by INBIO
Penelitian yang dilakukan oleh N. Kusumawati, S. H. Sumarlan, E. Zubaidah dan A. K. Wardani mengenai isolasi ragi pengonsumsi xilosa dari limbah kelapa sawit untuk produksi xylitol dan etanol memberikan kontribusi penting dalam pengembangan teknologi biokonversi yang ramah lingkungan. Latar belakang penelitian ini sangat erat kaitannya dengan meningkatnya produksi kelapa sawit di Indonesia yang menghasilkan jumlah limbah lignoselulosa yang signifikan, seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah ini memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tambah, salah satunya adalah xylitol dan etanol, yang dapat diperoleh dari fermentasi xilosa, gula yang terdapat dalam hemiselulosa.
Limbah lignoselulosa terdiri dari tiga komponen utama: selulosa, hemiselulosa dan lignin. Hemiselulosa sebagai salah satu komponen terbesar mengandung xilosa, gula pentosa yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam proses konversi industri. Namun, pemanfaatan xilosa ini terbatas karena sebagian besar mikroorganisme fermentatif tidak mampu mengonsumsi xilosa secara efisien. Oleh karena itu, isolasi ragi yang mampu memanfaatkan xilosa merupakan langkah penting untuk meningkatkan produksi xylitol dan etanol. Xylitol adalah pemanis rendah kalori yang banyak digunakan dalam industri makanan dan farmasi, sementara etanol adalah biofuel yang dapat menggantikan bahan bakar fosil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi ragi yang mampu mengonsumsi xilosa dari limbah kelapa sawit dan menguji kemampuannya dalam menghasilkan xylitol dan etanol. Penggunaan limbah kelapa sawit sebagai bahan baku fermentasi menawarkan keuntungan ganda, yakni mengurangi dampak lingkungan dari limbah yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit serta memberikan nilai tambah ekonomi melalui produksi senyawa bernilai tinggi.
Dalam proses isolasi, para peneliti mengambil sampel limbah kelapa sawit yang kaya akan hemiselulosa dan mengidentifikasi ragi yang memiliki kemampuan fermentasi xilosa. Ragi yang terisolasi kemudian diuji kemampuannya dalam memproduksi xylitol dan etanol melalui fermentasi anaerobik. Tahapan penelitian meliputi pemisahan hemiselulosa dari lignoselulosa, hidrolisis hemiselulosa untuk mendapatkan xilosa, serta fermentasi xilosa menggunakan ragi yang terisolasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari beberapa isolat ragi yang diperoleh, dua isolat utama menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam mengonsumsi xilosa dan memproduksi xylitol serta etanol. Salah satu isolat yang diidentifikasi sebagai Candida tropicalis menghasilkan xylitol dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ragi lainnya. Sementara itu, isolat lainnya, yang teridentifikasi sebagai Pichia stipitis, menunjukkan kemampuan yang baik dalam menghasilkan etanol dari xilosa.
Data yang diperoleh dari fermentasi menunjukkan bahwa C. tropicalis mampu menghasilkan xylitol dengan rendemen sebesar 0,63 g/g xilosa yang dikonsumsi, sementara P. stipitis menghasilkan etanol dengan rendemen 0,42 g/g xilosa. Kedua mikroorganisme ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut dalam skala industri untuk produksi xylitol dan etanol yang lebih efisien. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa suhu dan pH lingkungan fermentasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kedua isolat ragi tersebut.
Diskusi lebih lanjut dalam penelitian ini menyoroti pentingnya optimasi kondisi fermentasi untuk meningkatkan hasil produksi xylitol dan etanol. Suhu optimal untuk fermentasi C. tropicalis ditemukan pada 30°C dengan pH sekitar 5,0, yang memungkinkan ragi ini mengonsumsi xilosa secara maksimal dan menghasilkan xylitol dalam jumlah yang signifikan. Di sisi lain, P. stipitis lebih efisien dalam kondisi pH yang sedikit lebih asam, yakni sekitar 4,5, dengan suhu fermentasi yang sama. Perbedaan karakteristik fermentasi ini menunjukkan bahwa masing-masing spesies ragi memiliki kondisi optimal yang berbeda untuk memaksimalkan produksinya.
Selain itu, salah satu tantangan utama dalam biokonversi xilosa menjadi xylitol dan etanol adalah adanya produk sampingan yang dapat menghambat fermentasi, seperti asam asetat dan furfural, yang dihasilkan selama proses hidrolisis hemiselulosa. Para peneliti mencatat bahwa kandungan asam asetat dalam medium fermentasi dapat mengurangi efisiensi produksi xylitol, karena asam ini bersifat toksik terhadap ragi. Oleh karena itu, langkah-langkah pemurnian hidrolisat hemiselulosa sebelum fermentasi dianggap penting untuk meningkatkan efisiensi proses biokonversi.
Dalam pembahasan lebih lanjut, penelitian ini juga menekankan pentingnya penggunaan bioteknologi dalam pengolahan limbah pertanian. Isolasi mikroorganisme yang mampu memanfaatkan substrat lignoselulosa seperti xilosa dari limbah kelapa sawit dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah limbah industri kelapa sawit yang sering kali menimbulkan masalah lingkungan. Dengan pendekatan bioteknologi ini, limbah yang awalnya dianggap tidak bernilai dapat diubah menjadi produk komersial yang bermanfaat.
Para peneliti juga mencatat bahwa meskipun hasil penelitian ini menunjukkan potensi besar dalam produksi xylitol dan etanol dari limbah kelapa sawit, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengoptimalkan proses fermentasi. Salah satu langkah yang diusulkan adalah melakukan rekayasa genetik pada ragi yang terisolasi agar lebih efisien dalam mengonsumsi xilosa dan menghasilkan produk akhir dengan rendemen yang lebih tinggi. Selain itu, penelitian juga merekomendasikan pengujian lebih lanjut dalam skala pilot plant untuk memastikan bahwa proses yang telah dioptimalkan di laboratorium dapat diterapkan secara efektif di industri.
Penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan teknologi hijau yang berbasis pada limbah pertanian. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah seperti limbah kelapa sawit, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri bioenergi dan bioproduk yang ramah lingkungan. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, produksi xylitol dan etanol dari limbah kelapa sawit juga memberikan solusi atas masalah limbah industri yang selama ini menjadi salah satu isu lingkungan yang serius di negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini.
Sumber: Isolation of xylose-utilizing yeasts from oil palm waste for xylitol and ethanol production
AUTHOR
© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.