by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Rezekinta Syahputra Sembiring                 
119 0 0
Sains dan Teknologi December 28 9 Min Read

Revolusi Vaksin Ikan: Inovasi BRIN dalam Menjamin Ketahanan Perikanan Nasional




Annisa Wening Maharani Putri, seorang peneliti di Pusat Riset Veteriner Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), baru-baru ini mengungkapkan perkembangan terkini dalam penelitian vaksin untuk ikan. Penelitiannya berfokus pada pengembangan vaksin untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh Tilapia Lake Virus (TiLV) dan Infectious Hematopoietic Necrosis Virus (IHNV).

TiLV, yang termasuk dalam keluarga Amnoonviridae, merupakan virus RNA untai tunggal dengan sepuluh segmen yang bersifat negatif. Virus ini dikenal sangat mematikan dengan tingkat kematian mencapai 90 persen secara global. Namun, hingga saat ini, vaksin untuk menangkal TiLV masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia secara komersial.

Dalam webinar bertajuk “Vaccine Development & Immune Response” yang digelar pada Jumat (20/12), Annisa menjelaskan bahwa beberapa jenis vaksin TiLV telah diteliti secara global. Di antaranya adalah vaksin yang diinaktivasi seperti whole BPL, heat, dan formalin-inactivated vaccines. Selain itu, terdapat juga vaksin hidup yang dilemahkan melalui passage-attenuation, vaksin DNA, vaksin berbasis nanopartikel, dan vaksin subunit rekombinan. Setiap jenis vaksin ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangannya.

Menurut Annisa, vaksin subunit menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan karena menawarkan keamanan yang lebih tinggi, mudah disesuaikan, lebih spesifik, dan dapat diproduksi dalam skala besar. Salah satu contoh dari vaksin subunit ini adalah vaksin rekombinan berbasis viral-like protein (VLP). VLP memiliki struktur yang menyerupai virus tetapi tidak mengandung materi genetik, sehingga tidak bersifat infeksius. Keunggulan lain dari vaksin ini adalah biaya produksinya yang relatif rendah serta proses produksinya yang lebih sederhana.

Selain itu, Annisa juga menyoroti potensi vaksin multi-epitop yang dinilai lebih sesuai untuk digunakan di Indonesia. Vaksin ini dirancang berdasarkan epitope spesifik dari strain TiLV yang ditemukan di Indonesia. Dengan cakupan yang lebih luas, vaksin ini mampu menargetkan wilayah tertentu di Indonesia, meskipun proses pengembangannya lebih kompleks dan biayanya lebih tinggi. Meski demikian, efektivitasnya yang lebih potensial membuat vaksin ini menjadi salah satu solusi yang menjanjikan.

Annisa menambahkan bahwa pengembangan vaksin subunit, multi-epitop, dan DNA menawarkan potensi solusi yang aman dan efisien untuk melawan virus pada ikan. Namun, ia juga menekankan pentingnya optimasi lebih lanjut serta evaluasi keamanan sebelum vaksin tersebut dapat digunakan secara luas. Khusus untuk vaksin intranasal IHNV, misalnya, evaluasi terhadap risiko neurotropisme sangat diperlukan untuk memastikan keamanannya.

Penelitian Annisa tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi vaksin, tetapi juga pada dampak dan manfaatnya bagi sektor perikanan di Indonesia. Dengan menghadirkan solusi inovatif untuk mengatasi penyakit pada ikan, diharapkan hasil penelitiannya dapat mendukung keberlanjutan industri perikanan di Tanah Air. Selain itu, penggunaan vaksin yang efektif dapat membantu para peternak ikan dalam mengurangi tingkat kematian ikan akibat penyakit, sehingga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Vaksin berbasis nanopartikel menjadi salah satu opsi menarik lainnya yang sedang dikembangkan. Teknologi ini memanfaatkan partikel-partikel kecil untuk menyampaikan antigen ke sistem imun dengan cara yang lebih efisien. Dengan sifatnya yang dapat disesuaikan, vaksin berbasis nanopartikel memungkinkan desain yang lebih spesifik untuk menargetkan patogen tertentu. Hal ini menjadi salah satu keunggulan utama yang membuat teknologi ini menarik untuk diimplementasikan di masa depan.

