by INBIO
Penulis: Dr. Kholis Ernawati, S.Si.MKes. (Kepala Pusat SDGs dan Kependudukan Universitas YARSI)
Tanggal 25 September 2015 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 193 pemimpin dunia (termasuk Indonesia) berkumpul dan secara resmi mengesahkan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global. Mengusung tema "Mengubah Dunia Kita: Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan", SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target merupakan rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga 2030). SDGs hadir guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara (universal), sehingga seluruh memiliki kewajiban moral untuk mencapai tujuan dan target SDGs.
Target-target TPB yang terkait langsung dengan sektor kesehatan terdapat pada beberapa tujuan yaitu Tujuan 1 (berkaitan dengan jaminan kesehatan bagi kelompok masyarakat miskin/PBI), Tujuan 2 (berkaitan dengan isu beban ganda gizi pada balita maupun baduta), Tujuan 3 (berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, UHC, beban penyakit dan ketersediaan tenaga kesehatan), Tujuan 5 (berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender), dan tujuan 6. (berkaitan dengan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat).
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi mempercepat proses terjadinya inovasi di berbagai lini, tidak terkecuali inovasi teknologi di bidang kesehatan. Salah satu platform yang memiliki banyak peminat dalam perkembangan teknologi kesehatan masa depan adalah Artificial Intelligence atau AI. AI adalah sistem kecerdasan buatan berupa mesin yang diprogram untuk meniru fungsi kognitif manusia agar dapat berfikir dan meniru tindakan nya. Kecerdasan buatan berfungsi meningkatkan optimalisasi penggunaan alat-alat diagnostik di laboratorium. Membantu konversi wawancara dokter-pasien (anamnesa). Juga sebuah dasar pengembangan peralatan wireless (wearable devices), bermanfaat bagi masyarakat dalam hal promosi kesehatan.
Peran akademisi sangat penting untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dan keterlibatan yang lebih luas untuk mencapai SDGs. Isu tujuan pembangunan berkelanjutan mulai menjadi fokus Universitas YARSI (UY) dengan dibentuknya Pusat SDGs yang tergabung dengan Pusat Kependudukan di bawah bidang dua pada struktur organisasi UY tahun 2021 – 2026.
Sebagai kontribusi insan akademis terhadap isu SDGs maka Pusat SDGs dan Kependudukan bekerjasama dengan Sekolah Pascasarjana Universitas YARSI (SPS UY) mengadakan webinar hybrid dengan tema “Inovasi Artificial Intelligence Dalam Pencapaian SDGs Kesehatan” dan Buka Puasa Bersama Rekan Pers dan Mahasiswa. Webinar dilaksanakan pada hari Selasa, 19 April 2022 pukul 15.30 – 17.45. Narasumber webinar adalah Dr. Ir. Arifin Rudiyanto, MSc. (Plt. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Ketua Tim Pelaksana Koordinasi Nasional TPB/SDGs, dan Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. (Rektor Universitas YARSI). Webinar luring dilaksanakan sekaligus buka puasa bersama. Peserta webinar luring adalah para pimpinan kampus UY, pimpinan Sekolah Pascasarjana, Lembaga Penelitian, Pusat SDGs dan Kependudukan, Pusat e-Health dan perwakilan mahasiswa program sarjana dan program pascasrajana yang minat di bidang e-Health, serta rekan wartawan dari berbagai media.
Alhamdulillaah webinar dapat berjalan dengan lancar dan peserta sangat antusias. Peserta yang registrasi ikut webinar berjumlah 464 orang dan peserta yang ikut acara pada saat webinar sebanyak 318 orang.
Webinar sekaligus menjadi ajang promosi Prodi yang ada di lingkungan SPS UY. Profil prodi-prodi pascasarjana disampaikan oleh direktur SPS UY, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K). Ada empat Prodi di SPS UY yaitu MM (berdiri sejak tahun 2013), MKn (berdiri sejak tahun 2017), M.Biomed (berdiri sejak tahun 2018), dan yang baru mendapatkan ijin operasional tahun 2022 adalah Prodi S3 Program Doktor Sains Biomedis. Semua Prodi SPS UY telah mendapatkan akreditasi Baik Sekali dari LAMPTKes dan BAN PT.
Simpulan dari pemaparan materi webinar adalah peran AI dalam bidang kesehatan digunakan mulai dari pengembangan alogaritma yang kompleks, mengelola data lanjutan, akurasi dalam diagnosis, deteksi dini, memantau dan pelayanan pasien, bantuan medis tingkat lanjut, dan bahkan untuk pengambilan keputusan. Oleh karenanya inovasi teknologi termasuk kecerdasan buatan menjadi salah satu strategi kunci yang diusung pemerintah dalam reformasi sistem kesehatan. Untuk merealisasikan strategi tersebut maka diperlukan kolaborasi pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media dalam mempercepat pencapaian SDGs bidang Kesehatan.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.