"Letakkan sedikit hati pada akal mu agar ia lembut dan letakkan sedikit akal pada hatimu agar ia lurus"
Para membaca mungkin sudah tak asing dengan makna dari kalimat di atas, atau mungkin sudah pernah membacanya tetapi dengan konotasi yang berbeda.
Ya.. Sekarang mari kita selami makna dari kalimat tersebut dan kita ambil pelajaran bersama.
Pertama, 'Letakkan sedikit hati pada akal mu agar ia lembut' jika ditafsirkan secara tekstual maka ada pelajaran penting yang tersirat didalamnya, yaitu bagaimana cara kita mengolah logika namun dengan tetap melibatkan perasaan didalamnya. Jika dilihat dari sudut pandang lain, maka ada satu pesan lagi yang disampaikan dalam kalimat ini, yaitu cara untuk memanajemen logika kita sekaligus membatasinya sehingga setiap keputusan yang berdasar pada logika tersebut tidak terkesan 'kasar/sadis' karena kita telah melibatkan 'sedikit' perasaan didalamnya. Dimana perasaan ini akan memberikan pertimbangan terkait dengan bidang psikologi atau kejiwaan seseorang (yang melibatkan hati).
Kedua, 'Letakkan sedikit akal pada hatimu agar ia lurus'. Hati dan perasaan seolah dua hal yang bergandengan, saling melengkapi dan enggan untuk berpisah. Namun, jika kita dikendalikan oleh hati dan perasaan, maka segala keputusan yang kita ambil akan berdiri gontai layaknya tak ada topangan. Karena sering kali saat hati mendominasi dan ditambah dengan bumbu-bumbu perasaan yang semakin memperkeruh suasana, maka logika pun akan lenyap. Keseimbangan kita berpikir akan goyah, karenanya perlu meletakkan sedikit akal pada hati kita agar setiap tindakan maupun keputusan yang kita ambil akan lurus dan dapat di pertanggung jawabkan.
Adanya akal dan hati bukan untuk saling mendominasi, namun untuk saling melengkapi satu sama lain. Karena sejatinya tindakan terbaik tidak hanya sekadar berdiri di zona nyaman, kita perlu melibatkan banyak argumen untuk dapat berdiri kokoh dan siap untuk melangkah.
Salam Literasi,
Rain
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.