by INBIO
Akeyla Tabina Tawangalun1, Ani Melani Maskoen2, Emma Rachmawati2, Candra Arumimaniyah1, Shinta Asarina3, Ratu Safitri1, Tri Yuliana4
Penelitian yang berjudul Optimized Novel Antibacterial Production from Geobacillus kaustophilus Tm6T2 (a) as Treatment for Salmonella typhimurium menyuguhkan inovasi dalam bidang antibakteri dengan potensi yang besar untuk menghadapi tantangan resistensi bakteri yang semakin meningkat. Resistensi terhadap antibiotik konvensional menjadi masalah serius di seluruh dunia, khususnya dalam penanganan infeksi yang disebabkan oleh Salmonella typhimurium, salah satu patogen yang umum ditemui dalam kasus infeksi saluran pencernaan. Penelitian tersebut menggali potensi strain bakteri termofilik, Geobacillus kaustophilus Tm6T2 sebagai produsen senyawa antibakteri baru yang dioptimalkan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh S. typhimurium (Gambar 1).
Gambar 1. Penanganan Infeksi yang Disebabkan oleh Salmonella typhimurium
Pada tahap awal, penelitian tersebut berfokus pada isolasi dan karakterisasi G. kaustophilus Tm6T2 dari lingkungan termal yang ekstrem, di mana bakteri tersebut menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap suhu tinggi. Adaptasi tersebut tidak hanya memberikan keuntungan dalam hal ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang keras, tetapi juga membuka peluang untuk produksi senyawa metabolit sekunder dengan aktivitas antibakteri yang unik. Setelah isolasi, dilakukan analisis filogenetik yang mengkonfirmasi bahwa strain tersebut merupakan bagian dari genus Geobacillus, yang dikenal memiliki potensi dalam produksi enzim dan senyawa bioaktif.
Selanjutnya, penelitian tersebut mengoptimalkan kondisi produksi antibakteri dari G. kaustophilus Tm6T2. Tahap tersebut melibatkan manipulasi berbagai parameter pertumbuhan, termasuk suhu, pH, dan komposisi media, untuk memaksimalkan produksi senyawa antibakteri. Hasilnya menunjukkan bahwa pada kondisi suhu optimal, yaitu sekitar 55°C, dan pH 7, G. kaustophilus Tm6T2 mampu menghasilkan senyawa antibakteri dengan aktivitas yang signifikan terhadap S. typhimurium. Aktivitas antibakteri tersebut kemudian diuji melalui metode difusi agar, yang menunjukkan zona inhibisi yang luas, menandakan potensi besar senyawa tersebut dalam menghambat pertumbuhan S. typhimurium.
Pembahasan penelitian tersebut tidak hanya berfokus pada efektivitas senyawa antibakteri yang dihasilkan, tetapi juga pada analisis komponen kimiawi senyawa tersebut. Dengan menggunakan teknik kromatografi dan spektrometri massa, penelitian tersebut berhasil mengidentifikasi senyawa utama yang bertanggung jawab atas aktivitas antibakteri tersebut. Senyawa tersebut, yang tergolong dalam kelas peptida antimikroba, menunjukkan kestabilan tinggi pada suhu tinggi merupakan karakteristik yang sangat diharapkan dalam pengembangan agen antibakteri untuk aplikasi medis dan industri (Gambar 2).
Gambar 2. Eksplorasi antara senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh G. kaustophilus Tm6T2 dalam menghambat pertumbuhan S. typhimurium
Pada tahap lanjut, penelitian tersebut juga mengeksplorasi potensi sinergi antara senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh G. kaustophilus Tm6T2 dengan antibiotik konvensional. Uji kombinasi yang dilakukan menunjukkan bahwa senyawa tersebut mampu meningkatkan efektivitas antibiotik tertentu dalam menghambat pertumbuhan S. typhimurium, membuka peluang baru dalam strategi kombinasi terapi untuk mengatasi infeksi bakteri yang resisten. Data tersebut menegaskan bahwa senyawa antibakteri yang dihasilkan tidak hanya memiliki aktivitas tunggal yang kuat, tetapi juga mampu berinteraksi dengan antibiotik lain untuk menghasilkan efek antibakteri yang lebih unggul.
Penelitian tersebut memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mengatasi masalah resistensi antibiotik melalui pendekatan bioteknologi. Senyawa antibakteri yang dihasilkan oleh G. kaustophilus Tm6T2 menawarkan alternatif baru dalam pengobatan infeksi yang disebabkan oleh S. typhimurium. Dengan potensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antibakteri yang efisien dan tahan panas, hasil penelitian tersebut memiliki implikasi yang luas, baik dalam dunia medis maupun industri pangan, di mana kontrol terhadap patogen seperti Salmonella sangat penting.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa G. kaustophilus Tm6T2 merupakan sumber potensial senyawa antibakteri baru yang dapat dioptimalkan untuk melawan infeksi S. typhimurium. Karakteristik termofiliknya tidak hanya memungkinkan produksi senyawa pada kondisi suhu tinggi, tetapi juga berpotensi memperpanjang masa simpan produk antibakteri yang dihasilkan. Dengan demikian, penelitian tersebut membuka jalan bagi pengembangan lebih lanjut dalam bidang antibakteri, terutama dalam konteks mengatasi tantangan global yang ditimbulkan oleh resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional. Eksplorasi lanjutan diperlukan untuk memahami lebih dalam mekanisme aksi dari senyawa antibakteri yang dihasilkan, serta uji klinis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya pada manusia. Namun, hasil awal tersebut menunjukkan arah yang menjanjikan dalam pencarian solusi untuk masalah resistensi antibiotik yang semakin mengkhawatirkan.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.