by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Shipa Rifelina                 
629 0 3
Opini Akademisi May 24 3 Min Read

Makna Sebuah Senyuman




Lengkungan bulan sabit di wajahmu seolah mengalihkan duniaku. Kehidupan terasa damai bersama dengan gemerlap kebahagiaan yang menyertainya. Seolah setiap lengkungan senyum adalah pantulan kebahagian dalam hati seseorang. Apakah selamanya demikian? Bagaimana hubungan sebuah senyuman dengan perasaan?

Berdasarkan hasil meta-analisis dari 138 studi yang melibatkan 11.000 partisipan mengenai efek senyum terhadap perasaan, Psychological l Bulletin 2019 menyatakan bahwa senyum dapat mempengaruhi perubaan kondisi emosional manusia walau efeknya kecil. Sedangkan Scientific Reports 2018 berpendapat bahwa senyum yang dipaksakan saat bersedih berpotensi mengubah mood yang sedang buruk sehingga dapat disimpulkan perasaan tenang setelah senyum mendorong bahagia (perasaan hangat). Wahh sangat positif sekali ya gess..

Beda ceritanya saat seseorang tersenyum karena berpapasan dengan orang yang tersenyum. Efek ‘mirror neuron’ tersebut dapat menginduksi seseorang untuk ikut tersenyum dan perasaan tentang terinduksi lebih tinggi. Tersenyum secara "mirror neuron' merupakan salah satu budaya yang terdapat di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang ramah akibat adanya ‘mirror neuron’. Pernahkah kamu membalas senyum seseorang yang mungkin tidak kamu kenali sebelumnya? Mungkin hal ini sering kali terjadi selepas adanya kontak mata yang kemudian dilanjutkan dengan senyum yang menunjukkan keramahan.

Tersenyum karena orang lain tidak hanya berlaku saat bertemu fisik namun juga ketika chatting secara daring lohhh. Saat kamu menerima sticker atau smiley yang tepat, kamu membayangkan individu tersebut sedang tersenyum dan kamu ikut tersenyum terkadang tanpa kamu sadari.

Secara biologis, saat kamu tersenyum otak akan mengintruksikan untuk melepaskan hormon endorphin, serotonin dan dopamine. Endorphin mendorong perasaan positif, serotonin mengatur mood lebih baik, dan dopamine memotivasi diri seseorang untuk melanjutkan senyum (reward activity).

Apakah hari ini kamu sudah tersenyum? Apapun yang kamu alami hari ini, jangan lupa untuk tersenyum ya sebagai ‘reward’ kerja kerasmu.

 

Referansi:

Coles, N.A., J.T. Larsen, and H.C. Lench, A meta-analysis of the facial feedback literature: Effects of facial feedback on emotional experience are small and variable. Psychological bulletin, 019. 145(6): p. 610.

Lewis, M.B., The interactions between botulinum-toxin-based facial treatments and embodied emotions. Scientific Reports, 2018. 8(1): p. 14720.

“Smile! It Could Make You Happier” in SA Mind 20, 5, 14-15 (September 2009) doi:10.1038/scientificamericanmindd0909-14.


Editor:     Rezekinta Syahputra Sembiring                 

AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.