by INBIO
Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran. Bahwa guru adalah sebagai sumber informasi yang akan dimanfaatkan oleh anak dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang penting bagi anak dalam hal belajar. Karena orang tua adalah sebagai pengasuh sejak anak masih kecil. Maka dari itu setiap apa yang dilakukan orang tua terhadap anak akan berdampak pada perkembangan anak itu sendiri.
Pengetahuan mengenai pola asuh sangat penting bagi orang tua yang ingin mengoptimalkan perkembangan anaknya. Tentang apa yang dimaksud dengan pola asuh atau yang biasa disebut dengan parenting, tentang macam-macam pola asuh, tolok ukur pola asuh yang baik, dan pentingnya pola asuh bagi anak adalah hal-hal yang wajib diketahui oleh orang tua sebagai seorang pengasuh.
Parenting diambil dari kata dasar berbahasa Inggris parent yang berarti orang tua. Maka parenting secara bahasa dapat diartikan sebagai pengasuhan atau pola asuh. Sedangkan pengasuhan diambil dari kata dasar “asuh” yang menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai menjaga (merawat, mendidik) anak. Sedangkan pengasuhan diartikan sebagai proses atau cara dalam mengasuh.
Proses interaksi antara orang tua atau pengasuh dengan anak dalam rangka mendukung perkembangan dan memfasilitasi agar anak mampu bertanggung jawab dan dapat berkontribusi sebagai bagian dari masyarakat, yang dalam prakteknya menekankan pada kehangatan emosional.
Jenis Parenting
Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah tipe pola asuh yang cenderung membebaskan anak. Pola asuh ini memberikan kebebasan penuh pada anak tanpa memberikan batasan apapun, sehingga anak bebas melakukan kehendaknya. Pola asuh ini juga memiliki kecenderungan untuk memanjakan anak karena orang tua tidak memberikan batasan yang menuruti apapun kemauan anaknya.
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah tipe pola asuh di mana orang tua memberikan batasan mutlak pada anak. Orang tua memiliki standar perilaku yang harus diterapkan oleh anak. Selain itu dalam pola asuh otoriter, orang tua memiliki aturan-aturan yang harus diikuti yang memberikan sanksi atas pelanggaran aturan yang dilakukan oleh anak.
Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh tipe ini merupakan pola asuh yang ideal, pola asuh yang mengambil hal-hal positif dari pola asuh otoriter dan permisif. Dalam pola asuh otoritatif, orang tua memberikan kebebasan kepada anak dengan memberikan nilai-nilai tanggung jawab. Selain itu orang tua juga memberikan aturan dengan tetap menggunakan gaya komunikasi yang membangun. Pola asuh ini dinilai tepat dan lebih rasional.
Pentingnya Parenting dalam Belajar
Parenting merupakan hal yang penting bagi perkembangan anak. Seperti yang telah dijelaskan pada poin di atas bahwa parenting adalah cara mengasuh yang di dalamnya ada sebuah pendidikan yang berperan dalam mendukung perkembangan anak.
Parenting juga penting bagi anak dalam hal belajar. Dan lebih jauh dapat berpengaruh pada prestasi anak dalam hal belajar. Pada poin ini akan diuraikan bagaimana parenting dapat mempengaruhi anak dalam belajarnya.
Parenting Dapat Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak
Otak adalah organ penting bagi manusia. Otak mempunyai peran salah satunya dalam hal mengolah informasi, yang berhubungan dengan belajar, di mana dalam belajar seorang anak akan menerima dan mengolah informasi hingga mempengaruhi perilakunya.
Perkembangan otak terjadi dengan sangat pesat pada usia 0-6 tahun bahkan dimulai sebelum kelahiran. Maka intervensi dini sangat diperlukan, bahkan mulai dari masa kehamilan (prenatal) sampai usia 6 bulan.
Pentingnya intervensi dini berkaitan dengan perkembangan lobus frontal yaitu salah satu bagian dari otak yang berkaitan dengan keterampilan emosional. Bagian tersebut akan berkembang dengan baik apabila orang tua memberikan peranannya. Namun tidak dapat berkembang dengan baik apabila orang tua memberikan pola asuh yang negatif. Jika intervensi dini dilakukan dengan baik ketika anak berada di usia 0-6 tahun maka otak anak akan berkembang dan memiliki kecerdasan emosional yang baik.
Parenting dalam Lingkungan Keluarga Dapat Memberikan Motivasi Terhadap Belajar Anak
Motivasi diperlukan dalam berbagai hal, salah satunya dalam hal belajar. Tidak hanya sekolah, orang tua dalam lingkungan keluarga mempunyai peran yang peting terhadap perkembangan belajar anak. Mengingat keluarga adalah lingkungan terdekat bagi seorang anak. Orang tua dapat berperan dalam memotivasi anak dalam belajar.
