by INBIO
Salahkah jika kita menjalin hubungan baik dengan orang lain? Yang kemudian di hari-hari berikutnya ketika kebersamaan itu tidak lagi tercipta, seolah bayangnya masih mengikuti. Gema suaranya masih jelas terdengar dalam gendang telinga. Bahkan sudut tempat yang biasa kita kunjungi seolah mengingatkan lagi akan kenangan kala itu. Bagaima caranya agar aku bisa bangkit dan melanjutkan hidup tanpanya? Apakah move on seberat ini?
Hingga saat ini, banyak yang bilang “waktu akan menyembuhkan segalanya” pasca hubungan sosial berakhir. Namun seberapa lama? Adakaha takaran waktu yang dapat memperbaiki semua ini? Jajak pendapat di OnePoll tahun 2021 dari ribuan pastisipan, waktu yang dibutuhkan untuk “move on” adalah rerata ¼ minggu sejak hubungan berakhir.
The Journal of Positive Psychology 2007 mempelajari waktu yang diperlukn seseorang untuk melupakan kisah cinta pahitnya. Sebanyak 155 partisipan menunjukkan perubahan positif (semangat kembali, sikap positif) rerata 11 minggu pasca putus cinta.
Journal of Expermental Social Psychology 2008 mempelajari kapan mahasiswa merasa lebih baik pasca patah hati. Sebanyak 26 dari 69 partisipan memperlihatkan penurunan cemas dan stress setelah setidaknya 10 minggu.
Journal of College Student Psychotherapy 2011 mempelajari efek dukungan moral kepada mereka yang mengalami patah hati. Sebanyak 1.404 partisipan dimana 71% nya bisa “move on” setelah 11 minggu memperlihatkan hubungan dukungan moral dari orang-orang terdekatnya.
Ilmuwan berpendapat bahwa studi bisa kompleks dikarenakan “move on” bukanlah hal yang mudah diukur. Hasil riset diterjemahkan hati-hati. Artinya? Lama waktu seseorang sembuh dari patah hati bergantung pada banyak faktor. Bahkan ada yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk “move on”. Namun setidaknya kamu tahu bahwa luka bisa sembuh meski bekasnya tetap ada. Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif mungkin dapat mengalihkan pikiranmu, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi perasaannya, mari termukan hal itu pada dirimu. Karena kamu istimewa dengan apa adanya dirimu.
Referensi:
Gilbert, S.P. and S.K. Sifers, Bouncing Back from a Breakup: Attachment, Time Perpective, Mental Health, and Romantic Loss. Journal of College Student Psychotherapy, 2011. 25(4): p. 295-310
Eastwick, P.W., et al., Mispredicting distress following romantic breakup: Revealing the time course of the affective forecasting error. Journal of Experimetal Social Psychology, 2008. 44: -. 800-807.
Lewndowski Jr, G. W. and N.M. Bizzoco , Addition through subtraction: Growth following the dissolution of a low quality elationship. The Journal of Positive Psychology, 2007.2: p. 40-54.
OnePoll, 2021: http://www.onepoll.com/in-the-media/.
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.