by INBIO
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini akses informasi semakin cepat dan mudah. Akibatnya, data dalam jaringan juga menjadi rentan terhadap serangan.
Penyusupan jaringan informasi rentan terjadi ketika security officer tidak mampu melihat dengan jelas terhadap apa yang terjadi dengan jaringannya. KAMI (keamanan informasi) merupakan indeks yang digunakan sebagai parameter keamanan suatu jaringan informasi. Indeks KAMI diperkenalkan oleh MENKOMINFO sebagai alat untuk menilai tingkat kematangan institusi untuk memenuhi informasi nasional standar manajemen keamanan.
Untuk melakukan evaluasi manajemen keamanan informasi, terdapat suatu konsep yang dinamakan dengan OSSIM yang diaplikasikan dengan menciptakan sistem pendeteksi/sensor terhadap area jaringan menggunakan aplikasi berbasis open source yaitu alientvault OSSIM sehingga memberikan laporan kepada administrator sistem mengenai upaya penyerangan terhadap sistem, melalui catatan atau log yang dihasilkan oleh aplikasi sebagai bukti digital yang mencatat segala upaya penyerangan atau penetrasi ke dalam suatu area server. Open source OSSIM ini nantinya diimplementasikan ke dalam indeks KAMI.
Konsep tersebut telah diaplikasikan oleh Rizki Dewantara untuk mengevaluasi jaringan yang terdapat di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Untuk lebih detailnya, mari simak penjelasan tahapan dalam melakukan manajemen keamanan jaringan informasi berikut:
Dari tahapan tersebut, Rizki Dewantara mendapatkan hasil bahwa tingkat kelengkapan dan kelayakan nilai indeks KAMI yang diujikan pada jaringan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta masih rendah. Penyebab rendahnya tingkat kelengkapan dan kelayakan keamanan informasi ini adalah jaringan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta belum menerapkan semua syarat keamanan informasi atau masih dalam perencanaan. Dalam hubungannya dengan indeks KAMI pengunaan teknologi Open Source SIEM (OSSIM) terbukti dapat menaikan nilai indeks KAMI Jaringan pada berbagai aspek, adapun kenaikan ini karena kemampuan OSSIM dalam menganalisa kelemahan dan perubahan konfigurasi asset informasi di jaringan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus memonitor dan melakukan proses analisa dan audit terhadap asset yang dimiliki Jaringan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta secara rutin dan sistematis. Namun, tingkat kelayakan keamanan informasi masih di level I+ sampai dengan II+ Sehingga keamanan informasi pada jaringan tidak layak dan butuh perbaikan.
Sumber artikel:
http://dx.doi.org/10.25126/jtiik.2021863123
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.