by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Shipa Rifelina                 
654 0 3
Sosial dan Bisnis May 11 4 Min Read

MENYUKAI TANPA MEMILIKI




Pernah gak sih kamu kepengen banget suatu benda, tapi kamu belum bisa dapetinnya. Mungkin karena faktor keuangan, kesempatan, waktu, tempat atau lain hal. 
Kira-kira benda apa yang kamu ingin miliki itu? Terus akhirnya apa tindakan kamu? Hmmmm menjaganya dalam diam? Atau memperhatikannya dari kejauhan seraya berdoa 'Ya tuhan semoga jika aku tidak dapat memilikinya, dia akan jatuh ditangan orang yang tepat' wkwkwkwk 

Ngomong-ngomong soal keinginan memiliki suatu benda, aku mau ngajak kamu nih untuk sedikit merivew tulisan Francine Jay dalam bukunya Seni Hidup Minimalis. Yuk, kita langsung masuk ke bab favorit aku ya.. Yaitu bab 8 dengan judul 'Menyukai tanpa Memiliki'. Wah ini mah kamu banget gak sih? wkwkwk

Eitsss jangan baper dulu, bicara tentang hidup minimalis tentu tidak jauh dengan efisiensi penggunaan barang. Tentu, karena menerapkan hidup minimalis berarti melawan keinginan untuk menghadirkan tiruan dunia di dalam rumah kita sendiri. 

Apa yang kamu lakukan jika seseorang ingin memberikan lukisan Mona Lisa, tapi dengan satu syarat, kamu tidak boleh menjualnya? Betul, ini artinya kamu punya kesempatan menatap lukisan luar biasa itu kapan pun kamu mau. Namun, ini juga berarti kamu tiba-tiba harus bertanggung jawab menjaga salah satu peninggalan terbesar dan terpenting dalam sejarah manusia. Kamu harus menjaga lukisan agar tidak dicuri, membersihkannya dari debu dan kotoran, melindunginya dari sinar matahari, serta menyimpannya dalam suhu dan kadar kelembapan khusus. Semua ini sama sekali tidak mudah. Belum lagi kamu harus berhadapan dengan berbagai rupa pecinta seni yang mengantre setiap hari untuk menikmati lukisan itu. Bisa jadi, rasa gembira yang awalnya kamu rasakan perlahan pudar akibat beban perawatan dan pemeliharaan yang kamu tanggung. Apakah senyum misterius Mona Lida masih terlihat memesona? Mungkin tidak. 

Jadi? Ya, biarkan saja lukisan itu tetap berada di tempatnya di Museum Louvre. 

Kita sangat beruntung hidup di zaman modern yang memberikan akses luas pada berbagai macam karya seni dan kepingan sejarah yang luar biasa tanpa harus membeli atau merawatnya sendiri. Kota-kota yang kita diami adalah sumber kesenian, kebudayaan, dan hiburan. Kita tidak perlu menciptakan hal-hal itu di rumah kita. 

Menemukan cara untuk "mencintai tanpa memiliki" sesuatu adalah salah satu kunci bagi kehidupan minimalis. Ambil contoh mesin pembuat cappuccino yang berdebu di lemari dapur kita. Secara teori, mesin ini memudahkan (juga memewahkan) pembuatan secangkir kopi dengan buih panas di atasnya di rumah sendiri. Nyatanya, repot sekali ketika harus membersihkan wadah kopi setiap selesai dipakai. Selain itu, kopinya juga tidak pernah terasa pas. Entah bagaimana, nilai keistimewaannya berkurang justru saat kita bisa menikmatinya kapan pun dan sebanyak apa pun. Cukup beberapa kali saja kita berpura-pura menjadi barista; selebihnya, ternyata lebih seru berkunjung ke kedai kopi dan menikmati suasana sambil menyeruput kopi pilihan kita. 


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.