by INBIO

"Connecting The Dots of Sciences"

Trending

Sri Endng Purnami                 
537 0 3
Sosial dan Bisnis February 26 9 Min Read

VAPE LEBIH AMAN DIBANDING ROKOK KONVENSIONAL, BENARKAH?




Vape atau rokok elektrik merupakan sediaan rokok yang mengubah nikotin menjadi uap melaui proses pemanasan,  bukan membakar sebagaimana yang dilakukan oleh rokok konvensional. Karena menghasilkan nikotin dalam bentuk uap itulah maka WHO (World Helath Organization) menyebut vape sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS).

Sejak dikembangkan dipenghujung tahun 2000 , vape dianggap sebagai pilihan  yang lebih baik bagi perokok. Banyak pihak meyakini jika vape atau rokok elektronik lebih aman sehingga beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi perokok elektronik terus mengalami peningkatan. Hal tersebut  mendorong FDA di Amerika Serikat melakukan penelitian tentang rokok elektronik pada tahun 2009. Dan hasilnya sangat bertolak belakang dengan anggapan masyarakat pada umumnya,  vape ternyata  mengandung senyawa Tobacco Spesific Nitrosamin (TSNA) dan Diethylene Glycol (DEG) yang bersifat toksik serta karsinogenik.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga merilis beberapa dampak penggunaan rokok elektronik bagi kesehatan, tiga diantaranya  adalah sebagai berikut:

  1. Cairan (liquid) yang digunakan mengandung jenis senyawa tertentu yang bersifat toksik antara lain propilen glikol, gliserin, nikotin dan perisa (flavoring).  Sedangkan uap yang dihasilkan mengandung  logam, TSNA,  asetaldehida, akrolein dan formaldehida,  yang berpotensi merusak paru-paru serta karsinogenik.
  2. Beberapa produsen liquid vape tidak menyebutkan komposisi secara akurat, dan seringkali kadar nikotin yang dicantumkan dalam label lebih rendah dibanding kandungan yang sesungguhnya, tentunya akan memberikan efek konsumsi berlebihan pada penggunanya.
  3. Karena berbahan dasar nikotin maka penggunaan vape juga akan menyebabkan adiksi atau kecanduan sehingga mendorong penggunaan dalam jangka panjang,  yang berakibat peningkatkan konsentrasi nikotin dalam tubuh,  dan tentu saja akan  berdampak  buruk bagi kesehatan.

Selain itu klaim aman yang melekat pada vape dapat meningkatkan jumlah perokok pemula di kalangan remaja,  dan mempengaruhi orang-orang yang berusaha berhenti merokok konvensional untuk melakukan aktifitas merokok lagi.  Meskipun dampak buruk merokok tidak datang seketika, tetapi dapat dipastikan bahwa masalah kesehatan yang ditimbulkannya akan menghampiri para penggunanya, cepat atau lambat hanyalah masalah waktu. 

 

Dilansir dari berbagi sumber.

Sumber gambar: kompas.com


AUTHOR

Bagikan ini ke sosial media anda

(0) Komentar

Berikan Komentarmu

Tentang Generasi Peneliti

GenerasiPeneliti.id merupakan media online yang betujuan menyebarkan berita baik seputar akademik, acara akademik, informasi sains terkini, dan opini para akademisi. Platform media online dikelola secara sukarela (volunteers) oleh para dewan editor dan kontributor (penulis) dari berbagai kalangan akademisi junior hingga senior. Generasipeneliti.id dinaungi oleh Lembaga non-profit Bioinformatics Research Center (BRC-INBIO) http://brc.inbio-indonesia.org dan berkomitmen untuk menjadikan platform media online untuk semua peneliti di Indonesia.


Our Social Media

Hubungi Kami


WhatsApp: +62 895-3874-55100
Email: layanan.generasipeneliti@gmail.com

Kami menerima Kerjasama dengan semua pihak yang terkait dunia akademik atau perguruan tinggi.











Flag Counter

© Generasi Peneliti. All Rights Reserved.