by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Editor Generasi Peneliti                 
537 0 0
Acara Akademik September 1 4 Min Read

Pengukuhan 4 Guru Besar Universitas Airlangga : Berbagai Inovasi Masih Sangat Diperlukan Terutama untuk Menjaga Kelestarian Alam




Tahun ini Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mengukuhkan empat Guru Besar baru yang dilaksanakan pada Rabu (31/8/2022). Acara pengukuhan tersebut digelar di Aula Garuda Mukti dan Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., MT., Ak sebagai Rektor UNAIR mengukuhkan empat Guru Besar yaitu:

  1. Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  2. Prof. M. Miftahussurur, dr., M.Kes., Sp.PD-KGEH., Ph.D., FINASIM dari Fakultas Kedokteran
  3. Prof Dr Rudi Porwono, S.E., M.S.E dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  4. Prof. Dr. Anang Endaryanto, dr., Sp.A (K) dari Fakultas Kedokteran.

Gagasan Empat Guru Besar

Dalam acara pengukuhan Guru Besar tersebut, Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin menyampaikan orasinya yang berjudul “Pengurangan Emisi Karbon dan Kinerja Keuangan Perusahaan : Sebuah Kajian Teoritis dan Empiris dalam Perspektif Ilmu Keuangan”. Dalam risetnya, Prof.  Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin mengkaji serta menguji secara empiris beberapa teori yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat terjadinya emisi karbon yang berdampak pada lingkungan hidup dan juga pada finansial ekonomi. Teori yang dipaparkan oleh beliau di antaranya adalah signaling theory, legitimacy theory, dan stakeholder theory.  Beliau memberi rekomendasi kepada perusahaan untuk mengungkapkan aktifitas pengurangan emisi karbon dan mengintegrasikan gagasan pengurangan emisi karbon ke dalam kebijakan bisnis. Beliau juga memberi rekomendasi kepada pemerintah untuk melakukan penerapan pajak karbon yang lebih meluas pada seluruh sektor di Indonesia, pemberian reaward berupa insentive pajak bagi perusahaan yang berupaya mengurangi emisi karbon. Sedangkan rekomendasi beliau kepada investor adalah memperhatikan aspek pengurangan emisi karbon yang dilakukan oleh perusahaan.

Kedua, Prof. M. Miftahussurur, dr., M.Kes., Sp.PD-KGEH., Ph.D., FINASIM yang memiliki 110 dokumen publikasi terindeks scopus tersebut menyampaikan orasi yang berjudul “ Epidemiologi Molekular Sebagai Terobosan Baru dalam Penegakan Diagnosis, ketepatan Eradikasi Heliobacter pylori dan Skrining Kanker Lambung”. Dalam risetnya beliau memberi rekomendasi studi molekuler epidemiologi sebagai kekuatan bangsa, memperbanyak validasi pemeriksan noninvasive di Indonesia, fokus pendirian pusat endoskopi dan riset pencegahan kanker lambung di daerah beresiko tinggi, serta pendirian pusat riset yang mampu melakukan kultur H. pylori dan analisis resistensi antibiotika.

Ketiga, Prof. Dr. Rudi Porwono, S.E., M.S.E yang memiliki 26 dokumen publikasi terindeks scopus tersebut menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar yang berjudul “Siklus Bisnis di Indonesia : Kebijakan Makroekonomi yang Adaptif Menghadapi Era VUCA”. Beliau memberikan rekomendasi kepada pemerintah yaitu histori krisis yang pernah melanda Indonesia bisa dijadikan bahan evaluasi dalam penyusunan strategi kebijakan mitigasi dan preventif dalam menanggulangi krisis di era VUCA, perlu dilakukan manajemen resiko dan kesiapsiagaan saat sistem ekonomi menjadi semakin volatile, SDM yang telah terbangun dapat menggunakan teknologi informasi secara efektif untuk mengumpulkan potensi perubahan struktural yang mungkin terjadi pada saat terjadi uncertainty, dengan adanya complexity SDM yang terspesialisasi akan berperan penting dalam mengidentifikasi system yang kompleks, serta metode eksperimen yang dilakukan oleh SDM yang kompeten dalam penelitian dan pengembangan dapat mengatasi ambiguity melalui penelitian yang mendalam.

Terakhir, Prof. Dr. Anang Endaryanto, dr., Sp.A (K) yang memiliki 48 dokumen publikasi terindeks scopus tersebut menyampaikan pidatonya yang berjudul “Peran Imunoterapi dalam Mitigasi Perubahan Iklim Dunia”. Dalam penelitiannya beliau mencoba memberikan solusi terhadap penyakit yang muncul pada anak-anak usia dini di saat terjadi perubahan iklim, terutama penyakit alergi saluran napas. Di mana alergi yang terjadi pada usia dini ini jika tidak tertangani akan menyebabkan persistensi inflamasi, sehingga beliau memberikan solusi berupa dilakukannya imunoterapi. Dengan dilakukannya peneilitian tersebut Universitas Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo dapat mengembangkan dan menginisiasi produksi alergen imunoterapi dalam skala besar sehingga mecukupi kebutuhan Indonesia bahkan dunia.  

Sebagai informasi, acara pengukuhan guru besar ini dihadiri oleh tamu-tamu penting. Mulai dari dosen, peneliti, guru besar, gubernur Jawa Timur tahun 2022, dan juga petinggi kampus dari dalam maupun luar UNAIR.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.