by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

KKN Reguler 79 Posko 20 UIN Walisongo                 
579 0 2
Sosial dan Bisnis November 17 6 Min Read

PEDULI KASUS STUNTING, MAHASISWA KKN REGULER UIN WALISONGO IKUT SERTA DALAM PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN UNTUK PENDERITA STUNTING DI KELURAHAN GENUKSARI




Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan anak akibat masalah kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam kurun waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Anak dikatakan stunting berdasarkan beberapa ciri yaitu anak menjadi lebih pendek, berat badan kurang dibanding anak normal seusianya, dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Stunting dapat dipicu sejak janin masih dalam kandungan yang disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi dan akan nampak saat balita mulai menginjak usia dua tahun. Salah satu upaya dalam penanganan stunting pada balita adalah dengan melakukan pemberian makanan tambahan untuk penderita stunting. 


Pada hari Jum’at, 30 September 2022 dalam rangka penanggulangan masalah stunting di Kelurahan Genuksari, mahasiswa posko 20 KKN Reguler UIN Walisongo berkesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan membagikan makanan tambahan kepada penderita stunting bersama dengan salah satu petugas dari kader posyandu Genuksari yaitu Ibu Khasanah. Kegiatan ini berlangsung rutin hingga akhir bulan Oktober. Kasus stunting di Kelurahan Genuksari sejauh ini dapat dikatakan masih rendah. Terdapat 4 balita yang terkena stunting di Kelurahan Genuksari, 1 balita di RW. 02, 1 balita di RW. 03, dan 2 balita di RW. 07. Kegiatan program pemberian makanan ini diawali dengan mengambil makanan di salah satu rumah warga di RW. 01. Kemudian ibu Khasanah, selaku petugas mendatangi langsung rumah balita penderita stunting di Kelurahan Genuksari. Pemberian makanan dilakukan setiap pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 16.00 WIB. Makanan yang diberikan adalah makanan pokok yang mengandung protein, lemak, serat, vitamin, mineral, dan karbohidrat. 


“Balita yang menderita stunting, bisa makan 8-9 kali dalam sehari dengan porsi sedikit.  Tidak harus nasi yang penting terdapat kandungan protein yang cukup” Ujar ibu Khasanah. Agar kebutuhan karbohidrat balita tetap terjaga diperlukan sumber karbohidrat yang kaya nutrisi seperti susu, sereal, kentang, roti gandum, dan kacang-kacangan. Mengkonsumsi protein seperti telur, ikan, ayam, dan daging dapat menurunkan stunting, karena protein berpengaruh terhadap pertambahan tinggi dan berat badan balita. Di mana protein berfungsi sebagai zat pembangun, karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh, sedangkan sayur dan buah berfungsi sebagai pemenuhan sumber nutrisi.


“Kebanyakan mereka yang terkena stunting di Kelurahan Genuksari mempunyai berat badan yang kurang. Selain berat badan, balita yang terkena stunting bisa dilihat dari wajah,” Ujar ibu Khasanah. 


Ia mengungkapkan, program pemberian makanan tambahan ini bertujuan untuk memperbaiki gizi balita dan dapat menurunkan angka stunting di kelurahan Genuksari. Selain pemberian makanan tambahan, kader posyandu juga melakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan pada balita yang terkena stunting untuk mengetahui perkembangan masa  penanganan stunting.  


Sementara itu, orang tua dari balita stunting, ibunda Hamami mengaku senang dan bersyukur karena mendapat bantuan makanan yang bergizi untuk anaknya. “Terima kasih atas bantuan dari posyandu Kelurahan Genuksari, mudah-mudahan dengan adanya bantuan makanan bergizi ini anak saya bisa bebas dari stunting" ucapnya. 


Harapannya, dengan adanya program pemberian makanan tambahan ini dapat memberikan manfaat untuk keseimbangan gizi balita serta dapat meningkatkan kesadaran para orang tua dan masyarakat akan lebih mengetahui pentingnya upaya mencegah stunting sedini mungkin dengan memberikan kebutuhan gizi yang baik dan pola asuh yang baik dalam mendidik anak. Juga perlunya pemahaman khususnya seorang ibu mengenai pemberian nutrisi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan. Karena kesehatan menjadi kunci masa depan kelurahan Genuksari lebih sehat. 


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.