by INBIO
Coklat menjadi makanan yang telah dikonsumsi oleh manusia sejak lama. Bubuk coklat pertama kali dikonsumsi oleh Suku Maya pada tahun 450 – 500 sebelam masehi.
Coklat yang banyak dikonsumsi saat ini berasal dari biji buah pohon kokoa. Sebelum dikonsumsi, biji pohon kokoa diolah terlebih dahulu menjadi bubuk coklat. Dalam dunia makanan, bubuk coklat banyak dimanfaatkan sebagai pemanis makanan dan bahan baku pembuatan berbagai macam makanan.
Saat ini, banyak pandangan yang mengatakan bahwa coklat dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi tubuh. Demi menghindari efek samping dari konsumsi coklat, terdapat opsi yang lebih baik dibandingkan dengan bubuk coklat. Pengganti bubuk coklat dikenal dengan bubuk Carob.
Bubuk carob dihasilkan dari pohon carob. Pohon carob atau Ceratonia siliqua biasanya memiliki biji yang diolah menjadi carob powder. Ini adalah alternatif dari bubuk kokoa atau cokelat karena teksturnya begitu mirip. Biasanya, bubuk carob digunakan sebagai pemanis alami dalam olahan kue.
Meski jarang didengar, pohon carob telah ditanam sejak lama. Pohon carob telah ditanam sejak masa Kerajaan Romawi. Habitat dari pohon carob dapat ditemukan di daerah yang memiliki udara yang kering.
Jika dibandingkan dengan bubuk coklat, bubuk carob memiliki rasa yang hamper sama dengan bubuk coklat. Namun, bubuk carob terasa lebih tidak pahit jika dibandingkan dengan bubuk coklat. Selain itu, bubuk carob memiliki rasa yang lebih manis dan terasa lebih lembut. Disamping itu, bubuk carob tidak mengandung kafein, yang tentunya tidak akan menimbulkan efek samping bagi orang – orang yang sensitive terhadap kafein.
Bagi yang sedang menjalani diet rendah lemak, bubuk carob merupakan pilihan yang tepat. Hal ini karena dalam bubuk carob tidak mengandung lemak. Namun kandungan gula dalam bubuk carob cukup tinggi, yaitu sekitar enam gram dalam tiap dua sendok makan bubuk carob.
Namun, tetap saja kandungan gula ini masih lebih rendah dibandingkan dengan produk turunan cokelat. Sebut saja chocolate chips yang mengandung 92 gram gula, dibandingkan dengan bubuk carob yang hanya 51 gram saja.
Bagi yang tidak bisa toleransi kandungan gluten, bubuk carob dapat menjadi pilihan sebagai pengganti bubuk coklat. Sebab, tidak ada gluten di dalamnya.
Kelebihan lainnya adalah dalam dua sendok makan bubuk carob terdapat sekitar 5 gram serat. Artinya, sudah memenuhi 20% rekomendasi asupan harian.
Asupan serat yang cukup akan membuat seseorang merasa kenyang lebih lama. Kelebihan lainnya adalah menjaga gula darah terkendali, mencegah konstipasi, serta tentu saja menjaga agar tidak mengonsumsi kalori berlebihan.
Faktor lain yang membuat bubuk carob lebih sehat ketimbang bubuk coklat adalah kandungan kalsiumnya. Kandungan kalsium yang tinggi ini dapat beranfaat bagi pertumbuhan tulang, terutama bagi anak – anak yang masig dalam usia pertumbuhan.
Mineral yang penting untuk kesehatan tulang ini ada sejumlah 42 miligram dalam dua sendok makan bubuk carob. Kalsium juga menjaga fungsi otot, saraf, dan jantung tetap sehat.
Untuk mengatasi masalah pencernaan, mengkonsumsi bubuk carob dapat menjadi solusi untuk masalah pencernaan. Meski kandungan tannin dalam makanan maupun minuman dapat menyebabkan mual dan gangguan pencernaan, kandungan tannin dalam bubuk carob dapat mengatasi gangguan pencernaan.
Selain itu, ada pula penelitian pada tahun 2010 yang lalu menemukan bahwa gula alami dalam carob dapat memadatkan feses yang encer. Artinya, sangat aman dan efektif untuk mengatasi diare baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.