http://image source : https://www.aivanet.com/wp-content/
Lubang Hitam adalah sebuah objek yang memiliki massa yang cukup besar (kerapatan tak hingga) tetapi bervolume kecil/nol yang meng akibatkan gaya gravitasinya menjadi sangat besar, sehingga massa dan cahaya apapun akan ditarik dan tidak mampu lepas dari daya isap kekuatan gravitasinya.
Black Hole terbentuk ketika sebuah bintang kehabisan bahan bakar dan hancur ke dalam dirinya sendiri, di mana gaya gravitasinya lebih besar daripada energi atom dan nuklir internalnya, sehingga suatu objek tidak cukup kuat untuk menahan gaya gravitasinya sendiri dan akhirnya membentuk titik Lubang Hitam di luar angkasa.
Pada dasarnya, Black Hole mengikuti semua hukum fisika, terma suk hukum gravitasi. Tapi dikarenakan gaya gravitasinya sangat kuat, menurut Einstein (1915), benda-benda besar mendistorsi empat dimensi ruang-waktu kontinum, dan inilah distorsi yang dirasakan sebagai gravitasi. Sehingga, untuk medan gravitasi yang relatif lemah, seperti Bumi, prediksi Einstein dan teori-teori Newton hampir identik. Tapi berbeda untuk bidang gravitasi yang sangat kuat, seperti yang ditemui di dekat Lubang Hitam.
Keberadaan Lubang Hitam secara teoretis sebenarnya pada abad ke-18 M telah dipaparkan oleh seorang geolog bernama John Michell dan pakar Matematika, Pierre-Simon Laplace. Selanjutnya, pada 1916 dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild dengan mengacu pada teori relativitas umum Albert Einstein, dan mulai populer oleh Stephen William Hawking. Sedangkan, penamaan Lubang Hitam (Black Hole) dipopulerkan oleh fisikawan John Archibald Wheeler² pada 1967.
Penelitian keberadaan Black Hole mulai berkembang pada abad 20-an. Pada 2008, NASA' mengirimkan Fermi Gamma-ray Telescope untuk meng amati fenomena astrofisika dan kosmologi, seperti galaksi aktif, pulsar, sumber energi tinggi, materi gelap (dark matter), dan ledakan sinar gamma (Hawking radiation component). Black Hole tidak bisa diamati hanya dengan teleskop biasa, tetapi dengan teleskop yang mampu mendeteksi cahaya ti dak tampak. Karena Black Hole tidak memancarkan cahaya (justru menyerap cahaya), para astronom dapat mengukur cahaya tam pak, sinar X, dan gelombang radio yang dipancarkan objek di sekitar Lubang Hitam.
Hal yang menarik dari hasil penelitian para astronom sebagaimana telah diprediksi oleh para ilmuwan lainnya, Black Hole tidak hanya ada satu di alam semesta, tetapi berjumlah jutaan. Semakin besar dimensi galaksi, Black Hole pun memiliki dimensi yang lebih besar.
1. Black Hole bersifat massive, dalam artian menyerap partikel apa pun yang berada di radius Black Hole. Untuk menghindari Black Hole diperlukan kecepatan di atas kecepatan cahaya (3x10" m/s), tetapi tidak ada kecepatan tertinggi selain kecepatan cahaya.
2. Black Hole bisa lahir dan mati.
Pada awalnya, ilmuwan berpendapat Black Hole tidak akan mati, tetapi fisikawan Stephen Hawking membuktikan hal ini pada 1974 dengan menggunakan hukum mekanika kuantum untuk mempelajari wilayah dekat dengan horizon Lubang Hitam. Intinya, Lubang Hitam benar-benar menguap dan perlahan-la han energinya kembali ke alam semesta.
3. Untuk menjadi Black Hole minimal memiliki 3 kali massa bintang'.
4. Black Hole memiliki berat dan massa yang berbeda-beda.
5. Black Hole bisa berputar (spin) dengan sumbu dan kecepatan rotasi tertentu.
6. Black Hole bisa bergabung (fusion) dengan Black Hole lainnya sehingga menjadi satu Lubang Hitam yang lebih besar.
7. Black Hole tidak memancarkan radiasi.
Walaupun secara teoretis dan penelitian ilmuwan telah membuktikan adanya Black Hole, masih banyak hal yang mengundang penasaran para ilmuwan. Misalnya, apa yang terdapat di dalam Black Hole? Bagaimana akibatnya bila masuk ke Black Hole? Apakah Black Hole merupakan lubang cacing (worm holes) yang berfungsi sebagai jembatan antardimensi atau waktu? Dan, penelitian pun terus berlanjut.
Sumber : Black Hole Encyclopedia, Hubblesite.org; John Archibald Wheeler, Wikipedia.com.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.