by INBIO
Pengumuman WHO pada bulan maret 2020 terkait pandemi COVID-19 telah menyebabkan disrupsi total terhadap pelayanan rumah sakit. Pandemi COVID-19 membutuhkan ‘less contact registration’ terhadap pelayanan rumah sakit, sehingga diagnosa awal dapat diperoleh oleh dokter spesialis. Pandemi telah menyebabkan tekanan besar pada pelayan kesehatan, sehingga diperlukan instrumen health monitoring terintegrasi dan portabel untuk mengobservasi parameter medis kunci seperti tekanan darah dan detak/irama jantung. Disrupsi ini mengakibatkan diperlukannya terobosan baru untuk menghadapi masalah kesehatan yang terjadi. Disini, kecerdasan buatan dapat menjadi instrumen yang membantu menyelesaikan masalah tersebut. Pada dasarnya, kecerdasan buatan telah diimplementasikan dan diuji coba pada dunia kesehatan semenjak tahun 80an melalui penelitian di beberapa universitas Amerika Serikat. Secara definisi, kecerdasan buatan adalah simulasi kecerdasan manusia yang dilakukan oleh mesin atau komputer, dan diprogram supaya dapat berpikir seperti manusia. Kecerdasan buatan inilah yang akan diimplementasikan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalah rumah sakit. Permasalahan pertama adalah alat bantu pemeriksaan EKG penyakit jantung dimana dirasakan alat pemeriksaan EKG yang ada di rumah sakit membutuhkan proses yang tidak efisien dimana pasien harus datang ke rumah sakit dan diperiksa dengan alat kesehatan yang kompleks. Permasalahan kedua, pada sistem pelayanan pasien atau "customer care" dimana terdapat operator layanan yang terbatas dan jumlah interaksi yang banyak, sehingga tidak semua pasien yang mencoba berinteraksi dengan operator dapat dilayani dengan baik. Permasalahan lainnya yaitu belum adanya sistem pemantauan kesehatan mandiri sehingga data pasien yang diperlukan data rekam medisnya atau riwayat periksa tidak tersimpan dan terjadwal dengan baik.
Terkait dengan semua permasalahan tersebut, maka tiga modul yang dikerjakan i3L bersama liramedika dikembangkan. Mereka adalah modul chatbot, health monitoring, dan EKG. Disini, tim peneliti dari i3L dan RS Liramedika mencari ide dan membuat perencanaan dalam pembuatan alat kesehatan EKG portable yang lebih spesifik daripada apa yang ditawarkan oleh EKG smartwatch. Indikator kunci pola EKG yang mengarah kepada gejala kilinis tertentu dianotasi sehingga dapat memberikan expert judgment ke pasien. Kemudian, pihak i3L membuat ide dan perencanaan untuk membuat Bot-Chat berbasis mesin pembelajaran pada rumah sakit yang diharapkan dapat menampung semua interaksi dari pasien. Chatbot berbasis AI, dilatih dengan data asosiasi gejala penyakit dengan data kompetensi dokter. Terakhir, pihak i3L membuat ide dan perencanaan untuk membuat sistem monitoring pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dari permasalahan-permasalahan yang ada di RS Lira Medika dan solusi yang diajukan oleh pihak i3L yaitu berupa pengembangan aplikasi teknologi kesehatan multifungsi diharapkan dapat meningkatkan layanan rumah sakit
Pengembangan aplikasi ‘kembali sehat’ untuk mengakomodir ketiga modul tersebut sudah dilakukan. Mock up aplikasi ‘kembali sehat’ yang dikembangkan i3L dan Rumah sakit Liramedika bisa dilihat di tautan ini, yang menggunakan data ‘mock up’ atau ‘dummy https://htc.i3l.ac.id/?patient_id=1638 . Pada aplikasi tersebut, terlihat bahwa pengembangan ketiga modul tersebut diejawantahkan menjadi applet penjadwalan dokter otomatis, pengingat dan pelacak obat, dan diagnosa jantung. Sidang pembaca yang terhormat bisa mengecek sendiri applet tersebut. Kemudian, Tautan modul chatbot aplikasi kembali sehat bisa dicek disini https://htc.i3l.ac.id/bot?patient_id=1638 . Disana, user dapat mengakses berbagai macam pelayan rumah sakit yang kedepannya akan ditawarkan. Diharapkan, jika pengembangan aplikasinya sudah mencapai versi beta, akan dapat segera di introduce ke publik untuk mendapatkan feedback lebih lanjut. Jadi proyek kerjasama antara i3L dan RS Liramedika ini benar-benar menyelesaikan permasalahan yang ada di industri, tidak hanya sekedar research yang berakhir sebagai laporan di perpustakaan atau publikasi. karena selama ini status quo nya begitu. Penyelesaian permasalahan nyata di industri ini akan menambah skill mahasiswa yang akan jadi bekal yang sangat "istimewa" untuk mereka, karena seluruh mahasiswa yang terlibat mendapatkan pengalaman hard skills dan soft skills di lingkungan/dunia industri
Terima kasih kepada David Agustriawan, Moch Firmansyah, Andreas Whisnu, Muammar Sadrawi, Florensia Irena Napitupulu, Fikri, dan mahasiswa MBKM dan non-MBKM tahun akademik 2021/2022 dari Fakultas Biosains, Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) dan Rumah Sakit Liramedika Karawang, Jawa Barat, atas masukannya untuk pengembangan artikel ini.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.