by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Farida Dewi Nur`aini                 
847 0 1
Sains dan Teknologi March 12 3 Min Read

Pro Kontra Istilah “Stroke Telinga”, Bagaimana Faktanya?




Baru-baru ini salah satu selebriti menjadi bahan perbincangan di dunia maya setelah cuitannya tentang “stroke telinga” di media sosial menyebar. Pasalnya dia bercerita bahwa salah satu keluarganya didiagnosa stroke telinga karena pendengarannya terganggu saat berobat, kemudian oleh dokter diberi suntikan namun pendengarannya justru semakin buruk. Akhirnya dia mengantar keluarganya berobat ke Singapura, namun dokter di Singapura menyebut bahwa tidak ada penyakit “stroke telinga” dan menjelaskan bahwa pasiennya tersebut hanya mengalami telinga bindeng akibat flu.

Di negara kita sendiri ternyata tidak sedikit dokter yang pro dan kontra tentang istilah “stroke telinga” ini. Ada dokter yang berpendapat bahwa stroke telinga itu memang ada, dan ada pula yang berpendapat sama dengan pendapat dokter di Singapura bahwa stroke telinga itu tidak ada. Nah jadi kalian tim yang mana nih guys?

Mengutip The Journal of The American Board of Family Medicine, gangguan pendengaran mendadak yang terjadi dalam kurun waktu 72 jam yang bukan disebabkan oleh penyumbatan mekanik seperti cairan maupun lilin disebut dengan Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL) atau umumnya kondisi ini disebut dengan tuli mendadak, sehingga beberapa dokter menyebutnya dengan istilah stroke telinga.

Dilansir dari Detik, dr Dewi Yulianti, SpTHT-KL yang merupakan dokter spesialis THT dari Primaya Hospital Makassar menjelaskan pengertian stroke yang lebih luas terkait stroke kuping.

"Stroke tidak hanya terjadi pada peredaran darah menuju otak. Kondisi serupa bisa terjadi di telinga dengan serangan dan manifestasi secara tiba-tiba yaitu kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya di satu telinga," jelas dr Dewi.

Pasien yang mengalami tuli mendadak akan merasakan gejala seperti kehilangan pendengaran setelah bangun pagi. Kehilangan pendengaran akan dialami baik pada frekuensi rendah atau tinggi, distorsi persepsi suara, pusing, tinnitus sampai dengan mengalami masalah keseimbangan.

"Tuli mendadak merupakan kedaruratan sehingga evaluasi pasien harus dilakukan segera dan cepat. Datang lebih dini ke dokter meningkatkan prognosis untuk pemulihan pendengaran yaitu anamnesis yang mendalam, pemeriksaan fisik kepala leher, dengan perhatian khusus ke pemeriksaan telinga dan saraf," pungkas dr Dewi.

Sudah jelas ya guys, ternyata pro dan kontra tentang stroke telinga hanyalah masalah perbedaan penyebutan istilah saja, jadi tidak perlu kita berbingung-bingung ria lagi.

 

Sumber gambar : Google Image


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.