suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu daerah tertentu. Hasil-hasil riset tersebut selanjutnya diterapkan ke lapangan, termasuk adanya teknologi baru. Hal ini akan menyebabkan adanya arus difusi teknologi pertanian. Apakah difusi teknologi itu?
Difusi teknologi pertanian adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi pada bidang pertanian secara lebih ekstensif oleh penemuanya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan meningkatkan daya guna potensinya dalam sistem pertanian. Proses difusi dapat dikelompokkan menjadi:
Adopsi teknologi pertanian merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psychomotor) pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi sampai memutuskan untuk mengadopsinya setelah menerima inovasi. Kategori adaptor dapat dikelompokkan menjadi:
Inovator adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memiliki gaya hidup dinamis, memiliki banyak teman atau relasi dan cenderung berpikir ilmiah.
Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.
Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
Kelompok ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.
Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman.
Referensi:
https://ntb.litbang.pertanian.go.id
http://ejournal.undwi.ac.id
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.