by INBIO
Meskipun pandemi Covid-19 di Indonesia telah jauh mereda, tetapi trauma terhadap adanya pandemi masih belum hilang. Maka tidak heran jika di suatu wilayah muncul suatu wabah atau out break masyarakat kembali cemas seperti munculnya Flu Tomat di India baru-baru ini.
Flu tomat adalah demam yang ditandai dengan gejala lepuh berwarna merah di permukaan kulit dan ukuran lepuhannya melebar seukuran tomat. Gejala dari infeksi virus ini mirip dengan gejala penyakit chikungunya. Selain demam, seseorang yang terinfeksi virus ini juga akan mengalami nyeri sendi yang intens. Penyakit ini sangat menular dan juga mirip dengan PMK (Penyakit Mulut dan Kaki).
Di India telah dilaporkan sejumlah 82 anak terinfeksi virus flu tomat ini. Berdasarkan informasi pada jurnal Lancet, mayoritas anak-anak yang terinfeksi adalah anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, tetapi dilaporkan juga terdapat 26 anak berusia 1 sampai dengan 9 tahun juga terinfeksi.
Infeksi virus flu tomat sejauh ini terjadi di distrik Kollam di Kerala pada 6 Mei 2022, dan di dekat area Anchal, Aryankavu, serta Neduvathur India. Virus ini tersebar melalui kontak dekat, sehingga tidak heran jika anak-anak mudah terjangkit. Menurut para dokter, belum ada obat spesifik untuk penyakit ini. Sejauh ini pengobatan dilakukan dengan pemberian paracetamol untuk mengatasi demam dan nyeri. Selain itu, pasien harus istirahat di tempat isolasi selama 5 sampai 7 hari setelah pertama kali mengalami gejala yang telah disebutkan di atas. Spons hangat dapat digunakan untuk meredakan iritasi dan lepuhan pada kulit pasien.
Itulah beberapa gejala dan cara penanganan Flu Tomat, jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas maka segeralah datangi fasilitas kesehatan terdekat.
Sumber : The Lancet
Sumber Gambar : nypost.com
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.