Orang tua dapat memotivasi anaknya dalam belajar dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan cara memberikan hadiah kepada anak apabila anak mendapat prestasi yang bagus sebagai hasil daripada proses belajarnya.
Bisa juga dengan cara memberikan motivasi secara langsung dan dengan menggunakan kontrol orang tua terhadap sikap belajar anak ketika di rumah. Atau bahkan orang tua dapat memberikan sanksi kepada anak apabila prestasinya menurun. Meskipun sanksi atau hukuman dapat mendorong perilaku anak, akan tetapi hal ini kurang baik, karena akan berdampak buruk pada aspek lain, seperti menimbulkan kecemasan.
Orang Tua Sebagai Pengasuh Dapat Membantu Sekolah dalam Hal Mendukung Proses Belajar
Sekolah adalah tempat bagi anak dalam belajar, karena sekolah lebih memfasilitasi anak dalam hal belajar. Itu lah mengapa fungsi sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan. Namun orang tua pun ikut berperan karena keduanya saling berkaitan. Selain mendukung dan mendorong prestasi, salah satu peran orang tua adalah memilihkan sekolah yang terbaik bagi anak. Atau bahkan memasukan anak ke dalam kegiatan yang mendukung potensinya. Misalnya kegiatan olahraga, musik, atau kegiatan kesenian sesuai dengan bakat dan minat anak.
Akan tetapi orang tua juga perlu membimbing anak dalam belajar. Di sekolah, terkadang anak juga diberikan pekerjaan rumah, hal tersebut menjadi tanggung jawab orang tua dalam memberikan pembelajaran bagi anak, sehingga orang tua tidak sepenuhnya menyerahkan anak dalam kegiatan belajar kepada sekolah. Karena orang tua merupakan orang terdekat bagi anak, maka orang tua juga layaknya guru yang terus membimbing anak dalam belajar misalnya belajar bahasa Inggris dari nol.
Selain itu membangun kemitraan antara pihak sekolah atau guru dengan orang tua. Keduanya dapat saling memberikan dorongan dan mengontrol anak dalam belajar. Misalnya ketika anak sedang belajar orang tua dapat menanyakan tentang hal apa yang sudah anak pelajari hari ini di sekolah. Perilaku tersebut dapat dijadikan patokan oleh orang tua dalam mengontrol perkembangan belajar anak.
Hal tersebut juga menjelaskan bahwa membangun komunikasi antara orang tua, anak, dan guru merupakan hal yang penting. Dengan komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak atau guru dengan anak, dapat mendorong prestasi belajar anak dari sikap belajarnya. Dan komunikasi antara guru dengan orang tua dapat saling memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengontrol perkembangan belajar anak.
Parenting untuk Membangun Karakter Anak
Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi nilai manusia berdasarkan norma. Sedangkan menurut Kemendiknas karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil Internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Manusia dikatakan berkarakter apabila manusia membiasakan diri berbuat kebaikan dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai moral yang berlaku. Apabila hal tersebut telah dilakukan maka manusia tersebut akan lebih diterima dalam lingkungan masyarakat.
Karakter manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan karena setiap saat seseorang akan berinteraksi dan belajar dari lingkungannya. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi seseorang. Maka dari itu keluarga berperan besar dalam pembentukan karakter. Karakter seorang anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, dalam hal ini lingkungan keluarga tersebut berkaitan erat dengan pola asuh orang tua.
Di atas sudah dijelaskan bahwa terdapat tiga jenis pola asuh yaitu pola asuh permisif, pola asuh otoriter, dan pola asuh ototritatif. Setiap jenisnya mempunyai ciri masing-masing dan tentunya akan memiliki dampak yang berbeda terhadap karakter anak antara pola asuh yang satu dengan pola asuh yang lain. Berikut ini akan diuraikan tentang masing-masing pengaruh jenis pola asuh terhadap karakter anak.
Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif akan memberikan dampak sebagai berikut:
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ini akan berdampak sebagai berikut:
Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh ini memberikan dampak sebagai berikut :
Maka dari penjabaran berikut dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoritatif memberikan dampak positif yang lebih besar daripada pola asuh yang lain. Hal ini karena dengan kebebasan yang disertai dengan kontrol, maka anak akan melakukan apa saja yang sesuai dengan minatnya tanpa merasa takut mendapat larangan dari orang tua, dan anak tidak perlu takut terjerumus hal yang negatif karena orang tua akan tetap mengontrol anaknya. Maka sangatlah normal apabila Baumrind sangat mendukung pola asuh yang seperti ini.
Itulah tentang bagaimana parenting dapat membawa pengaruh bagi perkembangan anak. Pentingnya memilih dan menerapkan strategi parenting yang tepat dapat membawa anak menjadi lebih memiliki kualitas. Parenting memang bukan hal yang mudah, tapi tidak hanya anak, orang tua juga tetap harus belajar.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.