by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Rezekinta Syahputra Sembiring                 
127 0 0
Sosial dan Bisnis December 29 9 Min Read

Menghidupkan Kejayaan Nilam Aceh: Peran ARC USK dalam Inovasi dan Kolaborasi Global




Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, A.B., Ph.D, mengungkapkan apresiasinya yang mendalam terhadap peran dan kinerja luar biasa dari Pusat Riset Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) atau Atsiri Research Center (ARC). Pujian ini disampaikannya dalam momen peringatan Milad ke-8 ARC yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, pada 23 Desember 2024.

Dalam pidatonya, Prof. Stella menyoroti betapa mengagumkannya dedikasi para peneliti di USK yang menjadi penggerak utama kesuksesan dan perkembangan riset di pusat tersebut. Menurutnya, para peneliti ARC tidak hanya mengabdikan ilmu mereka untuk memajukan institusi, tetapi juga memainkan peran signifikan dalam menghidupkan kembali kejayaan komoditas nilam Aceh. "Mereka adalah tulang punggung dari setiap keberhasilan yang diraih oleh USK melalui pusat riset ini," ungkapnya dengan penuh semangat.

Lebih jauh, Prof. Stella juga memuji kemampuan ARC dalam melibatkan berbagai elemen masyarakat yang bukan berasal dari latar belakang penelitian, seperti para petani nilam. Kolaborasi ini menjadi kunci penting dalam mewujudkan inovasi yang tidak hanya berhenti pada ranah akademik, tetapi juga berdampak nyata pada sektor ekonomi. Hasil riset yang dilakukan ARC telah berhasil menciptakan nilai tambah bagi produk nilam Aceh sehingga dapat langsung dipasarkan dengan kualitas yang kompetitif.

Sebagai bentuk dukungannya, Prof. Stella menegaskan komitmen Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk terus mendukung ARC dalam memperluas dampaknya. "Kami siap menjadi jembatan untuk mempertemukan berbagai pihak, baik dari kalangan pemerintah daerah maupun industri, agar dapat memanfaatkan hasil penelitian dan teknologi yang telah dihasilkan oleh USK," tuturnya. Ia bahkan dengan penuh antusias menyebut dirinya sebagai "Mak Comblang" yang akan menghubungkan ARC dengan lebih banyak peluang kolaborasi strategis.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Marwan, turut menekankan betapa besarnya kontribusi ARC dalam membangkitkan kembali kejayaan nilam Aceh. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, cakupan wilayah penanaman nilam telah mengalami peningkatan signifikan. Jika sebelumnya hanya empat kabupaten yang terlibat dalam budidaya nilam, kini telah berkembang menjadi 17 kabupaten/kota. Tidak hanya itu, harga nilam juga mengalami lonjakan drastis, dari Rp 300.000 per kilogram menjadi Rp 1,7 juta per kilogram.

Rektor USK mengakui bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak. Kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, serta para mitra strategis telah menjadi landasan kokoh bagi setiap pencapaian yang diraih oleh ARC. "Kepercayaan yang telah kami bangun selama hampir satu dekade ini adalah aset yang sangat berharga. Kami berkomitmen untuk terus menjaganya demi masa depan yang lebih baik," ungkap Prof. Marwan dengan optimisme tinggi.

Sementara itu, Ketua ARC, Dr. Syaifullah Muhammad, mengungkapkan bahwa saat ini timnya terdiri dari 60 individu yang memiliki latar belakang keilmuan beragam, mulai dari profesor, doktor, hingga master. Mereka semua diberi mandat oleh Rektor USK untuk mendukung para petani nilam agar komoditas ini dapat berkembang lebih jauh melalui hilirisasi. Dengan kerja keras dan dedikasi tinggi, ARC telah menghasilkan lebih dari 30 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang merupakan hasil dari berbagai riset inovatif.

Dr. Syaifullah juga menekankan bahwa inisiatif ARC tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai ekonomi nilam, tetapi juga menciptakan rute baru untuk industri berbasis komoditas nasional. "Kami percaya bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menggerakkan kembali roda industri nilam Aceh," ujarnya. Ia optimis bahwa dengan pendekatan berbasis riset yang terintegrasi, ARC mampu membawa perubahan yang signifikan bagi perekonomian daerah maupun nasional.

Melalui berbagai pencapaian yang telah diraih, ARC menjadi bukti nyata bagaimana sebuah institusi pendidikan dapat berperan sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi. Pusat riset ini tidak hanya berhasil mengembangkan inovasi teknologi, tetapi juga membangun ekosistem kolaborasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, ARC berada di jalur yang tepat untuk memperluas dampaknya, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional.

Kisah sukses ARC juga mencerminkan potensi besar yang dimiliki oleh Aceh sebagai salah satu produsen nilam utama di dunia. Dalam konteks ini, peran USK sebagai pelopor riset dan inovasi menjadi semakin krusial. Dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan, USK melalui ARC telah membuktikan bahwa keberlanjutan ekonomi dapat dicapai tanpa mengabaikan aspek lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat.

Di masa depan, ARC diharapkan dapat terus menjadi pusat unggulan yang menginspirasi institusi lain untuk mengembangkan potensi daerah masing-masing. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi yang kuat, tidak ada batasan bagi ARC untuk mencapai pencapaian yang lebih besar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Stella, "Potensi besar ada di sini. Tinggal bagaimana kita semua, sebagai bagian dari ekosistem yang lebih besar, dapat bekerja bersama untuk mewujudkannya."

