by INBIO
Samuel D. Nomo1,2, Aeden Shlebe1, Shimon Rachmilevitch3, Akiva Shalit-Kaneh1
Penelitian mengenai aplikasi Paclobutrazol pada ladang umbi kentang yang telah diperlakukan dengan GA3 adalah topik yang menarik untuk dikaji. Dalam studi tersebut, Samuel D. Nomo, Aeden Shlebe, Shimon Rachmilevitch dan Akiva Shalit-Kaneh mengeksplorasi dampak dari penggunaan Paclobutrazol pada umbi kentang yang telah menerima perlakuan GA3 terhadap siklus pertumbuhan dan elongasi umbi. Penelitian tersebut penting untuk memahami bagaimana dua hormon tanaman yaitu GA3 (gibberellin) dan Paclobutrazol dapat mempengaruhi pertumbuhan kentang, khususnya dalam konteks pengelolaan pertumbuhan umbi yang optimal.
Gibberellin (GA3) merupakan hormon tanaman yang dikenal dapat merangsang pertumbuhan dan mempercepat perkembangan tanaman. Pada kentang, perlakuan GA3 sering digunakan untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan ukuran umbi. Namun, salah satu tantangan dalam budidaya kentang adalah pengendalian elongasi umbi, yang dapat mempengaruhi hasil dan kualitas produk akhir. Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia yang dapat mengatur pertumbuhan tanaman seperti Paclobutrazol menjadi perhatian utama dalam penelitian tersebut.
Gambar 1. Mekanisem Gibberellin pada Tanaman
Paclobutrazol adalah inhibitor biosintesis gibberellin yang bekerja dengan cara menghambat enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis GA, sehingga mengurangi efek merangsang pertumbuhan dari hormon tersebut. Penggunaan Paclobutrazol diharapkan dapat menyeimbangkan efek GA3 pada pertumbuhan tanaman, khususnya dalam hal elongasi umbi kentang yang sering kali tidak diinginkan dalam produksi pertanian.
Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mengoptimalkan manajemen pertumbuhan kentang agar mendapatkan hasil yang optimal. Dengan menggunakan kombinasi Paclobutrazol dan GA3, peneliti berupaya untuk memahami apakah aplikasi Paclobutrazol dapat memitigasi elongasi umbi yang dipicu oleh GA3 dan memperpendek siklus pertumbuhan kentang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas umbi kentang.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan ladang kentang yang telah diperlakukan dengan GA3 sebagai kontrol, kemudian aplikasi Paclobutrazol diterapkan pada beberapa bagian ladang untuk mengevaluasi efeknya terhadap siklus pertumbuhan dan elongasi umbi. Parameter utama yang dinilai dalam penelitian tersebut meliputi durasi siklus pertumbuhan, ukuran dan berat umbi, serta panjang elongasi umbi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Paclobutrazol tidak secara signifikan memperpendek siklus pertumbuhan kentang yang telah diperlakukan dengan GA3. Data yang diperoleh dari percobaan menunjukkan bahwa durasi total siklus pertumbuhan, yang diukur dari penanaman hingga panen, tidak mengalami perubahan yang signifikan antara perlakuan Paclobutrazol dan kontrol GA3 saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa Paclobutrazol tidak mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mencapai fase panen, meskipun terdapat perbedaan dalam aspek lain dari pertumbuhan tanaman.
Dalam hal elongasi umbi, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Paclobutrazol tidak efektif dalam mengurangi panjang umbi yang dipicu oleh GA3. Data menunjukkan bahwa umbi dari ladang yang diperlakukan dengan GA3 dan Paclobutrazol memiliki panjang yang serupa dengan umbi dari ladang yang hanya diperlakukan dengan GA3. Tidak ada indikasi bahwa Paclobutrazol dapat menghambat elongasi umbi yang disebabkan oleh perlakuan GA3, sehingga efektivitasnya dalam mengontrol panjang umbi dalam konteks tersebut terbukti terbatas.
Penelitian tersebut memberikan wawasan yang berharga mengenai interaksi antara GA3 dan Paclobutrazol dalam konteks pertumbuhan kentang. Meskipun Paclobutrazol merupakan inhibitor gibberellin yang dikenal efektif dalam mengendalikan pertumbuhan tanaman, kombinasi dengan GA3 tidak menghasilkan hasil yang diharapkan dalam hal memperpendek siklus pertumbuhan atau mengurangi elongasi umbi. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pengaturan hormon tanaman dalam budidaya kentang membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dan mungkin melibatkan faktor-faktor lain selain dari pengendalian elongasi umbi.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.