by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Agung Bayuseto                  
652 2 6
Opini Akademisi May 15 9 Min Read

Sejarah dan Perkembangan Agama Buddha di Sukabumi




Sejarah dan Perkembangan Agama Buddha di Sukabumi 

Fa hien diperkirakan merupakan seorang Bikhu Buddha Mahayana yang pertama kali datang pada masa Tarumanagara di abad ke-5 Masehi.

Menurut catatan perjalanannya, pada masa itu sudah ada kerajaan Hindu-Buddha di Tarumanagara walaupun pengikutnya sedikit jumlahnya. Pada abad ke-7 Masehi, I-Tsing, mencatat bahwa di Kerajaan Sriwijaya terdapat dua aliran Agama Buddha yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Theravada yang berkembang secara pesat. Di sisi lain di pulau Jawa, Kerajaan Syailendra pada kurun waktu 775-850 Masehi mengalami kemunduran dan meninggalkan beberapa peninggalan berupa candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Yang kemudian di sambung dengan zaman Kerajaan Majapahit pada tahun 1292-1500 Masehi. Namun setelah era Kerajaan Majapahit memudar penganut Agama Buddha hanya sedikit sekali karena kerajaan-kerajaan berikutnya adalah Kerajaan Islam.

Agama Buddha Mahayana di Sukabumi, di bawa oleh keberadaan orang Tionghoa yang dimulai satu demi satu berdomisili di pemukiman Villa land of Soekaboemi, yang dulunya disebut dengan Cikole. Jauh sebelum Kota Sukabumi ada secara resmi Land of Soekaboemi sudah ada pada tahun 1800-an. Dengan demikian Agama Buddha di Sukabumi sudah ada sejak tahun 1800-an. Pada tahun 1934 datang seorang Bhikhu dari Sria Lanka yaitu Narada Maha Thera ke Indonesia. Dia merupakan seorang Bikhu aliran Buddha Theravada pertama yang datang untuk menyebarkan ajaran Buddha setelah lebih dari 450 tahun jatuhnya kerajaan Hindu-Buddha. Tahun 1953, seorang Tionghoa bernama The Boan An merupakan seorang Bikhu pertama Indonesia setelah lebih dari 450 tahun.

Nama Bikhunya adalah Ashin Jinarakkhitta, pada tahun yang sama Bhikhu Ashin Jinarakkhita datang ke Sukabumi dan sejak saat itulah Klenteng Bie Hian Kiong di Sukabumi menjadi sah secara hukum sebagai Vihara Widhi Sakti.

Umat Vihara Widhi Sakti mulai mendapatkan pembinaan secara Agama Buddha oleh Bhikhu Ashin Jinarakkhita, yang dimana sebelumnya umat tidak berada dalam bimbingan Bhikhu Agama Buddha, namun lebih ke sembahyang sendiri-sendiri dengan cara yang ada. Jumlah pemeluk Agama Buddha di Kota Sukabumi pada tahun 2021 menurut disdukcapil berkisar 2555 orang. Sedangkan di negara Indonesia ini jumlah umat Buddha tidak di ketahui secara pasti, tetapi hasil sensus yang di lakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah umat Buddha pada data terbaru tahun 2018 adalah sebesar 2.062.150 penganut atau 0,7% dari jumlah penduduk Indonesia. 

Sejarah Agama Buddha di Kota Sukabumi tak terlepas dari Vihara Widhi Sakti, Vihara ini adalah Salah satu tempat peribadatan yang terkenal di Kota Sukabumi ,Vihara ini memiliki bangunan yang unik dan khas sekali dengan nuansa Tionghoa. 

Untuk Sejarah Vihara Widhi Sakti ini akan diulas di Artikel Selanjutnya.


Editor:     Rezekinta Syahputra Sembiring                 

AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(2) Komentar

Image
Siska astuti 15 May 2024

Ilmu yang sangat bermanfaat ?? terimakasih ..

Bagikan   

Image
Roy 15 May 2024

Nice

Bagikan   

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.