Momentum Milad ke-8 ARC menjadi pengingat akan perjalanan panjang yang telah ditempuh dan tantangan yang masih harus dihadapi. Namun, dengan sinergi yang telah terjalin antara akademisi, pemerintah, industri, dan masyarakat, masa depan nilam Aceh tampak cerah. Semua pihak yang hadir dalam perayaan ini sepakat bahwa kerja keras dan dedikasi adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Pencapaian ARC juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terlibat dalam bidang riset dan inovasi. Sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi, USK berkomitmen untuk terus mendorong partisipasi mahasiswa dalam proyek-proyek yang berdampak langsung pada masyarakat. Dengan cara ini, nilai-nilai keberlanjutan dan kewirausahaan dapat ditanamkan sejak dini, menciptakan generasi penerus yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Sebagai penutup, keberhasilan ARC bukan hanya milik USK semata, tetapi juga merupakan kebanggaan bagi seluruh masyarakat Aceh. Melalui komitmen yang kuat, inovasi yang berkelanjutan, dan kolaborasi yang luas, ARC telah membuktikan bahwa impian untuk mengembalikan kejayaan nilam Aceh bukanlah hal yang mustahil. Dengan langkah-langkah strategis yang terus dikembangkan, masa depan yang lebih cerah untuk Aceh dan Indonesia sedang digenggam.

Selain pujian yang diberikan oleh Prof. Stella, para petani nilam di berbagai daerah yang telah bermitra dengan ARC juga berbagi cerita keberhasilan mereka. Salah satu petani dari Kabupaten Aceh Besar, Zulkifli, mengungkapkan bahwa dukungan dari ARC telah memberikan angin segar bagi para petani nilam. Sebelumnya, banyak petani yang tidak memahami cara meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman nilam mereka. Namun, melalui program pelatihan dan pendampingan yang diselenggarakan oleh ARC, Zulkifli dan rekan-rekannya kini mampu menghasilkan nilam dengan kualitas tinggi yang memiliki nilai jual lebih baik.

"Dulu kami hanya menanam dan menjual nilam tanpa tahu bagaimana cara memprosesnya dengan benar. Sekarang, dengan bantuan ARC, kami belajar bagaimana cara penyulingan yang efektif dan bagaimana menjaga kualitas minyak nilam," ujar Zulkifli. Ia juga menambahkan bahwa pendapatan mereka meningkat secara signifikan sejak bergabung dalam program ini. Banyak petani lainnya yang turut merasakan dampak positif dari pendekatan inovatif yang diterapkan oleh ARC.

Tidak hanya memberikan dampak ekonomi, program-program yang dijalankan ARC juga memiliki dimensi sosial yang sangat penting. Dengan melibatkan komunitas lokal, ARC berhasil menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat solidaritas antarwarga. Selain itu, peningkatan kualitas hidup yang dirasakan oleh masyarakat juga turut mengubah pola pikir mereka terhadap pentingnya pendidikan dan inovasi teknologi. Hal ini menjadi salah satu nilai tambah yang membuat ARC begitu dihormati oleh semua pihak yang terlibat.

Dalam rangka memperluas jangkauan programnya, ARC juga menjalin kemitraan dengan sejumlah universitas dan lembaga riset baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu kolaborasi terbaru adalah dengan Universitas Teknologi Malaysia (UTM) dalam pengembangan teknologi penyulingan minyak nilam yang lebih ramah lingkungan. Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi limbah dan emisi karbon yang dihasilkan selama proses produksi, sehingga sejalan dengan komitmen global terhadap keberlanjutan lingkungan.

"Kerja sama internasional ini adalah langkah besar bagi ARC untuk mengadopsi teknologi mutakhir yang dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan proses produksi," ujar Dr. Syaifullah. Ia juga menambahkan bahwa melalui kerja sama ini, ARC berharap dapat membuka akses pasar yang lebih luas untuk minyak nilam Aceh, terutama di pasar internasional yang semakin memperhatikan aspek keberlanjutan.

Tidak hanya itu, ARC juga sedang menjajaki peluang untuk mengembangkan produk-produk turunan dari minyak nilam yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditas ini. Beberapa produk seperti parfum, kosmetik, dan aromaterapi berbasis nilam telah mulai dikembangkan oleh tim riset ARC. Produk-produk ini tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi tetapi juga berpotensi untuk memperkenalkan keunikan dan kekayaan budaya Aceh kepada dunia.

Salah satu inovasi terbaru yang tengah diuji coba adalah pengembangan bioplastik berbasis minyak nilam. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada plastik berbahan dasar fosil sekaligus menciptakan pasar baru bagi minyak nilam Aceh. Jika berhasil, bioplastik berbasis nilam ini dapat menjadi salah satu produk unggulan yang tidak hanya memberikan dampak positif secara ekonomi tetapi juga secara lingkungan.

Melalui berbagai upaya ini, ARC tidak hanya berperan sebagai pusat riset tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan yang menyeluruh. Dari ekonomi hingga sosial, dari teknologi hingga budaya, ARC telah membuktikan bahwa inovasi yang berakar pada kearifan lokal dapat menciptakan dampak yang luar biasa. Dengan semangat yang terus membara, ARC berkomitmen untuk terus melangkah maju, menjawab tantangan, dan mewujudkan visi besar untuk Aceh dan Indonesia.

Sumber: Wamen Dikti Saintek Apresiasi Kinerja Pusat Riset Nilam USK


Editor:     Rezekinta Syahputra Sembiring                 

AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.