by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Shipa Rifelina                 
484 0 2
Opini Akademisi May 16 3 Min Read

Berapa Lama Waktu untuk "Move On"?




Salahkah jika kita menjalin hubungan baik dengan orang lain? Yang kemudian di hari-hari berikutnya ketika kebersamaan itu tidak lagi tercipta, seolah bayangnya masih mengikuti. Gema suaranya masih jelas terdengar dalam gendang telinga. Bahkan sudut tempat yang biasa kita kunjungi seolah mengingatkan lagi akan kenangan kala itu. Bagaima caranya agar aku bisa bangkit dan melanjutkan hidup tanpanya? Apakah move on seberat ini?

Hingga saat ini, banyak yang bilang “waktu akan menyembuhkan segalanya” pasca hubungan sosial berakhir. Namun seberapa lama? Adakaha takaran waktu yang dapat memperbaiki semua ini? Jajak pendapat di OnePoll tahun 2021 dari ribuan pastisipan, waktu yang dibutuhkan untuk “move on” adalah rerata ¼ minggu sejak hubungan berakhir.

The Journal of Positive Psychology 2007 mempelajari waktu yang diperlukn seseorang untuk melupakan kisah cinta pahitnya. Sebanyak 155 partisipan menunjukkan perubahan positif (semangat kembali, sikap positif) rerata 11 minggu pasca putus cinta.

Journal of Expermental Social Psychology 2008 mempelajari kapan mahasiswa merasa lebih baik pasca patah hati. Sebanyak 26 dari 69 partisipan memperlihatkan penurunan cemas dan stress setelah setidaknya 10 minggu.

Journal of College Student Psychotherapy 2011 mempelajari efek dukungan moral kepada mereka yang mengalami patah hati. Sebanyak 1.404 partisipan dimana 71% nya bisa “move on” setelah 11 minggu memperlihatkan hubungan dukungan moral dari orang-orang terdekatnya.

Ilmuwan berpendapat bahwa studi bisa kompleks dikarenakan “move on” bukanlah hal yang mudah diukur. Hasil riset diterjemahkan hati-hati. Artinya? Lama waktu seseorang sembuh dari patah hati bergantung pada banyak faktor. Bahkan ada yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk “move on”. Namun setidaknya kamu tahu bahwa luka bisa sembuh meski bekasnya tetap ada. Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif mungkin dapat mengalihkan pikiranmu, setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengatasi perasaannya, mari termukan hal itu pada dirimu. Karena kamu istimewa dengan apa adanya dirimu.

 

Referensi:

Gilbert, S.P. and S.K. Sifers, Bouncing Back from a Breakup: Attachment, Time Perpective, Mental Health, and Romantic Loss. Journal of College Student Psychotherapy, 2011. 25(4): p. 295-310

Eastwick, P.W., et al., Mispredicting distress following romantic breakup: Revealing the time course of the affective forecasting error. Journal of Experimetal Social Psychology, 2008. 44: -. 800-807.

Lewndowski Jr, G. W. and N.M. Bizzoco , Addition through subtraction: Growth following the dissolution of a low quality elationship. The Journal of Positive Psychology, 2007.2: p. 40-54.

OnePoll, 2021: http://www.onepoll.com/in-the-media/.


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.