by INBIO
Pada Kamis, 19 Desember 2024, Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi dengan mengukuhkan enam guru besar baru di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C. Momentum ini tidak hanya menjadi perayaan bagi individu-individu yang diangkat sebagai guru besar, tetapi juga menjadi refleksi atas kemajuan UNAIR dalam mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi di Indonesia.
Dalam acara tersebut, nama-nama yang dikukuhkan mencerminkan keberagaman keahlian dan disiplin ilmu yang ada di UNAIR. Guru besar yang dilantik meliputi Prof. Dr. Imron Mawardi, S.P., M.Si. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB); Prof. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si. dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK); Prof. Dr. Liliek Susilowati, S.Si., M.Si. dan Prof. Aminatun, Ir., M.Si. dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST); Prof. Baiq Lekar Sinayang Wahyu Wardhani, Dra., M.A., Ph.D. dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP); serta Prof. Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Keperawatan (FKp).
Rektor UNAIR, Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak., dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas pencapaian ini. “Hari ini, kita merayakan pencapaian yang membanggakan. Dengan bertambahnya enam guru besar ini, UNAIR kini memiliki total 373 guru besar, yang mencakup 17 persen dari keseluruhan tenaga pendidik di universitas kita. Guru besar bukan sekadar gelar, tetapi juga simbol tanggung jawab untuk memajukan ilmu pengetahuan dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujar Prof. Nasih penuh semangat.
Rektor juga menekankan pentingnya memanfaatkan potensi akademik Indonesia. Ia menyebut bahwa negara ini memiliki sumber daya luar biasa, termasuk dalam bidang akademik, yang dapat menjadi motor penggerak perubahan. “Indonesia memiliki kekayaan intelektual yang luar biasa. Tantangan kita adalah bagaimana mengoptimalkan potensi ini agar memberikan dampak signifikan, baik di tingkat nasional maupun global,” tambahnya.
Dalam pidatonya, Prof. Nasih juga mengajak para guru besar baru untuk melihat peran Indonesia di tengah dinamika global. Menurutnya, sebagai bangsa besar, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi kekuatan penyeimbang di dunia. “Kita harus mampu menjadi primadona baru yang menawarkan solusi atas ketidakadilan global, baik dalam sektor keuangan, kesehatan, perdagangan, maupun pertahanan. Inilah saatnya Indonesia mengambil peran lebih besar dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Setiap guru besar yang dikukuhkan pada hari itu memiliki perjalanan akademik yang menginspirasi. Prof. Dr. Imron Mawardi, S.P., M.Si., misalnya, dikenal dengan kontribusinya dalam bidang ekonomi syariah dan pemberdayaan UMKM. Karya-karyanya telah menjadi rujukan dalam pengembangan sistem keuangan inklusif yang tidak hanya berbasis profit, tetapi juga nilai sosial.
Sementara itu, Prof. Dr. Kismiyati, Ir., M.Si., memiliki fokus penelitian pada pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Beliau telah memimpin berbagai penelitian yang bertujuan untuk menjaga ekosistem laut Indonesia, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Penelitiannya memberikan solusi atas tantangan overfishing dan kerusakan lingkungan laut.
Prof. Dr. Liliek Susilowati, S.Si., M.Si., dan Prof. Aminatun, Ir., M.Si., keduanya berasal dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Prof. Liliek dikenal atas penelitian inovatif di bidang bioteknologi yang mendukung pengembangan energi terbarukan, sementara Prof. Aminatun memiliki spesialisasi dalam teknologi pangan, khususnya dalam pengembangan produk-produk berbasis lokal yang bernilai tambah tinggi.
Di bidang sosial, Prof. Baiq Lekar Sinayang Wahyu Wardhani, Dra., M.A., Ph.D., dari FISIP, telah lama berkontribusi dalam kajian politik internasional dan gender. Beliau sering diundang sebagai pembicara di forum internasional untuk membahas peran perempuan dalam diplomasi dan pengambilan kebijakan.
Terakhir, Prof. Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D., dari Fakultas Keperawatan, merupakan salah satu pionir dalam penelitian keperawatan komunitas di Indonesia. Karyanya membantu memperkuat sistem layanan kesehatan primer di daerah-daerah terpencil, memastikan akses kesehatan yang lebih merata bagi masyarakat Indonesia.
Momentum pengukuhan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi UNAIR, tetapi juga menjadi bukti bahwa universitas ini terus berkontribusi dalam mencetak generasi intelektual yang berdaya saing global. Sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, UNAIR terus berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai pusat keunggulan akademik.
Rektor UNAIR menutup acara dengan harapan besar. “Kepada para guru besar yang baru dikukuhkan, saya berharap Anda semua dapat menjadi teladan, baik di bidang akademik maupun di masyarakat. Jadikan gelar ini sebagai motivasi untuk terus berkarya dan memberikan manfaat bagi bangsa dan dunia,” tutupnya dengan penuh optimisme.
Pengukuhan ini juga menjadi cerminan perjalanan panjang UNAIR dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas tinggi. Sejak didirikan, UNAIR telah berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam penelitian dan pendidikan di berbagai bidang ilmu. Komitmen ini tampak nyata dalam berbagai prestasi yang diraih oleh para staf pengajar, mahasiswa, hingga alumni.
Keberhasilan para guru besar baru ini juga mencerminkan pentingnya kolaborasi antar disiplin ilmu. Dalam dunia akademik modern, permasalahan kompleks membutuhkan pendekatan multidisiplin, yang memungkinkan berbagai perspektif untuk bersinergi dalam menciptakan solusi. UNAIR terus mendorong kolaborasi ini dengan mempertemukan akademisi dari berbagai fakultas untuk bekerja sama dalam penelitian yang inovatif.
Lebih jauh, pencapaian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengejar pendidikan tinggi. Dalam konteks global yang semakin kompetitif, keberadaan guru besar menjadi teladan nyata bahwa pendidikan mampu membuka peluang tak terbatas. UNAIR berupaya untuk menciptakan lingkungan akademik yang tidak hanya mendorong prestasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai integritas, etika, dan pengabdian.
Di sisi lain, pengukuhan ini juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan pendidikan tinggi. Sebagai salah satu pilar utama pembangunan bangsa, pendidikan membutuhkan investasi berkelanjutan untuk mencetak pemimpin masa depan yang mampu menjawab tantangan zaman. UNAIR, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan nasional, berkomitmen untuk terus memperkuat kontribusinya dalam mencetak SDM unggul.
Tidak kalah penting, acara pengukuhan ini menunjukkan bahwa UNAIR tidak hanya sekadar institusi pendidikan, tetapi juga komunitas yang terus berusaha memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Dengan menempatkan inovasi dan keberlanjutan sebagai inti dari setiap inisiatif, UNAIR berharap dapat terus menjadi mercusuar ilmu pengetahuan di Indonesia dan dunia.
Pengukuhan enam guru besar ini hanyalah salah satu langkah dari perjalanan panjang UNAIR dalam menciptakan perubahan positif. Sebagai salah satu universitas tertua dan terbaik di Indonesia, UNAIR telah membuktikan bahwa dedikasi terhadap pendidikan dan penelitian dapat membawa dampak luar biasa. Dengan dukungan seluruh civitas akademika, UNAIR optimis dapat melahirkan lebih banyak lagi tokoh-tokoh yang akan membawa nama Indonesia ke panggung dunia.
Sumber: Kukuhkan Guru Besar, Rektor Sebut Bisa jadi Sumber Kekuatan bagi UNAIR
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.