Namun, tantangan dalam pengembangan vaksin untuk ikan tidak hanya terletak pada aspek teknologinya. Ada juga faktor lain yang perlu diperhatikan, seperti biaya produksi, kemudahan distribusi, dan penerimaan oleh masyarakat. Untuk mengatasi hal ini, Annisa dan timnya terus berupaya mencari solusi yang tidak hanya efektif tetapi juga terjangkau dan mudah diakses oleh para peternak ikan di seluruh Indonesia.

Penelitian ini menjadi bukti nyata dari pentingnya kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, dan sektor swasta dalam menciptakan inovasi yang berdampak luas. Dengan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, pengembangan vaksin untuk ikan dapat menjadi langkah besar dalam meningkatkan ketahanan pangan dan keberlanjutan sektor perikanan nasional. Dalam jangka panjang, keberhasilan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Annisa juga menggarisbawahi perlunya pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi tantangan ini. Selain fokus pada pengembangan vaksin, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya vaksinasi pada ikan. Edukasi kepada peternak ikan menjadi salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan keberhasilan implementasi vaksin di lapangan.

Dengan semangat inovasi dan dedikasi yang tinggi, Annisa Wening Maharani Putri dan timnya terus bekerja keras untuk mewujudkan visi mereka. Melalui penelitian yang mendalam dan pendekatan yang berbasis bukti, mereka berharap dapat memberikan solusi yang tidak hanya bermanfaat bagi sektor perikanan tetapi juga bagi ekosistem secara keseluruhan. Dalam konteks global, keberhasilan ini juga dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengembangkan teknologi serupa demi menghadapi tantangan yang serupa di sektor perikanan mereka.

Di samping fokus pada inovasi vaksin, Annisa juga mencatat pentingnya studi mengenai pola penyebaran virus di berbagai jenis lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana faktor lingkungan, seperti suhu air, salinitas, dan kepadatan populasi ikan, dapat memengaruhi laju infeksi TiLV dan IHNV. Hasil dari studi ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan strategi mitigasi yang lebih efektif.

Selain itu, Annisa mendorong perlunya integrasi teknologi digital dalam sektor perikanan. Dengan menggunakan perangkat lunak pemantauan penyakit berbasis data, peternak ikan dapat mendeteksi gejala penyakit sejak dini dan mengambil langkah pencegahan sebelum wabah menyebar luas. Teknologi ini juga memungkinkan pelacakan distribusi vaksin sehingga penyebarannya dapat dioptimalkan ke wilayah-wilayah yang paling membutuhkan.

Tidak hanya berhenti di situ, Annisa juga menekankan pentingnya investasi dalam pelatihan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia di sektor perikanan. Menurutnya, keberhasilan implementasi teknologi dan vaksinasi tidak akan maksimal tanpa dukungan dari tenaga kerja yang terampil dan memahami pentingnya pendekatan berbasis sains. Program pelatihan ini dapat mencakup pengenalan dasar bioteknologi, manajemen kesehatan ikan, hingga praktik berkelanjutan dalam budidaya perikanan.

Keberlanjutan ekosistem perairan juga menjadi perhatian utama dalam penelitian ini. Annisa percaya bahwa pendekatan vaksinasi harus disertai dengan upaya konservasi lingkungan untuk memastikan kesehatan jangka panjang bagi ikan dan ekosistemnya. Dengan menjaga kualitas air, mengurangi polusi, dan melindungi habitat alami, dampak positif dari vaksinasi dapat diperluas hingga ke tingkat ekosistem.

Melalui berbagai upaya ini, Annisa berharap dapat membangun masa depan di mana sektor perikanan Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional tetapi juga menjadi pemain utama di pasar global. Dengan penelitian yang terus berkembang, optimisme terhadap masa depan sektor ini semakin besar. Tantangan memang ada, tetapi dengan kolaborasi, inovasi, dan komitmen bersama, solusi dapat dicapai untuk menciptakan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak.

Sumber: Cegah Virus Tilapia pada Ikan, Ini Upaya Global Kembangkan Vaksin TiLV


Editor:     Rezekinta Syahputra Sembiring                 

AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.