by INBIO
Minyak atsiri adalah salah satu minyak yang dihasilkan oleh tanaman serai. Kandungan minyak atsiri pada tanaman serai wangi didapatkan dengan cara penyulingan dari daun dan batang serai segar dengan metode destilasi uap dengan kandungan minyak atsirinya 0,5-1,2 %. Kandungan utama dari minyak atsiri yaitu sitronela, sitronellol, geraniol, dan sitral. Jumlah kandungan senyawa yang terkandung berkaitan juga dengan spesies tanamannya. Bervariasinya kandungan Citronella pada tanaman serai selain dari jenis tanamannya juga dari kandungan nutrisi tanahnya. Hal ini disebabkan karena tanaman serai wangi biasanya digunakan untuk konservasi lahan pada lahan kritis bekas pertambangan atau tumpang sari terhadap tanaman perkebunan yang bertujuan untuk merehabilitasi lahan, menekan laju erosi, mencegah daya rusak air terhadap lahan serta lingkungan dan pemanfaatan lahan kosong. Selain itu tanaman serai juga dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia. Tanaman ini biasanya berfungsi juga sebagai pengembali kesuburan tanah, karena tanaman ini juga bisa mengundang mikroba tanah untuk menempel pada akar tanamannya. Kualitas tanaman serai juga dipengaruhi oleh kandungan mineral dalam kualitas tanah. Kualitas tanah adalah kemampuan tanah untuk berfungsi dalam ekosistemnya untuk mendukung produktivitas tanaman dan hewan, meningkatkan kualitas air dan udara serta mendukung kesehatan manusia dan lingkungan. Kualitas tanah lapangakan dipengaruhi oleh kandungan unsur hara dan bahan organik di dalam tanah tersebut.Kegiatan awal kami adalah dengan mengundang ketua Paguyuban Sereh Merah pada bulan April untuk beraudensi tentang kendala yang selama ini dihadapi petani sereh merah di Terong, Dlingo, Bantul. Dari audensi yang dilakukan, kami mengambil kesimpulan bahwa lahan di Terong merupakan lahan marginal yang perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut. Pada tahap awal kami melakukan survei dua kali, yaitu di bulan Mei dan Juli. Survei ini untuk memastikan langkah kerja kami selanjutnya. Pada survei di bulan Mei, kami melakukan pendampingan penanaman sereh merah dengan petani.tanah untuk penanaman sereh merah termasuk tanah pedosol yang miskin unsur hara, padahal untuk tanaman sereh harus banyak unsur hara terutama phospat. Untuk itulah melalui kegiatan Abdimas Kemenristek DIKTI inilah dilakukan pembenahan tanah dengan memberikan pupuk dasar berupa kasgot dan bokasi. Pemberian pupuk dasar inilah yang merupkan desiminasi penelitian yang sudah dilakukan. Kasgot merupakan pupuk hasil peruraian sampah oleh larva BSF. Sedangkan dipilihnya bokasi karena di daerah tersebut banyak terdapat ternak kambing, sehingga warga diajarkan memanfaatkan kotoran kambing sebagai pupuk yang terfermentasi. Untuk pupuk tambahan digunakan POC (Pupuk Organik Cair) yang merupakan pembusukan dari sisa buah yang terfermentasi dengan mengguanakan EM4 atau bakteri pembusuk dan mikoriza sebagai bahan pembenah tanah yang diperoleh dari fermentasi akar bambu yang banyak terdapat di daerah tersebut. Penggunaan kedua bahan ini sebagai bagian dari pemanfaatan kearifan local yang ada di daerah tersebut. Hasilnya terdapat peningkatan randemen dari 1 lt per 3 kw sereh menjadi 1.5 lt per 3 kw sereh, dengan kandungan citronella 47.8% dari 26%
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.